Apa dan bagaimana perjanjian aqabah di sepakati
Pada musim ziarah tahun berikutnya, datanglah 12 orang penduduk Yasrib menemui Nabi Muhammad saw. di Aqabah. Di tempat ini mereka berikrar kepada Nabi yang kemudian dikenal dengan Perjanjian Aqabah I. Pada Perjanjian Aqabah I ini, orang-orang Ya¡rib berjanji kepada Nabi untuk tidak menyekutukan Tuhan, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak mengumpat dan memfitnah, baik di depan atau di belakang, jangan menolak berbuat kebaikan. Siapa mematuhi semua itu akan mendapat pahala surga dan kalau ada yang melanggar, persoalannya kembali kepada Allah Swt. Selanjutnya, Nabi menugaskan Mus’ab bin Umair untuk membacakan alQurān, mengajarkan Islam serta seluk-beluk agama Islam kepada penduduk Yasrib. Sejak itu, Mus’ab tinggal di Ya¡rib. Jika musim ziarah tiba, ia berangkat ke Mekah dan menemui Nabi Muhammad saw. Dalam pertemuan itu, Mus’ab menceritakan perkembangan masyarakat muslim Yasrib yang tangguh dan kuat. Berita ini sungguh menggembirakan Nabi dan menimbulkan keinginan dalam hati Nabi untuk hijrah ke sana.
Pada tahun 622
M, peziarah Ya¡rib yang datang ke Mekah berjumlah 75 orang, dua orang di
antaranya perempuan. Kesempatan ini digunakan Nabi melakukan pertemuan rahasia
dengan para pemimpin mereka. Pertemuan Nabi dengan parapemimpin Ya¡rib yang
berziarah ke Mekah disepakati di Aqabah pada tengah malam pada hari-hari
Tasyriq (tidak sama dengan hari Tasyriq yang sekarang). Malam itu, Nabi
Muhammad saw. ditemani oleh pamannya, Abbas bin Abdul Mu¯alib (yang masih
memeluk agama nenek moyangnya) menemui orang-orang Ya¡rib. Pertemuan malam itu
kemudian dikenal dalam sejarah sebagai Perjanjian Aqabah II. Pada malam itu,
mereka berikrar kepada Nabi sebagai berikut, “Kami berikrar, bahwa kami sudah
mendengar dan setia di waktu suka dan duka, di waktu bahagia dan sengsara, kami
hanya akan berkata yang benar di mana saja kami berada, dan di jalan Allah Swt.
ini kami tidak gentar terhadap ejekan dan celaan siapapun.”
Setelah
masyarakat Yasrib menyatakan ikrar mereka, Nabi berkata kepada mereka,
“Pilihkan buat saya dua belas orang pemimpin dari kalangan kalian yang menjadi
penanggung jawab masyarakatnya”. Mereka memilih sembilan orang dari Khazraj dan
tiga orang dari Aus. Kepada dua belas orang itu, Nabi mengatakan, “Kalian
adalah penanggung jawab masyarakat kalian seperti pertangungjawaban
pengikut-pengikut Isa bin Maryam. Terhadap masyarakat saya, sayalah yang
bertangung jawab.” Setelah ikrar selesai, tiba-tiba terdengar teriakan yang
ditujukan kepada kaum Quraisy, “Muhammad dan orang-orang murtad itu sudah
berkumpul akan memerangi kamu!”. Semua kaget dan terdiam. Tiba-tiba Abbas bin
Ubadah, salah seorang peserta ikrar, berkata kepada Nabi, “Demi Allah Swt. yang
mengutus Anda berdasarkan kebenaran, jika Nabi mengizinkan, besok penduduk Mina
akan kami ‘habisi’ dengan pedang kami.” Lalu, Nabi Muhammad saw. menjawab,
“Kita tidak diperintahkan untuk itu, kembalilah ke kemah kalian!” Keesokan
harinya, mereka bangun pagi-pagi sekali dan segera bergegas pulang ke Yasrib.
Komentar