Khasit Dau Sereh [ Serai ]
Tanaman Serai (Cymbopogon nardus L Rendle )
Serai
menurut beberapa keterangan berasal dari Asia Tenggara atau Sri Lanka. Tanaman
ini tumbuh alami di Sri Lanka, tetapi dapat ditanam pada berbagai kondisi tanah
di daerah tropis yang lembab, cukup sinar matahari dan memiliki curah hujan
relatif tinggi. Kebanyakan serai ditanam untuk menghasilkan minyak atsirinya
secara komersial dan untuk pasar lokal sebagai perisa atau rempah ratus (Chooi,
2008).
Tanaman
serai banyak ditemukan di daerah jawa yaitu pada dataran rendah yang memiliki
ketinggian 60-140 mdpl (Armando, 2009). Tanaman serai dikenal dengan nama
berbeda di setiap daerah. Daerah Jawa mengenal serai dengan nama sereh atau
sere. Daerah Sumatera dikenal dengan nama serai, sorai atau sanger-sange.
Kalimantan mengenal nama serai dengan nama belangkak, senggalau atau salai.
Nusa Tenggara mengenal serai dengan nama see, nau sina atau bu muke. Sulawesi
mengenal nama serai dengan nama tonti atau sare sedangkan di Maluku dikenal
dengan nama hisa atau isa (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
daun sereh [serai] |
A. Kandungan Tanaman Serai (Cymbopogon nardus L.)
Tanaman serai
mengandung minyak esensial atau minyak atsiri. Minyak atsiri dari daun serai
rata-rata 0,7% (sekitar 0,5% pada musim hujan dan dapat mencapai 1,2% pada
musim kemarau). Minyak sulingan serai wangi berwarna kuning pucat. Bahan aktif
utama yang dihasilkan adalah senyawa aldehid (sitronelol-C10H6O) sebesar
30-45%, senyawa alkohol (sitronelol-C10H20O dan geraniol-C10H18O) sebesar
55-65% dan senyawa-senyawa lain seperti geraniol, sitral, nerol, metal,
heptonon dan dipentena (Khoirotunnisa, 2008). Senyawa penyusun minyak atsiri
serai dapat dilihat pada Tabel II.1 :
Tabel II.1 Senyawa Penyusun
Minyak Atsiri Serai
No |
Senyawa Penyusun
|
Kadar (%) |
1 |
Sitronelal (antioksidan |
32-45 |
2 |
Geraniol (antioksidan) |
12-18 |
3 |
Sitronellol |
12-15 |
4 |
Geraniol asetat |
3-8 |
5 |
Sitronellil asetat |
2-4 |
6 |
L- Limonene |
2-5 |
7 |
Elemol & Seskwiterpene lain |
2-5 |
8 |
Elemene & Cadinene |
2-5 |
Sumber : Guenther (2006)
Pada akar
tanaman serai mengandung kira-kira 0,52% alkaloid dari 300 g bahan tanaman.
Daun dan akar tanaman serai mengandung flavonoid yaitu luteolin, luteolin
7-O-glucoside cynaroside), isoscoparin
dan 2''-O-rhamnosyl isoorientin. Senyawa flavonoid lain yang diisolasi dari
bagian aerial tanaman serai yaitu : quercetin, kaempferol dan apigenin (Opeyemi
Avoseh, 2015).
B. Manfaat Tanaman Serai
(Cymbopogon nardus L.)
1. Daun Serai di percaya Sebagai penangkal terhadap
radikal bebas
Berdasarkan
pada beberapa penelitian mengenai tanaman serai, ekstrak daunnya mengandung
senyawa senyawa alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, fenol dan steroid yang
memiliki aktivitas sebagai antioksidan melalui penghambatannya terhadap radikal
bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) dengan nilai IC50 terbaik pada
ekstrak etanol 70% sebesar 79,444 mg/L (Rahmah, 2014).
2. daun serai sebagai Anti Oksidan
Pada
penelitian yang telah dilakukan oleh Agbafor dan Akubugwo (2008), ekstrak serai
dengan dosis 100 mg/KgBB dan 200 mg/KgBB yang diberikan selama 7 hari memiliki
efek sebagai hipokolesterolemia. Aktivitas kolesterol ditunjukkan dengan adanya
senyawa flavonoid yang dapat memperbaiki profil lipid secara bermakna, hal ini
terjadi karena flavonoid berperan sebagai antioksidan dan dapat menekan
terbentuknya interleukin proinflamasi. Flavonoid mampu memperbaiki endotel
pembuluh darah, dapat mengurangi kepekaan LDL terhadap pengaruh radikal bebas
(Wayan dan Made, 2012).
3. Daun serai berpungsi menghilangkan
bakteri, jamur, bau pengap, dan bau tidak mengenakkan
Penelitian
lainnya menunjukkan bahwa minyak atsiri yang disemprotkan ke udara pembantu menghilangkan bakteri, jamur, bau
pengap, dan bau yang tidak mengenakkan. Selain menyegarkan udara, aroma alami
minyak atsiri juga dapat mempengaruhi emosi dan fikiran serta menciptakan
suasana tentram dan harmonis (Arzani dan Riyanto, 1992).
Komentar