BAB.12 . Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara (PAI/SMP/Kurtilas )
Hampir 85% Penduduk Indonesia beragama islam, hal tersebut tidak
terlepas dari kiprah dan jasa para alim ulama yang telah menyebarkanNya melalui
media dakwah islamiyah . Diantara Ulama lain yang sangat berjasa dalam
penyebaran islam di Nusantara khususnya di pulau jawa adalah Para Wali Sanga
dengan metode penyiaran dakwa Islamiah di pulau jawa dengan menggunakan
berbagai bentuk kesenian trasional masyarakat setempat dengan menyisipkan nilai-nilai
Islam kedalamnya dan metode ternyata penyiaran islam tersebut sangat
efektif karena masyarakat setempat dapat menerima dengan baik. mereka tidak
merasa asing dengan munculnya budaya baru karena budaya mereka tidak di
hapus.dan perlahan budaya baru tersebut menjadi budaya lokal yang bernapaskan
islam, bahkan budaya baru tersebut menambah kekayaan budaya masyarakat jawa dan
kini menjadi kebudayaan nasional yang harus dijaga kelestariannya.
Seperti apa kebudayaan lokal itu ? Tradisi Islam bagaimanakah yang
harus di jaga kelestariannya ? untuk mengetahui itu semua simaklah penjelasan
materi di bawah ini :
A. Seni Budaya Lokal
Sebagai Tradisi Islam
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta
artinya budaya bentuk jamak dari kata budhi yang berarti perilaku, budi atau
akal. Jadi kebudayaan dapat diartikan sebagai bentuk yang berkaitan dengan budi
pekerti dari hasil pemikiran. Kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan. Sebab
perwujudan dari kebudayaan tidak terlepas dari hasil olah pikir dan perilaku manusia
lewat bahasa, sarana kehidupan dan organisasi sosial. Kesemuanya itu sangat
membantu manusia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
1. Pengertian Budaya
Lokal Sebagai Tradisi Islam
Seni budaya lokal
adalah Seni Budaya yang berkembang di suatu daerah yang menjadikan
ciri has dari daerah tersebut. Banyak sekali kebudayaan yang berkembang
di tanah jawa seperti ; Wayang, Pemujaan terhadap roh leluhur, grebeg maulud
dan sebagainya. Tradisi Islam adalah Suatu kegiatan yang sudah menjadi
kebiasaan untuk diadakan atau dilaksanakan yang berisikan ajaran Islam. Misalnya
mendoakan orang tua, berdzikir, berselawat, silahturahmi dan sebagainya.
Sebelum islam belum masuk ke bumi
Nusantara ini kebiasaan hidup dari masyarakat yang ada di Nusantara dulu
sangat di pengaruhi oleh ajaran Hindu - Budha dengan Budaya Animisme dan
Dinamisme yang mempengaruhi seni budaya lokal. Setelah islam masuk nusantara
maka terjadi perubahan pada kebisaan kehidupan masyarakat atau budaya lokal
tersebut berubah menjadi kebiasaan yang terpengaruhi oleh nilai ajaran islam.
dari penyatuan kedua buaya lokal tersebut di sebut Akulturasi ( Penggabungan
dua kebudayaan atau lebih yang berbeda ).
Seni budaya lokal yang di gabungkan
dengan tradisi Islam banyak jenisnya di antara budaya tersebut ada yang berupa:
kesenian, upacara adat, dan Seni Bangunan. Ketiga kelompok tersebut
menggambarkan suatu budaya yang menjadi ciri khas dari setiap budaya mereka.
2. Budaya lokal Yang
bernuansa Islam
Islam
merupakan Agama yang Fleksible dapat di terima kapanpun dan dimanapun. Hal ini
terbukti denga masuknya ajaran islam ke dalam sebuah kebudayaan lokal yang
dahulunya telah ada,atau bukan bukan kebudayaan islam. kemudian menjadi kebudayaan
yang bernuasa islam. Adapun budaya-budaya lokal yang bernuansa islam yang ada
di Indonesia adalah ;
a. Kesenian
Kesenian adalah salah satu media yang paling mudah diterima dalam
penyebaran agama Islam. Salah satu buktinya adalah menyebarnya agama Islam
dengan menggunakan wayang kulit dan gamelan oleh Sunan Kalijaga. Sedangkan yang
dimaksud dengan tradisi adalah suatu adat istiadat yang biasa dilakukan namun
didalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam.
Kesenian merupakan kebudayaan yang banyak terdapat di indonesia oleh
karena itu kesenian juga disispkan dengan ajaran islam. Bahkan kesenian
Tradisioanl murni dapat dijadikan kesenian baru yang diterima masyarakat
sebagai budaya lokal. beberapa kesenian lokal yang berhasil di ubah menjadi
kesenian bernapaskan islam oleh wali sanga yang di jadikan media dakwa tersebut
Diantara seni budaya nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari ajaran
Islam adalah :
:
1. Seni Musik : Seni
gambus dan gambangkoro yang sair-syairnya berisi ajaran islam
2. Seni Tari : Seni Tari Zapin untuk mengiri seni
kasidah dan gambus
3. Seni rupa seni
ornamen kaligrafi:
4. seni suluk dan
seret wirid tulisan jawa atau arab yang berisi ajaran kebatinan orang
jawa
5. Seni Peran atau Teater seni wayang kulit dan wayang golek sarana lainnya yang digunakan untuk menyebarkan ajaran islam di tanah jawa
B. Upacara
a. Upacara Grebeg Maulud
yaitu : Tradisi untuk mengiringi para raja atau pembesar kerajaan. Grebek pertama
kali diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta oleh Sultan Hamengkubuwana ke-1.
Grebek dilaksanakan saat Sultan memiliki hajat dalem berupa menikahkan putra
mahkotanya. Grebek di Yogyakarta di selenggarakan 3 tahun sekali yaitu :
pertama grebek pasa, syawal diadakan setiap tanggal 1 Syawal bertujuan untuk
menghormati Bulan Ramadhan dan Lailatul Qadr, kedua grebek besar, diadakan
setiap tanggal 10 dzulhijjah untuk merayakan hari raya kurban dan ketiga grebek
maulud setiap tanggal 12 Rabiul awwal untuk memperingati hari Maulid Nabi
Muhammad saw. Selain kota Yogyakarta yang menyelenggarakan pesta grebek adalah
kota Solo, Cirebon dan Demak.
Perayaan Grebeg Maulud di sebut juga Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi yang sudah lama berkembang dalam masyarakat Islam. Dirayakan tiap tanggal 12 Rabiul Awal, sebagai bentuk penghormatan kepada teladan Rasulullah
Upacara Grebeg Maulud di Yogyakarta
b. Upacara Sekatan
Sekaten adalah tradisi membunyikan musik gamelan milik keraton. Pertama
kali terjadi di pulau Jawa. Tradisi ini sebagai sarana penyebaran agama Islam
yang pada mulanya dilakukan oleh Sunan Bonang. Dahulu setiap kali Sunan Bonang
membunyikan gamelan diselingi dengan lagu-lagu yang berisi tentang agama Islam
serta setiap pergantian pukulan gamelan diselingi dengan membaca syahadatain.
Yang pada akhirnya tradisi ini disebut dengan sekaten. Maksud dari sekaten
adalah syahadatain.
Sekaten juga biasanya bersamaan dengan acara grebek maulud. Puncak dari
acara sekaten adalah keluarnya sepasang gunungan dari Masjid Agung setelah
didoakan oleh ulama’-ulama’ keraton. Banyak orang yang percaya, siapapun yang
mendapatkan makanan baik sedikit ataupun banyak dari gunungan itu akan
mendapatkan keberkahan dalam kehidupannya. Beberapa hari menjelang dibukanya
sekaten diselenggarakan pesta rakyat.
:
Upacara Sekaten merupakan Tradisi turun-temurun dari sekitar abad ke-15 ini
berasal dari Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam di pantai utara Jawa.
Seiring berjalanya waktu, agama Islam mulai menyebar ke beberapa daerah.
Makna Sekaten Menurut
KRT Haji Handipaningrat dalam buku Perayaan Sekaten, kata Sekaten berakar dari
kata dalam bahasa Arab, "Syahadatain" yang memiliki makna persaksian
(syahadat). Bagi masyarakat Muslim, syahadat dianggap penting sebab merupakan
proses pengakuan terhadap keesaan Tuhan dan risalah Nabi Muhammad SAW.
Kemudian, kata itu mengalami perluasan makna dengan "Suhatain" yang
bermakna menghentikan atau menghindari dua perkara, perbuatan buruk dan
menyeleweng. Makna ini kemudian berkembang lagi menjadi "Sakhatain"
yang bermakna menghilangkan makna dua watak, hewan dan setan. Selain itu, ada
juga "Sakhotain" yang berarti menanamkan dua perkara, yaitu memelihara
budi suci dan budi luhur. Setelah itu ada juga kata "Sekati" yang
bermakna orang hidup harus bisa menimbang yang baik dan buruk. Dan yang
terakhir "Sekat", adalah pembatas, untuk tidak berbuat jahat dan
mengetahui batas-batas kebaikan dan kejahatan. Akhirnya, makna Sekaten tak
hanya sebatas hiburan dan prosesi upacara semata, melainkan mengandung makna
kehidupan seperti di atas yang harus bisa diterapkan oleh setiap insan
individu.
Upara yang di lakukan pada tanggal 12 rabiul awal pada kalender Hijriyah untuk memperingti Hari kelahiran
Nabi Muhammad SAW.
2. Pesta Tabuik / Pesta Tabot
Pesta Tabuik / Pesta Tabot Adalah upacara untuk memperingati meninggalnya cucu nabi Muhamad yaitu
Husaen bin Ali
Upacara Adat Tabuik merupakan Tradisi
Budaya dari provinsi Sumbar, tepatnya di Pariaman. Upacara/festival besar
tahunan ini sudah ada sejak abad ke-19. Namun jika disimak dari cerita
masyarakat yang tersebar secara turun-temurun, maka upacara ini lahir tahun
1826 hingga 1828 Masehi.
Upacara
Tabuik yang diselenggarakan sekali dalam setahun, setiap tanggal 10 Muharram.
Upacara Tabuik dari provinsi Sumbar, tepatnya di Pariaman. Yang diselenggarakan sekali dalam setahun, setiap tanggal 10 Muharram.
Sejarah Upacara Tabuik
Upacara Adat Tabuik merupakan tradisi Budaya dari provinsi Sumbar, tepatnya
di Pariaman. Berdasarkan beberapa sumber, festival besar tahunan ini sudah ada
sejak abad ke-19. Namun jika disimak dari cerita masyarakat yang tersebar
secara turun-temurun, maka upacara ini lahir tahun 1826 hingga 1828 Masehi.
Kabarnya, golongan pertama yang membawa tradisi ini adalah orang-orang dari
India penganut Syiah. Kemudian di tahun 1910, diadakan kesepakatan antar pemuka
suku mengenai tradisi ini, akhirnya dikeluarkan kesepakatan untuk menyelaraskan
upacara ini dengan adat dan budaya yang berlaku di Minangkabau.
Upacara Tabuik sendiri diadakan setiap tanggal 10 Muharram, yakni untuk memperingati hari wafatnya salah satu cucu Rasulullah SAW yakni Hussein bin Ali, yang syahid di medan perang Karbala. Kata “Tabuik” diambil dari bahasa Arab yakni “Tabut” atau peti kayu. Untuk jenisnya, terdiri dari 2 macam, yakni Tabuik Pasa dan Subarang.
Berdasarkan beberapa kisah, peti kayu (Tabut) yang berisi potongan-potongan jenazah Sayyidina Husein dibawa terbang ke langit oleh Buraq. Berdasarkan sejarah ini lah, masyarakat Pariaman membuat tiruan Buraq yang sedang mengangkut peti kayu di punggungnya.
Oh iya, Perayaan Festival Tabuik yang pertama adalah jenis Tabuik Pasa, yang berlokasi di sekitar wilayah yang berada di sisi selatan dari sungai yang membelah kota, sampai ke tepian Pantai Gandoriah. Sedangkan Tabuik Subarang berlokasi di bagian utara dari sungai yakni Kampung Jawa.
Adapun Prosesi Upacara Tabuik memiliki 8 tahapan yang disebut dengan
ritual, urutannya adalah sebagai berikut :
1.Mengambil tanah
2.Menebang batang pisang
3.Maatam
4.Mengarak jari-jari
5.Mengarak sorban
6.Tabuik naik pangkek
7.Hoyak tabuik
8.Membuang tabuik ke laut.
4. Selikuran Upacara
yang di selenggarakan setiap tanggal 21 Ramadan
Arti Kata Malem Selikuran : Malem
Selikuran berasal dari Bahasa Jawa yaitu “Malem” yang artinya malam, dan
“Selikur” yang artinya dua puluh satu. Malam Selikuran, tradisi Islam-Jawa
menyambut malam”lailatul qadar “ .
Upacara selikuran di kraton surakarta.
Upacara malam selikuran di kraton Jogja
Upacara ,malam selikuran di kraton Solo
Selepas salat tarawih, ratusan prajurit Kasunan Surakarta berbaris membawa pedang, tombak, dan panah di depan Kori Kamandungan memimpin Kirab Malam Selikuran. Mereka berjalan menuju Masjid Agung Kauman, diikuti para punggawa keraton dan abdi dalem yang memikul 1.000 nasi tumpeng dan membawa 1.000 lampu ting (lentera).
Seiring berkembangnya waktu, rangkaian
acara pada Malem Selikuran terus bertambah dari tahun ke tahun. Urutan
rangkaian acara yang dalam tradisi itu yaitu pembacaan Al-Qur’an, tausiyah,
zikir, istigfar, do’a, dan dilanjutkan dengan buka puasa bersama.
5. Magengan/ Dandangan ( upacara menyambut
bulan suci Ramadan)
Tradisi Megengan diduga kuat diciptakan
oleh Sunan Kalijaga. Megengan berasal
dari kata megeng yang bahasa Indonesia-nya menahan, dan terkandung maksud
menahan diri dari sekarang untuk menyabut datangnya bulan puasa
Puasa dalam bahasa
jawanya Poso, ‘ngeposne rasa’ dengan maksud mengistirahatkan perasaan entah itu
perasaan senang, marah, benci, atau apapun itu jenis perasaan, agar jangan
sampai nantinya ketika menjalani puasa hanya menikmati menahan lapar dan dahaga
saja padahal yang paling penting adalah menahan perasaan atau hawa nafsunya.
Ada tiga kegiatan yang
biasa dilaksanakan pada tradisin megengan, yaitu :
1.mandi keramas yang
bermaksud untuk mensucikan diri dalam menghadapi datangnya bulan suci Ramadhan,
2.setelah itu
berziarah ke makam leluhur, yang dikandung maksud untuk mendoakan, memohonkan
ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa atas dosa mereka atau memngingatkan pada diri
sendiri bahwa lewat merekalah kita ada di dunia ini,
3.kemudian berdoa
bersama dengan membagikan kue apem yang merupakan ungkapan dari rasa permintaan
maaf secara tidak langsung kepada para tetangga kita.Apem asal katanya adalaha
afwum yang artinya meminta maaf, yang maksudnya untuk saling memaafkan dan
mohon ampunan kepada Tuhan SWT.
Setelah melaksanakan
ritual megengan maka biasanya melakukan Punggahan. Punggahan berasal dari kata
Unggah artinya naik, yang maksudnya berdoa dan bersukur mulai naik masuk ke
bulan suci Ramadhan. Maka Punggahan merupakan ungkapan rasa syukur dan bahagia
masyarakat jawa dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Tradisi ini
dipekenalkan pada saat penyebaran agama Islam di jawa (terutama jawa timur dan
tengah bagian selatan) oleh Sunan Kalijaga. Seperti yang kita ketahui beliau
berdakwah pada masyarakat jawa pedalaman dengan metode alkuturasi budaya.
Kanjeng Sunan mengunakan metode pendekatan psikologi budaya kepada masyarakat
jawa pedalaman sehingga menghapus sekat-sekat / pembatas yang dapat menganggu
syiar islam. Upacara tersebut sampai sekarang masih terpelihara di daerah Kudus dan
Semarang.
Sambut ramadhan dengan ritual magengan di jawa timur
6. Penanggalan Hijriyah
( Surunan)
Suranan dalam penanggalan Islam adalam bulan Muharam. Pada bulan tersebut
masyarakat berziarah ke makam para wali. Selain itu mereka membagikan makanan
khas berupa bubur sura yang melambangkan tanda syukur kepada Allah swt.
Masuknya agama Islam ke Indonesia, secara tidak langsung membawa pengaruh
pada sistem penanggalan. Agama Islam menggunakan perputaran bulan, sedangkan
kalender sebelumnya menggunakan perputaran matahari. Perpaduan antara
penanggalan Islam dengan penanggalan jawa adalah sebagai berikut :
No
Nama bulan dalam Islam Nama bulan dalam Jawa
1
Muharram
Sura
2
Safar
sapar
3
Rabiul awwal
Mulud
4
Rabiul akhir
Ba’da mulud
5
Jumadil awal
Jumadil awal
6
Jumadil akhir
Jumadil akhir
7
Rajab
Rajab
8
Sya’ban
Ruwah
9
Ramadhan
Pasa
10
Syawal Syawal
11
Zulqaidah
Hapit
12
Zulhijjah
Besar
B.Seni budaya lokal yang
bernafaskan Islam
1.Wayang
Dalam bahasa berarti
”ayang-ayang” atau bayangan. Karena yang terlihat adalah bayangannya dalam
kelir (tabir kain putih sebagai gelanggang permainan wayang). Bisa juga diberi
penjelasan wayang adalah pertunjukkan yang disajikan dalam berbagai bentuk,
terutama yang mengandung unsur pelajaran (wejangan). Pertunjukan ini diiringi
dengan teratur oleh seperangkat gamelan.
Wayang pada mulanya
dibuat dari kulit kerbau, hal ini dimulai pada zaman Raden Patah. Dahulunya
lukisan seperti bentuk manusia. Karena bentuk wayang berkaitan dengan syariat
agama Islam, maka para wali mengubah bentuknya. Dari yang semula lukisan
wajahnya menghadap lurus kemudian agak dimiringkan.
Pada tahun 1443 Saka,
bersamaan dengan berdirinya kerajaan Islam Demak, maka wujud wayang geber
diganti menjadi wayang kulit secara terperinci satu persatu tokoh-tokohnya.
Sumber cerita dalam mementaskan wayang diilhami dari Kitab Ramayana dan
Mahabarata. Tentunya para Wali mengubahnya menjadi cerita-cerita keislaman,
sehingga tidak ada unsur kemusyrikan didalamnya. Salah satu lakon yang terkenal
dalam pewayangan ini adalah jimad kalimasada yang dalam Islam diterjemahkan
menjadi Jimad Kalimat Syahadat. Dan masih banyak lagi istilah-istilah Islam
yang dipadukan dengan istilah dalam pewayangan.
2.Hadrah dan salawat
kepada Nabi Muhammad saw
Hadrah adalah salah satu
jenis alat musik yang bernafaskan Islam. Seni suara yang diiringi dengan rebana
(perkusi dari kulit hewan) sebagai alat musiknya. Sedang lagu-lagu yang
dibawakan adalah lagu yang bernuansakan Islami yaitu tentang pujian kepada
Allah swt dan sanjungan kepada Nabi Muhammad saw. Dalam menyelenggarakan pesta
musik yang diiringi rebana ini juga menampilkan lagu cinta, nasehat dan
sejarah-sejarah kenabian. Sampai sekarang kesenian hadrah masih eksis
berkembang di masyarakat. Pada zaman sekarang kesenian hadrah biasanya hadir
ketika acara pernikahan, akikahan atau sunatan. Bahkan kesenian hadrah ini
dijadikan lomba antar pondok pesantren atau antar madrasah.
3.Qasidah
Qasidah artinya suatu
jenis seni suara yang menamilkan nasehat-nasehat keislaman. Dalam lagu dan
syairnya banyak mengandung dakwah Islamiyah yang berupa nasehat-nasehat,
shalawat kepada Nabi dan do’a-do’a. Biasanya qasidah diiringi dengan musik
rebana. Kejadian pertama kali menggunakan musik rebana adalah ketika Rasulullah
saw disambut dengan meriah di Madinah.
4.Kesenian Debus
Kesenian debus
difungsikan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam
melawan penjajah. Oleh karena itu, debus merupakn seni bela diri untuk memupuk
rasa percaya diri dalam menghadapi musuh.
Pengertian lain dari debus adalah gedebus atau almadad yaitu nama sebuah benda tajam yang digunakan untuk pertunjukan kekebalan tubuh. Benda ini terbuat dari besi dan digunakan untuk melukai diri sendiri. Karena itu kata debus juga diartikan dengan tidak tembus. Filosofi dari kesenian ini adalah kepasrahan kepada Allah swt yang menyebabkan mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi bahaya, seperti yang dilambangkan dengan benda tajam dan panas.
5.Tari Zapin
Tari Zapin adalah sebuah tarian yang mengiringi musik qasidah dan gambus. Tari Zapin diperagakan dengan gerak tubuh yang indah dan lincah. Musik yang mengiringinya berirama padang pasir atau daerah Timur Tengah. Tari Zapin biasa dipentaskan pada upacara atau perayaan tertentu misalnya : khitanan, pernikahan dan peringatan hari besar Islam lainnya.
6.Suluk
Suluk adalah tulisan
dalam bahasa jawa dengan huruf jawa maupun huruf arab yang berisikan pandangan
hidup masyarakat jawa. Suluk berisi ajaran kebatinan masyarakat jawa yang
berpegang teguh pada tradisi jawa dan unsur-unsur Islam.
Suluk sewelasan tergolong ritual yang sudah langka dalam tradisi budaya Islam di Jawa. Berbagai bentuk seni budaya Islam yang berkembang di Jawa tak terdapat di Arab sana Tradisi yang dibawa dari Persia ini untuk memperingati hari lahir Syekh Abdul Qadir Jaelani, tokoh sufi dari Baghdad, Irak, yang jatuh pada tanggal 11 (sewelas). Suluk dalam bahasa Jawa dan Arab, terdiri dari salawat dan zikir—zikir zahir (fisik) dan zikir sirri (batin). Ketika zikir mereka terdengar mirip dengungan, orang-orang itu seperti ekstase. Jari tangan tak henti memetik butir tasbih. Ketika jari berhenti, zikir dilanjutkan di dalam batin. Pada titik ini terjadi ”penyatuan” dengan Yang Maha Esa. Lewat suluk ini akan mempertebal keyakinan kepada Allah swt.
7.Seni Bangunan
Seni bangunan di indonesia banyak di pengaruhi oleh ajaran Hindu - Budh
denga terbukti bentuk bangunan berupa Candi- candi untuk pemujaan kepada roh
leluhur dan dewa-dewa. setelah datang Islam ke Nusantara munculah Bangunan
Mesjid baik besar maupun kecil.
Peninggalan Islam yang berupa fisik adalah arsitektur bangunan masjid, seni
ukir dan seni kaligrafi. Masjid yang di bangun di Indonesia tidak serta merta
melambangkan keislaman. Arsitektur yang digunakan adalah perpaduan antara Islam
dan Hindu atau Jawa. Diantara bangunan masjid yang memadukan dua unsur tersebut
adalah :
a. Arsitektur Masjid
Pada masjid agung Demak bentuk atapnya memiliki ciri atap yang berbentuk
tumpang. Atap tersebut tersusun ke atas semakin kecil dan tingkat teratas disebut
dengan limas. Jumlah tumpang biasanya gasal. Bentuk masjid seperti ini disebut
dengan meru. Masjid lain yang memiliki corak hampir sama dengan masjid Demak
adalah Masjid Agung Banten, Masjid Raya Baiturrahman dan masjid Ternate.
Berbeda dengan masjid Kudus, dimana menara masjid Kudus memiliki ciri khas
Hindu sangat kuat dan tercermin dari bentuk menara seperti candi.
b.Makam-makam para Raja
Hasil seni bangunan lainnya dapat terlihat dengan jelas pada bentuk makam-makam para tokoh Islam di berbagai tempat. Di beberapa wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera terdapat nisan yang terpengaruh oleh adat setempat. Pengaruh budaya arab dapat terlihat dari beaneka ragam hiasan pada nisan. Selain itu, bentuk gapura makam para Sunan atau tokoh Islam lainnya berbentuk Candi bentar atau kori agung merupakan corak pintu yang dikenal pada zaman sebelum Islam ke Indonesia.
c.Seni kaligrafi
Ditunjukkan dalam bentuk hiasan yang berbentuk manusia atau hewan yang
bertuliskan arab. Dalam kaligrafi tersebut selain diperindah bentuknya, juga
berisi tentang kalimah-kalimah suci yang menyangkut tentang Tauchid.
Perkembangan hasil
kesenian pada masa kerajaan Islam baik di Jawa maupun di luar Jawa menunjukkan
bahwa melalui aspek-aspek tersebut proses islamisasi dapat diterima secara
damai.
Karya sastra juga ikut
mewarnai perkembangan Islam di Indonesia. Seni sastra yang berkembang
dipengaruhi oleh hasil budaya dari Persia dan seni sastra pra-Islam. Karya
sastra pada masa kerajaan Islam adalah Hikayat, babad, syair dan suluk.
Hikayat berisi tentang
cerita atau dongeng tentang peristiwa yang menarik dan hal yang tidak masuk
akal. Diantara hikayat yang terkenal adalah hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat
1001 malam, Hikayat Bayan Budiman dan lain-lain. Sedangkan babad adalah tulisan
yang menyerupai sejarah, namun isinya tidak selalu berdasarkan fakta. Babad
merupakan campuran antara fakta sejarah, mitos dan kepercayaan. Contoh babad
adalah Babad Tanah jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram dan Babad Surakarta.
Syair adalah karya sastra yang berupa sajak atau pantun. Contoh syair yang ada terdapat di batu nisan makam Putri Pasai di Minje Tujoh. Sedangkan yang dimaksud dengan suluk adalah karya sastra yang berupa kitab. Kitab ini hasil karangan para ahli tasawuf. Isinya berupa uraian mistik yang berbentuk tembang dan berupa tanya jawab. Contoh suluk adalah Suluk sukarsa, Suluk Wujil dan Suluk Malang Sumirang.
C.Tradisi lokal yang
bernafaskan Islam
Banyak tradisi-tradisi lokal bangsa Indonesia sudah mengandung nilai-nilai keislaman. Diantara tradisi-tradisi tersebut adalah :
D. Apresiasi terhadap
seni budaya dan tradisi lokal yang bernafaskan Islam
Seni budaya dan tradisi
lokal yang bernafaskan Islam sangat banyak dan memiliki manfaat terhadap
penyebaran agama Islam. Untuk itulah sebagai generasi Islam, maka kamu harus
mampu mengapresiasikan diri terhadap permasalahan tersebut. Bentuk dari
apresiasi terhadap seni budaya dan tradisi tersebut adalah dengan merawat,
melestarikan, mengembangkan, simpati dan menghargai secara tulus atas hasil
karya para pendahulu.
Pada zaman sekarang, ada
sebagian kelompok umat Islam yang mengharamkan dan yang membolehkan seni budaya
dan tradisi yang ada. Mereka mengharamkan karena pada zaman Rasulullah saw
tidak pernah diajarkan seni dan tradisi tersebut. Yang membolehkan dengan dasar
bahwa semua tersebut adalah sebagai sarana dakwah penyebaran agama Islam.
Sebagai generasi Islam, kamu harus mampu mensikapi secara bijaksana dan penuh
toleransi.
Para ulama’ dan wali
pada zaman dahulu bukanlah manusia yang bodoh dan tidak tahu hukum agama.
Mereka mampu menerjemahkan pesan Islam ke dalam seni budaya dan tradisi yang
ada pada masyarakat Indonesia. Sehingga dengan mudah praktek keagamaan umat
Islam dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Untuk
itulah perlu adanya pemahaman secara bersama, bahwa seni budaya dan tradisi
tidak harus diharamkan secara total karena memang mengandung nilai-nilai
keislaman.
Umat Islam adalah umat
yang tidak hanya memikirkan urusan akherat, tetapi juga memikirkan kehidupan
dunia. Kehidupan di dunia tidak hanya kebutuhan yang bersifat fisik. Manusia
juga membutuhkan sentuhan-sentuhan rohani dan kebutuhan tersebut bisa melalui
musik atau seni. Karena seni yang baik mengandung keindahan.
Tradisi lokal juga ada
yang baik dan yang buruk. Tradisi yang baik kita pelihara sehingga menjadi
warisan budaya nasional. Dan tradisi yang buruk dibuang agar tidak ditiru oleh
generasi berikutnya. Kamu bisa memperhatikan bentuk paduan antara budaya lokal
dan budaya Islam berikut ini.
1.Pernikahan
Pelaksanaan acara akad
nikah atau ijab qabul biasanya diselenggarakan dengan syariat Islam. Tetapi
dalam upacara pernikahan atau resepsi menggunakan budaya jawa. Sebagaimana bisa
kamu lihat, ketika ada pengantin perempuan sebelum akad nikah diadakan siraman
kembang setaman, kemudian dalam rumah untuk resepsi ada hiasan dekorasi yang
berisi bunga-bunga. Didepan gapura juga ada janur kuning dan lain sebagainya.
Kamu tidak perlu
khawatir hal itu meninggalkan syariat agama Islam. Kamu dapat mencari nilai
filosofi yang ada dalam simbol-simbol jawa tersebut. Siraman kembang setaman
artinya supaya wanita yang akan menikah mandi taubat dengan bunga, bunga
dilambangkan sebagai kesucian dan harum, jadi wanita yang hendak menikah
benar-benar dalam keadaan suci dan harum ketika hendak ijab kabul. Sedangkan
dekorasi bunga-bunga adalah wujud dari kasih sayang sepasang pengantin, bunga
sebagai perlambang bahwa pernikahan adalah kebahagiaan suami dan istri. Untuk
janur kuning yang dipasang di depan rumah adalah dengan tujuan agar acara
resepsi mendapatkan cahaya barakah dari Allah swt. Janur berasal dari lafadz
bahasa arab ja a nurun artinya telah datang cahaya. Dan masih banyak lagi
adat-adat yang perlu kalian ketahui dan mengambil hikmah dari sana. Demikian
simbol-simbol yang perlu kamu ketahui. Hal ini bukanlah musyrik, semuanya
adalah simbol sebagai bentuk ungkapan kebahagiaan dari pasangan pengantin.
2. Lelayu atau kematian
Kewajiban umat Islam
terhadap orang Islam yang meninggal ada empat yaitu memandikan, mengkafani,
menshalati dan menguburkan. Keempat ini harus segera dikerjakan agar si mayit
merasa tenang dialamnya.
Tradisi di Indonesia
ketika ada kematian atas seorang Islam, maka akan diadakan pembacaan talqin dan
tahlil. Hal ini bertujuan untuk mendoakan agar arwah yang meninggalkan dunia
selamat dan diterima disisi-Nya. Tradisi selanjutnya adalah menyelenggarakan
upacara selamatan atau mendoakan pada waktu tertentu, seperti 3 hari, 7 hari,
40 hari, 100 hari sampai 1000 harinya. Tradisi ini oleh para ulama’
diselaraskan dengan agama Islam. Pada upacara selamatan biasanya hanya
duduk-duduk, minum dan makan-makan, maka setelah Islam datang ditambah dengan
memperdengarkan ayat Al- Qur’an, dzikir-dzikir kepada Allah swt. Maksud dan
tujuannya adalah untuk menghibur keluarga dan mendoakan mayyit. Kamu harus
mengetahui bahwa kewajiban mendoakan saudara bukan yang masih hidup saja tetapi
yang sudah meninggal pun harus didoakan.
Sedangkan dalam tradisi
ziarah juga mengalami perpaduan, orang Islam pergi ziarah hanya mendoakan
mayit, sedangkan dalam tradisi jawa kuno menggunakan bunga atau sesaji lainnya.
3.Kelahiran
Tradisi kelahiran di
Jawa ada istilah ngapati, mitoni . artinya upacara itu diadakan ketika kandungn
seorang wanita mencapai umur 4 bulan. Dalam upacara 4 bulan seorang wanita
melakukan adat siraman untuk melindung bayi dan ibunya. Hal ini adalah
kepercayaan dalam adat Jawa, namun Islam mengikuti tradisi ini karena pada saat
kandungan 4 bulan itulah calon bayi akan ditiupkan rohnya oleh Allah swt, dan
ditentukan takdirnya baik rejeki, jodoh dan kematiannya. Sehingga pada tradisi
4 bulanan ini diadakan sedekah dan pembacaan doa-doa atau dibacakan ayat suci
al- Qur’an.
Kemudian pada usia
kandungan 7 bulan, masa ini adalah masa dimana kandungan sudah siap untuk
menerima segala proses kehidupan di dunia. untuk itulah diadakan tradisi
pembagian sedekah, karena sedekah adalah salah satu cara untuk menolak balak.
Berikutnya ketika bayi sudah lahir diadakan upacara sepasaran atau lima hari,
dengan tujuan untuk keselamatan bayi dan membagikan masakan kudapan kepada
tetangga. Dalam Islam sebelum makanan dibagikan ada tradisi membacakan doa.
Setelah itu pada hari ke tujuhnya diadakan akikah, hal ini bersumber dari
ajaran Islam. Akikah artinya menyembelih hewan kambing untuk anak yang baru
saja dilahirkan. Sampai sekarang masih banyak masyarakat yang memegang tradisi
perpaduan Islam dan Hindu. Hal ini tidaklah mengapa, karena sekali lagi
masyarakat jawa terkenal dengan simbol-simbol yang dapat melambangkan makna kehidupan
yang sejati. Hal ini bukanlah bentuk kemusyrikan. Karena tradisi tersebut
adalah upaya untuk menyiarkan Islam secara damai.
Sebagai generasi Islam
yang bijaksana, kamu seharusnya bersikap toleransi dan menghargai kepercayaan
orang lain. Jika orang lain beribadah kepada Allah swt melalui sarana yang
demikian serta tidak ada dalil yang secara khusus menyatakan tentang larangan
perbuatan tersebut maka kamu harus menghormatinya. Jika kamu tidak sependapat
dengan tradisi tersebut, kamu tidak perlu mencelanya atau menganggap pelaku
tradisi tersebut musyrik dan lain sebagainya. Karena tentunya kamu semua pasti
masuk surga. Langkah yang harus kamu ambil adalah sikap toleransi dan tetap
teguh kepada keyakinan yang kamu miliki. Karena banyak sekali jalan menuju
pendekatan diri kepada Allah swt.
Masjid yang terletak di
dekat makam Sunan Kudus atau Syeikh Ja’far Sadiq merupakan masjid yang juga
berfungsi sebagai makam keluarga. Pintu gerbang masuk ke masjid adalah
perpaduan yang indah antara budaya hindu dan Islam. Walaupun menara berbentuk
sebagai bangunan Hindu, namun sudah difungsikan sebagai menara untuk azan atau
mengumumkan sesuatu kepada masyarakat. Sunan Kudus tidak perlu mengubah secara
total bangunan Hindu tersebut. Beliau hanya memadukan seni dalam Islam dan
bangunan Hindu yang sudah ada. Sampai sekarang peninggalan sejarah tersebut
masih ada dan terawat dengan baik. Apa ciri-ciri perpaduan antara budaya lokal
dengan Islam? Bisakah kamu memberikan contohnya? Mengapa budaya Islam dipadukan
dengan budaya lokal?
Selayang pandang dan
mengenal Kesenian dan Tradisi Islam
Nusantara
1. Kesenian Islam
di Kalimantan
pangeran Hidayatullah
telah berupaya menyebarkan seni klasik ke masyarakat banjar, yakni hulu sungai
utara dan banjarmasin. Namun ketika beliau dibuangoleh belanda ke cianjur tahun
1862, maka para bekas abdi kerajaan yang kembali ke desa-desa membina dan
mengembangkan seni klasik tersebut dikalangan mereka.
di istana, seni klasik
kraton berfungsi sebagai tata artistik upacara-upacara seperti penobatan,
menyambut tamu dan upacara daur hidup lainnya, maka pada kelompok pendukung
selanjutnya berfungsi sebagai pusaka yang magis, yang harus diadakan upacara
tahunan membersihkan dan menggelar untuk kalngan sediri.
Dikalangan rakyat
jelata, kesenian yang berfungsi sebagai sarana upacara, tetap lestari dan
berfungsi sebagai alat komunikasi vertikal dengan Yang Maha kuasa. Inilah
sebab-sebabnya mengapa di akhir abad ke-19, wayang, topeng, menyampir dan
menyanggar banua dan lain-lain tetap hidup, karena kesenian ini sangat berkaian
arat dengan alam fikiran dan kepercayaan suku banjar dewasa saat ini yang
merupakan sisa-sisa kepercayaan Animisme dan Dinamisme
A.
Kehidupan seni sastra
Kebanyakan dari rakyat
biasa belum mendapatkan pendidikan umum. Huruf arab melayu masih mendapatkan
terpat yang sangat penting untuk baca tulis. Hal ini dikarenakan berkat sekolah
duduk dalam belajar agama Islam di desa-desa. Masyarakat mempercayakan seluruhnya
kepada guru-guru agama untuk memberikan pelajaran mengaji Al-Qur’an pada malam
hari, dan pada siang harinya belajar baca tulis huruf arab.Selain membaca
Al-Qur’an, juga harus membaca Barjanji, Dida’i, serta Kasidah. Para pemuda dan
pemudi yang pandai membaca Al-Qur’an, kebanyakannya juga pandai membaca huruf
Arab Melayu. Dengan harapan sedikit demi sedikit ilmu pengetahuan mereka bisa
berkembang.Salah satu bentuk seni sastra yakni madihin, yang makin berkembang
di daerah Tabalong, menyebar ke banua lima, dan di hulu sungai selatan berpusat
di Tawia.
Sedangkan sastra
tertulis yakni berupa buku-buku syair berbahasa Melayu tersebar ke seluruh
pelosok kota dan desa di kalimantan selatan dan yang terkenal adalah syair
Carang Kulina, Syair Siti Zubaidah, Abdul Malik, Brahma Syahdan, dan
sebagainya. Membaca syair-syair dengan kelompok dan terkenal dengan lagu-lagu
Hujan Panas, Tingkaling Sangkut, Raja Mamuja, Kasidah Umi Kalsum dan
sebagainya. Pembacaan syair dilakukan ketika malam pengantin, malam bapingit, dan
malam sesudah yasinan/arisan.
B. Kehidupan seni teater
Teater Tutur Lamut
adalah yang mempunyai episode tujuh bagian cerita, sangat digemari oleh rakyat
pada zamannya. Disebuah meja hias, dengan sebuah rebana (terbang lamut),
bercerita denga intonasi nada-nada, diselinge dengan pantun-pantun yang memikat
pemonton berada di depan dengan melingkar.
Teater Tutur Bapandung
bermula di desa Pariuk Margasari, Tapin. Bapandung adalah semacam monolog
berbahasa banjar. Pamandungan bermain meniru manusia berstatus, misalkan
seperti: raja, saudagar, jin, dan bahkan seorang putri dan permaisuri.
Ceritanya dimainkan hanya oleh seotang pemain. Kisah dongeng atau ciptaan
pemandungan diselesaikan dalam satu jam atau dua jam di saat terang bulan.
Teater Badar Muluk
adalah perkembangan dari Bapandung, dimana permainan bertambah dengan
permaisuri, raja, putera, dan khadam serta anak raja-raja membujuk putri
(babujukan). Cerita dalan syair Abdul Muluk hanya dimainkan oleh beberapa orang
saja. Walaupun meniru dari jawa tengah, wayang kulit tetap digemari dan
dihargai oleh masyarakat banjar.
Wayang banjar mempunyai
ciri yang khas sebagai local genius, dan dipelihara turun menurun. Teater ini
muncul dalam keluarga Kitut di Barikin, Hulu Sungai Tengah. Cerita yang
dimainkan adalah episode Panji.
C.
Kehidupan seni tari
Pada upacara perkawinan,
pengantin wanita mengadakan taria Kuda Gipang. Kuda Gipang pada saat itu
berbusana kemeja atau kaos putih. Bercelana bandring seperti celana Napoleon,
memakai selendang hiasan (sulindang), dan jenis mesiknya adalah sarunai,
kurung-kurung, gendang (babun) dan gong. Penhanten pria diantar ke rumah
pengantin wanita denga iringan Rebana Haderah dengan nyanyian Barjajni atau
Sarafal Anam.
D. Kehidupan Seni Musik
Musik gamelan banjar
yang semula hidup di keraton/jawa tengah, namun pada gamelan Hulu Sungai yang
merupakan elemen tari-tarian klasik sudah berkurang. Kondisi seperti ini sama
sekali tidak mengurangi nuansa bunyi, walaupun alat-alatnya Cuma babun, sarun,
sarantum, dawu, kanung, agung dua, dan kangsi.
Musik sarunai yang
berfungsi pengiring Silat-Kuntaw, serta Kuda Gipang Basulindang, masih
sederhana. Alat-alatnya adalah babun besar, babun kecil, sarunai dan gong serta
ditingkah kuruh-kurung talu. Alat-alat seperti gambus panting, suling, salung,
kuriding, kalangkupak dan lain-lain, masih musik individual. Musik Hadrah yang
mengiring kasidah tradisional Barjanji, Diba’i, Sarafal anam, masih berkembang
bersama kelompok Tarbang Lima Pengiring Burdah.
E.seni rupa
Dalam bidang arsitektur,
macam-macam bangunan rumah Adat Banjar dengan macam-macam gerbang masih
menonjol dan dibangun sesuai status manusia anggota masyarakat yang
membangunnya. Ulama masih tinggal di palimasan, dan para pedagang besar, kecil,
juga ornga Cina yang kaya raya mendirikan rumah tipe Palimbangan. Rumah tipe
bangunan tinggi, gajah belitu dan Gajah Menyusu masih menunjukkan status
golongan pemiliknya. Walaupun kemudian terdesak oleh ukuran kekayaan.
Pakaian banjar seperti
taluk balanga, Palimbangan, Baju Poko, kebaya panjang bersulam, tapih
sasirangan masih nampak pada peraelatan perkawinan. Pola hiasan tata ruang
persandingan tetap memakai dinding arguci seperti pada abad ke-19. Kain adat
seperti tenunan paminta, sarigading hanya dipergunakan oleh keturunan
Anang.Gusti dan Andin dalam acara mandi-mandi, sunatan dan acara selamatan
lainnya
Ornamen banjar makin
berkembang pada ukiran-ukiran pilis rumah, tangga dan pagar, serta hiasan
perkakas kuningan. Demikian juga motif anyaman dari rotan. Kebudayaan Banjar
sampai 1928 masih merupa banjar tradisional yang masih melekat erat dalam jiwa
rakyatnya.
Pengaruh kesenian barat
seprti seni sastra, seni lukis, seni tari dan seni musik, tidak begitu nampak
pengaruhnya. Penagruh yang nampak hanya di kota Banjarmasin yakni terhadap
masyarakat elite kolonial. Pemakaian huruf latin disamping Arab di masyarakat
pribumi mulai berkembang. Di bidang musik,biola lambat laun mendesak penggunaan
rebab.
Seni tradisi tidak
berubah. Kesenian yang melekat pada upacara-upacara seperti upacara mengarak
pangantin dengan kesenian yang digelar pada malam Bajajagaan serta kesenian
yang digelar ketika pengantin bersanding, tetap saja dilakukan. Di Barikin,
masyarakat masih saja menyelenggarakan, Manyanggar Banua, menggelar Wayang
kulit, Wayang Gung, Tarian Topeng dan Teater Pantul dan
Bagungan.
2. Kesenian tradisonal
islami Banten
Bahasa Penduduk asli
yang hidup di Provinsi Banten berbicara menggunakan dialek yang merupakan
turunan dari bahasa Sunda Kuno. Dialek tersebut dikelompokkan sebagai bahasa
kasar dalam bahasa Sunda modern, yang memiliki beberapa tingkatan dari tingkat
halus sampai tingkat kasar (informal), yang pertama tercipta pada masa
Kesultanan Mataram menguasai Priangan (bagian timur Provinsi Jawa Barat). Namun
demikian, di Wilayah Banten Selatan Seperti Lebak dan Pandeglang menggunakan
Bahasa Sunda Campuran Sunda Kuno, Sunda Modern dan Bahasa Indonesia, di Serang
dan Cilegon, bahasa Jawa Banten digunakan oleh etnik Jawa. Dan, di bagian utara
Kota Tangerang, bahasa Indonesia dengan dialek Betawi juga digunakan oleh
pendatang beretnis Betawi. Di samping bahasa Sunda, bahasa Jawa dan dialek
Betawi, bahasa Indonesia juga digunakan terutama oleh pendatang dari bagian
lain Indonesia.
Kebudayaan Debus
Permainan Debus
merupakan seni pencak silat yang berhubungan dengan ilmu kekebalan sebagai
refleksi sikap masyarakat Banten untuk mempertahankan diri. Kesenian
tradisional yang dikombinasi dengan seni tari, seni suara dan seni kebatinan
ini bernuansa magis. Debus adalah seni pertunjukan yang memperlihatkan permainan
kekebalan tubuh terhadap pukulan, tusukan, dan tebasan benda tajam. Dalam
permainannya, Debus banyak menampilkan atraksi kekebalan tubuh sesuai dengan
keinginan pemainnya. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa sekitar abad
ke-17 (1651-1652), Debus difokuskan sebagai alat untuk membangkitkan semangat
para pejuang dalam melawan penjajah. Pada perkembangan selanjutnya, debus
menjadi salah satu bagian dari ragam seni budaya masyarakat Banten sehingga
kesenian ini banyak digemari oleh masyarakat sebagai hiburan yang langka dan
menarik. Di Banten, permainan Debus berkembang di Kabupaten Lebak, Pandeglang
dan beberapa kecamatan di Kabupaten Serang diantaranya : Walantaka, Kragilan,
Curug dll.
Dogdog
Dogdog merupakan alat
musik yang terbuat dari batang kayu bulat, tengahnya diberi rongga, namun kedua
ujung ruasnya mempunyai bulatan diameter yang berbeda (± 12 - 15 cm) dengan
panjang ± 90 cm. Pada ujung bulatan yang paling besar ditutup dengan
kulit kambing yang telah dikeringkan dan diikat dengn bambu melingkar yang
dipaseuk/baji untuk menyetel suara atau bunyi. Suara yang dihasilkan akan
berbunyi dog dog dog (dalam telinga orang Sunda). Oleh karena itu alat ini
diberi nama Dog Dog. Sedangkan kata lojor berarti lonjong atau lodor yang
sepadan dengan kata panjang. Jadi Dogdog Lojor sama artinya dengan Dogdog
Panjang. Kesenian ini berkembang di Banten bagian Selatan Kabupaten Lebak,
dengan pemain berjumlah 12 orang. pada awalnya pertunjukan seni dogdog lojor
ini, dilakukan sebagai pelengkap dalam rangka pelaksanan upacara adat
seperti seren taun, sedekah bumi ataupun ruwatan. Oleh karena itu, pertunjukan
dogdog lojor dilaksanakan secara khidmat. Sejalan dengan perkembngan zaman,
pertunjukan dodgdog lojor dilakukan dengan penuh kegembiraan sehingga berkembang
menjadi seni pertunjukan hiburan dan permainan rakyat.
Bedrong Lesung
Bedrong Lesung merupakan
salah satu kesenian tradisional masyarakat Cilegon - Banten yang tumbuh dan
berkembang secara turun - temurun di masyarakat sampai sekarang. Kesenian
tradisional ini pada awalnya merupakan tradisi masyarakat desa dalam menyambut
Panen Raya, sebagai ungkapan kebahagiaan atas jerih payah yang dilakukan, telah
membuahkan hasil. Bedrong Lesung dalam perkembangannya tidak saja ditampilkan
dalam menyambut Panen Raya, namun ditampilkan juga pada acara-acara pesta
perkawinan ataupun upacara – upacara peresmian. Perpaduan antara musik Lesung
atau Lisung (tempat menumbuk padi tradisional) dengan musik lainnya yang
dimainkan oleh beberapa orang.
Calung
Calung merupakan kesenian
khas masyarakat Sunda pada umumnya, yang berkembang secara turun temurun,
dengan peralatan perkusi dari bilah-bilah bambu, yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga menimbulkan nadanada yang harmonis. Kesenian ini dimainkan oleh lima
orang pemain, ditingkahi dengan nyayian dan sindiran ditambah dengan adanya
lawakan (bobodoran). Pada dasarnya kesenian ini dibawakan dengan penuh
keceriaan, sehingga akan menambah suasana lebih hidup kepada penonton.
Kesenian Barongsai
Kesenian yang berkembang
di Tangerang, terdiri dari beberapa jenis antara lain : kilin, Peking Say, Lang
Say, dan Samujie. Kesenian yang menampilkan Singa Batu model dari Cieh Say ini
ada bermacam-macam, dimana yang utama mengikuti dua aliran, yaitu Aliran Utara
dan Selatan, yang dimaksud adalah sebelah uatara Sungai Yang Zi, bentuknya
garang, badannya tegap, mulutnya persegi seperti yang kita lihat di kelompok
istana kekaisaran di Beijing, sedangkan aliran selatan adalah terdapat di
sebelah Selatan Sungai Yang Zi bentuknya lebih bervariasi dan luwes, tapi
kurang gagah. Aliran Selatan pada umumnya berada di kelenteng-klenteng
Indonesia khusunya di Kota Tangerang .
Kesenian Angklung Buhun
Kesenian Angklung Buhun
merupakan kesenian angklung khas Kabupaten Lebak dengan peralatan perkusi dari
bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menimbulkan nada-nada yang
harmonis. Angklung buhun berarti angklung tua, kuno (baheula) yang dalam arti
sebenarnya adalah kesenian pusaka. Dinamakan buhun, karena kesenian ini lahir
bersamaan dengan hadirnya masyarakat Baduy. Dengan demikian salah satu jenis
kesenian masyarakat Baduy yang pertama kali lahir adalah Angklung Buhun yang
memiliki nilai magic (kekuatan gaib) dan sakral, selain itu punya arti penting
sebagai penyambung amanat untuk mempertahankan generasi orang Baduy. Saat ini
kelompok pemain kesenian Angklung buhun sangat jarang ditemui atau dipentaskan.
Biasanya kesenian ini sekarang hanya dijumpai pada acara-acara ritual, seperti
acara adat Seren Taun di Cisungsang dan Seba di Masyarakat Baduy Kabupaten
Lebak. Kesenian buhun memiliki karakter kesenian yang sederhana baik dalam
lirik atau lagunya. Biasanya menggambarkan alam sekitar sehingga
menciptakan suasana yang nyaman, damai dan harmonis.
Kesenian
Marawis
Kesenian bernuansa
islami yang berkembang di Tangerang – Banten. yang Aslinya berasal dari tradisi
Muslim yang dibawa oleh bangsa Yaman. Merupakan kombinasi antara seni perkusi
dan ritmis dinamis yang dilakukan oleh 16-18 pemain pria sebagai pemain musik,
penyanyi dan penari, Seni ini tidak hanya seringkali hadir dalam prosesi
tradisional, namun kini menjadi seni yang cukup digemari karena menarik.
Terbang Gede
Terbang gede merupakan
salah satu kesenian tradisional Banten yang tumbuh Agama Islam menyebarkan
ajarannya di Banten, oleh karena itu kesenian terbang gede berkembang secara
pesat di lingkungan pesantren dan mesjid-mesjid terutama di Kabupaten Serang
dan Kota Serang . Kesenian ini disebut Terbang Gede karena salah satu instrumen
musik utamanya adalah Terbang Besar (gede). Pada awalnya kesenian Terbang Gede
berfungsi sebagai sarana penyebaran Agama Islam, namun kemudian berkembang
sebagai upacara ritual seperti:- ngarak panganten- ruwatan rumah- syukuran
bayi- hajat bumi.
Terbang Gede
dimainkan oleh beberapa orang biasanya laki-laki yang telah lanjut usia terdiri
atas Penabuh Terbang Gede (besar),penabuh sela, penabuh pengarak, penabuh
kempul, penabuh koneng, yang diiringidengan sholawatan nabi dengan bahasa Arab
ataupun Jawa.
Rudat
Rudat berasal dari
bahasa Arab Rudatun yang artinya taman bunga, yang di bawa oleh tokoh ulama
Sukalila antara lain K.H. Madir, K.H. Abdurrahman pada 1888. yang diteruskan
oleh K.H. Soleman, sambil menyebarkan agama islam kemudian mengembangkan
kesenian Rudat. Kesenian Rudat berkembang keseluruh pelosok Kabupaten Serang
dan berkembang di kalangan masyarakat santri untuk mengiringi lagu-lagu Solawat
yang bernafaskan islam. Kesenian Rudat di gunakan untuk keperluan mengiringi:
- Acara Pernikahan-
khitanan- Muludan- Rajaban,- Hari Raya Idhul Fitri-Hari Raya Idhul Adha.
Kesenian Cokek
Cokek jenis tarian
daerah khas Kota Tangerang, kesenian ini merupakan perpaduan antara kesenian
Cina dan Sunda yang mempunyai keunikan tersendiri, yang pada awalnya berkembang
di daerah Betawi. Kesenian Cokek berkembang di Kota Tangerang di daerah
Selapajang Jaya dan Neglasari khususnya di tampilkan di rumaha kawin Cina yang
diiringi oleh musik Gambang Kromong. Kesenian lainnya yang berkembang di Kota
Tangerang antara lain : 1. Lenong, 2. Rebana Ketimpring, 3. Tanjidor, 4.
Marawis sebagai kesenian yang bernuansa Islam.
Dzikir Saman
Seni Saman disebut juga
Dzikir Maulud yaitu kesenian tradisional rakyat Banten khususnya di Kabupaten
Pandeglang yang menggunakan media gerak dan lagu (vokal) dan syair-syair yang
dilantunkan mengagungkan Asma Allah dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
berdasarkan literatur disebut Dzikir Saman karena berkaitan arti Saman yaitu
Delapan dan dicetuskan pertama kali oleh Syech Saman dari Aceh. Tari Saman
berasal dari Kesultanan Banten yang dibawa para ulama pada abad 18 sebagai
upacara keagamaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada
bulan Maulud, namun dalam perkembangan selanjutnya dapat pula dilakukan pada
upacara selametan khitanan, pernikahan atau selametan rumah. pemain seni Dzikir
Saman berjumlah antara 26 sampai dengan 46 orang. 2 sampai 4 orang sebagai
vokalis yang membacakan syair-syair Kitab “Berjanji”, sementara 20 sampai 40
orang yang semuanya laki-laki mengimbangi lengkingan suara vokalis dengan
saling bersahutan bersamaan (koor) sebagai alok. Pola permainan seni Dzikir
Saman dilakukan sehari penuh dangan tiga Babakan, yaitu : Babakan Dzikir,
Babakan Asroqol, dan Babakan Saman.
Kesenian Rampak Bedug
Seni rampak bedug adalah
kesenian tradisional masyarakat pandeglang, dan sekitarnya yang merupakan titik
kulminasi estetik dari tradisi ngadu bedug yang biasa dilakukan warga pada
perayaan hari raya iedul fitri atau iedul adha. Perangkat peralatan yang
digunakan meliputi : satu set bedug kecil selaku pengatur irama, tempo dan
dinamika, sedangkan bedug besar sebagai bass, sementara melodi hanya berasal
dari lantunan shalawatan yang dilakukan sambil menabuh. Pola tubuh yang biasa
mereka sebut dengan lagu diantaranya :pingping cak-cak, nangtang, celementre,
rurudatan, antingsela, sela gunung, kelapa samanggar, dan lain-lain.
Kesenian Padingdang Pandelang
Padingdang Pandeglangan merupakan salah satu Kesenian hasil dari kolaborasi Rampak Bedug Pandeglang dengan kendang pencak, tarian Saman, teriakan Beluk, lagu-lagu buhun gendereh, tarian pencak silat, angklung dodod dan jenis seni tradisi lainnya. Yang ditata sesuai kebutuhan paket pertunjukan modern di dalamnya terdapat pola tabuhan perkusi melalui Waditera Bedug, Kendang, dan terbang yang terbalut rapih aransemen musik dan melodi vocal Saman, Beluk dan Sholawatan terbang tandak serta lengkingan terompet pencak ..
1. Kesenian dan
Kebudayaan Islam di Kalimantan
pangeran Hidayatullah
telah berupaya menyebarkan seni klasik ke masyarakat banjar, yakni hulu sungai
utara dan banjarmasin. Namun ketika beliau dibuangoleh belanda ke cianjur tahun
1862, maka para bekas abdi kerajaan yang kembali ke desa-desa membina dan
mengembangkan seni klasik tersebut dikalangan mereka.
di istana, seni klasik
kraton berfungsi sebagai tata artistik upacara-upacara seperti penobatan,
menyambut tamu dan upacara daur hidup lainnya, maka pada kelompok pendukung
selanjutnya berfungsi sebagai pusaka yang magis, yang harus diadakan upacara
tahunan membersihkan dan menggelar untuk kalngan sediri.
Dikalangan rakyat jelata,
kesenian yang berfungsi sebagai sarana upacara, tetap lestari dan berfungsi
sebagai alat komunikasi vertikal dengan Yang Maha kuasa. Inilah sebab-sebabnya
mengapa di akhir abad ke-19, wayang, topeng, menyampir dan menyanggar banua dan
lain-lain tetap hidup, karena kesenian ini sangat berkaian arat dengan alam
fikiran dan kepercayaan suku banjar dewasa saat ini yang merupakan sisa-sisa
kepercayaan Animisme dan Dinamisme
A.
Kehidupan Seni Sastra
Kebanyakan dari rakyat
biasa belum mendapatkan pendidikan umum. Huruf arab melayu masih mendapatkan
terpat yang sangat penting untuk baca tulis. Hal ini dikarenakan berkat sekolah
duduk dalam belajar agama Islam di desa-desa. Masyarakat mempercayakan
seluruhnya kepada guru-guru agama untuk memberikan pelajaran mengaji Al-Qur’an
pada malam hari, dan pada siang harinya belajar baca tulis huruf arab.Selain
membaca Al-Qur’an, juga harus membaca Barjanji, Dida’i, serta Kasidah. Para
pemuda dan pemudi yang pandai membaca Al-Qur’an, kebanyakannya juga pandai
membaca huruf Arab Melayu. Dengan harapan sedikit demi sedikit ilmu pengetahuan
mereka bisa berkembang.Salah satu bentuk seni sastra yakni madihin, yang makin
berkembang di daerah Tabalong, menyebar ke banua lima, dan di hulu sungai
selatan berpusat di Tawia.
Sedangkan sastra
tertulis yakni berupa buku-buku syair berbahasa Melayu tersebar ke seluruh
pelosok kota dan desa di kalimantan selatan dan yang terkenal adalah syair
Carang Kulina, Syair Siti Zubaidah, Abdul Malik, Brahma Syahdan, dan
sebagainya. Membaca syair-syair dengan kelompok dan terkenal dengan lagu-lagu
Hujan Panas, Tingkaling Sangkut, Raja Mamuja, Kasidah Umi Kalsum dan
sebagainya. Pembacaan syair dilakukan ketika malam pengantin, malam bapingit,
dan malam sesudah yasinan/arisan.
B. Kehidupan Seni Teater
Teater Tutur Lamut
adalah yang mempunyai episode tujuh bagian cerita, sangat digemari oleh rakyat
pada zamannya. Disebuah meja hias, dengan sebuah rebana (terbang lamut),
bercerita denga intonasi nada-nada, diselinge dengan pantun-pantun yang memikat
pemonton berada di depan dengan melingkar.
Teater Tutur Bapandung
bermula di desa Pariuk Margasari, Tapin. Bapandung adalah semacam monolog
berbahasa banjar. Pamandungan bermain meniru manusia berstatus, misalkan
seperti: raja, saudagar, jin, dan bahkan seorang putri dan permaisuri.
Ceritanya dimainkan hanya oleh seotang pemain. Kisah dongeng atau ciptaan
pemandungan diselesaikan dalam satu jam atau dua jam di saat terang bulan.
Teater Badar Muluk
adalah perkembangan dari Bapandung, dimana permainan bertambah dengan
permaisuri, raja, putera, dan khadam serta anak raja-raja membujuk putri
(babujukan). Cerita dalan syair Abdul Muluk hanya dimainkan oleh beberapa orang
saja. Walaupun meniru dari jawa tengah, wayang kulit tetap digemari dan
dihargai oleh masyarakat banjar.
Wayang banjar mempunyai
ciri yang khas sebagai local genius, dan dipelihara turun menurun. Teater ini
muncul dalam keluarga Kitut di Barikin, Hulu Sungai Tengah. Cerita yang
dimainkan adalah episode Panji.
C. Kehidupan Seni Tari
Pada upacara perkawinan,
pengantin wanita mengadakan taria Kuda Gipang. Kuda Gipang pada saat itu
berbusana kemeja atau kaos putih. Bercelana bandring seperti celana Napoleon,
memakai selendang hiasan (sulindang), dan jenis mesiknya adalah sarunai,
kurung-kurung, gendang (babun) dan gong. Penhanten pria diantar ke rumah
pengantin wanita denga iringan Rebana Haderah dengan nyanyian Barjajni atau
Sarafal Anam.
D. Kehidupan seni musik
Musik gamelan banjar
yang semula hidup di keraton/jawa tengah, namun pada gamelan Hulu Sungai yang
merupakan elemen tari-tarian klasik sudah berkurang. Kondisi seperti ini sama
sekali tidak mengurangi nuansa bunyi, walaupun alat-alatnya Cuma babun, sarun,
sarantum, dawu, kanung, agung dua, dan kangsi.
Musik sarunai yang
berfungsi pengiring Silat-Kuntaw, serta Kuda Gipang Basulindang, masih
sederhana. Alat-alatnya adalah babun besar, babun kecil, sarunai dan gong serta
ditingkah kuruh-kurung talu. Alat-alat seperti gambus panting, suling, salung,
kuriding, kalangkupak dan lain-lain, masih musik individual. Musik Hadrah yang
mengiring kasidah tradisional Barjanji, Diba’i, Sarafal anam, masih berkembang
bersama kelompok Tarbang Lima Pengiring Burdah.
E.seni rupa
Dalam bidang arsitektur,
macam-macam bangunan rumah Adat Banjar dengan macam-macam gerbang masih
menonjol dan dibangun sesuai status manusia anggota masyarakat yang
membangunnya. Ulama masih tinggal di palimasan, dan para pedagang besar, kecil,
juga ornga Cina yang kaya raya mendirikan rumah tipe Palimbangan. Rumah tipe
bangunan tinggi, gajah belitu dan Gajah Menyusu masih menunjukkan status
golongan pemiliknya. Walaupun kemudian terdesak oleh ukuran kekayaan.
Pakaian banjar seperti
taluk balanga, Palimbangan, Baju Poko, kebaya panjang bersulam, tapih
sasirangan masih nampak pada peraelatan perkawinan. Pola hiasan tata ruang
persandingan tetap memakai dinding arguci seperti pada abad ke-19. Kain adat
seperti tenunan paminta, sarigading hanya dipergunakan oleh keturunan
Anang.Gusti dan Andin dalam acara mandi-mandi, sunatan dan acara selamatan lainnya
Ornamen banjar makin
berkembang pada ukiran-ukiran pilis rumah, tangga dan pagar, serta hiasan
perkakas kuningan. Demikian juga motif anyaman dari rotan. Kebudayaan Banjar
sampai 1928 masih merupa banjar tradisional yang masih melekat erat dalam jiwa
rakyatnya.
Pengaruh kesenian barat
seprti seni sastra, seni lukis, seni tari dan seni musik, tidak begitu nampak
pengaruhnya. Penagruh yang nampak hanya di kota Banjarmasin yakni terhadap
masyarakat elite kolonial. Pemakaian huruf latin disamping Arab di masyarakat
pribumi mulai berkembang. Di bidang musik,biola lambat laun mendesak penggunaan
rebab.
Seni tradisi tidak berubah. Kesenian yang melekat pada upacara-upacara seperti upacara mengarak pangantin dengan kesenian yang digelar pada malam Bajajagaan serta kesenian yang digelar ketika pengantin bersanding, tetap saja dilakukan. Di Barikin, masyarakat masih saja menyelenggarakan, Manyanggar Banua, menggelar Wayang kulit, Wayang Gung, Tarian Topeng dan Teater Pantul dan Bagungan.
2. Kesenian tradisonal
islami Banten
Bahasa Penduduk asli
yang hidup di Provinsi Banten berbicara menggunakan dialek yang merupakan
turunan dari bahasa Sunda Kuno. Dialek tersebut dikelompokkan sebagai bahasa
kasar dalam bahasa Sunda modern, yang memiliki beberapa tingkatan dari tingkat
halus sampai tingkat kasar (informal), yang pertama tercipta pada masa
Kesultanan Mataram menguasai Priangan (bagian timur Provinsi Jawa Barat). Namun
demikian, di Wilayah Banten Selatan Seperti Lebak dan Pandeglang menggunakan
Bahasa Sunda Campuran Sunda Kuno, Sunda Modern dan Bahasa Indonesia, di Serang
dan Cilegon, bahasa Jawa Banten digunakan oleh etnik Jawa. Dan, di bagian utara
Kota Tangerang, bahasa Indonesia dengan dialek Betawi juga digunakan oleh
pendatang beretnis Betawi. Di samping bahasa Sunda, bahasa Jawa dan dialek
Betawi, bahasa Indonesia juga digunakan terutama oleh pendatang dari bagian
lain Indonesia.
Kebudayaan Debus
Permainan Debus
merupakan seni pencak silat yang berhubungan dengan ilmu kekebalan sebagai
refleksi sikap masyarakat Banten untuk mempertahankan diri. Kesenian
tradisional yang dikombinasi dengan seni tari, seni suara dan seni kebatinan
ini bernuansa magis. Debus adalah seni pertunjukan yang memperlihatkan
permainan kekebalan tubuh terhadap pukulan, tusukan, dan tebasan benda tajam.
Dalam permainannya, Debus banyak menampilkan atraksi kekebalan tubuh sesuai
dengan keinginan pemainnya. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa
sekitar abad ke-17 (1651-1652), Debus difokuskan sebagai alat untuk
membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Pada perkembangan
selanjutnya, debus menjadi salah satu bagian dari ragam seni budaya masyarakat
Banten sehingga kesenian ini banyak digemari oleh masyarakat sebagai hiburan
yang langka dan menarik. Di Banten, permainan Debus berkembang di Kabupaten
Lebak, Pandeglang dan beberapa kecamatan di Kabupaten Serang diantaranya :
Walantaka, Kragilan, Curug dll.
Dogdog
Dogdog merupakan alat
musik yang terbuat dari batang kayu bulat, tengahnya diberi rongga, namun kedua
ujung ruasnya mempunyai bulatan diameter yang berbeda (± 12 - 15 cm) dengan
panjang ± 90 cm. Pada ujung bulatan yang paling besar ditutup dengan
kulit kambing yang telah dikeringkan dan diikat dengn bambu melingkar yang
dipaseuk/baji untuk menyetel suara atau bunyi. Suara yang dihasilkan akan
berbunyi dog dog dog (dalam telinga orang Sunda). Oleh karena itu alat ini
diberi nama Dog Dog. Sedangkan kata lojor berarti lonjong atau lodor yang
sepadan dengan kata panjang. Jadi Dogdog Lojor sama artinya dengan Dogdog
Panjang. Kesenian ini berkembang di Banten bagian Selatan Kabupaten Lebak,
dengan pemain berjumlah 12 orang. pada awalnya pertunjukan seni dogdog lojor
ini, dilakukan sebagai pelengkap dalam rangka pelaksanan upacara adat
seperti seren taun, sedekah bumi ataupun ruwatan. Oleh karena itu, pertunjukan
dogdog lojor dilaksanakan secara khidmat. Sejalan dengan perkembngan zaman,
pertunjukan dodgdog lojor dilakukan dengan penuh kegembiraan sehingga
berkembang menjadi seni pertunjukan hiburan dan permainan rakyat.
Bedrong lesung
Bedrong Lesung merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat Cilegon - Banten yang tumbuh dan berkembang secara turun - temurun di masyarakat sampai sekarang. Kesenian tradisional ini pada awalnya merupakan tradisi masyarakat desa dalam menyambut Panen Raya, sebagai ungkapan kebahagiaan atas jerih payah yang dilakukan, telah membuahkan hasil. Bedrong Lesung dalam perkembangannya tidak saja ditampilkan dalam menyambut Panen Raya, namun ditampilkan juga pada acara-acara pesta perkawinan ataupun upacara – upacara peresmian. Perpaduan antara musik Lesung atau Lisung (tempat menumbuk padi tradisional) dengan musik lainnya yang dimainkan oleh beberapa orang.
Kesenian Calung
Calung merupakan kesenian khas masyarakat Sunda pada umumnya, yang berkembang secara turun temurun, dengan peralatan perkusi dari bilah-bilah bambu, yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menimbulkan nadanada yang harmonis. Kesenian ini dimainkan oleh lima orang pemain, ditingkahi dengan nyayian dan sindiran ditambah dengan adanya lawakan (bobodoran). Pada dasarnya kesenian ini dibawakan dengan penuh keceriaan, sehingga akan menambah suasana lebih hidup kepada penonton.
Kesenian Barongsai di
Tangerang
Kesenian yang berkembang di Tangerang, terdiri dari beberapa jenis antara lain : kilin, Peking Say, Lang Say, dan Samujie. Kesenian yang menampilkan Singa Batu model dari Cieh Say ini ada bermacam-macam, dimana yang utama mengikuti dua aliran, yaitu Aliran Utara dan Selatan, yang dimaksud adalah sebelah uatara Sungai Yang Zi, bentuknya garang, badannya tegap, mulutnya persegi seperti yang kita lihat di kelompok istana kekaisaran di Beijing, sedangkan aliran selatan adalah terdapat di sebelah Selatan Sungai Yang Zi bentuknya lebih bervariasi dan luwes, tapi kurang gagah. Aliran Selatan pada umumnya berada di kelenteng-klenteng Indonesia khusunya di Kota Tangerang .
Kesenian Angklung Buhun khas
Kabupaten Lebak
Kesenian Angklung Buhun
merupakan kesenian angklung khas Kabupaten Lebak dengan peralatan perkusi dari
bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menimbulkan nada-nada yang
harmonis. Angklung buhun berarti angklung tua, kuno (baheula) yang dalam arti
sebenarnya adalah kesenian pusaka. Dinamakan buhun, karena kesenian ini lahir
bersamaan dengan hadirnya masyarakat Baduy. Dengan demikian salah satu jenis
kesenian masyarakat Baduy yang pertama kali lahir adalah Angklung Buhun yang
memiliki nilai magic (kekuatan gaib) dan sakral, selain itu punya arti penting
sebagai penyambung amanat untuk mempertahankan generasi orang Baduy. Saat ini
kelompok pemain kesenian Angklung buhun sangat jarang ditemui atau dipentaskan.
Biasanya kesenian ini sekarang hanya dijumpai pada acara-acara ritual, seperti
acara adat Seren Taun di Cisungsang dan Seba di Masyarakat Baduy Kabupaten
Lebak. Kesenian buhun memiliki karakter kesenian yang sederhana baik dalam
lirik atau lagunya. Biasanya menggambarkan alam sekitar sehingga
menciptakan suasana yang nyaman, damai dan harmonis.
Kesenian
Marawis di Tangerang – Banten
Kesenian bernuansa islami yang berkembang di Tangerang – Banten. yang Aslinya berasal dari tradisi Muslim yang dibawa oleh bangsa Yaman. Merupakan kombinasi antara seni perkusi dan ritmis dinamis yang dilakukan oleh 16-18 pemain pria sebagai pemain musik, penyanyi dan penari, Seni ini tidak hanya seringkali hadir dalam prosesi tradisional, namun kini menjadi seni yang cukup digemari karena menarik.
Terbang Gede kesenian
tradisional Banten
Terbang gede merupakan
salah satu kesenian tradisional Banten yang tumbuh Agama Islam menyebarkan
ajarannya di Banten, oleh karena itu kesenian terbang gede berkembang secara
pesat di lingkungan pesantren dan mesjid-mesjid terutama di Kabupaten Serang
dan Kota Serang . Kesenian ini disebut Terbang Gede karena salah satu instrumen
musik utamanya adalah Terbang Besar (gede). Pada awalnya kesenian Terbang Gede
berfungsi sebagai sarana penyebaran Agama Islam, namun kemudian berkembang
sebagai upacara ritual seperti:- ngarak panganten- ruwatan rumah- syukuran
bayi- hajat bumi.
Terbang Gede
dimainkan oleh beberapa orang biasanya laki-laki yang telah lanjut usia terdiri
atas Penabuh Terbang Gede (besar),penabuh sela, penabuh pengarak, penabuh
kempul, penabuh koneng, yang diiringidengan sholawatan nabi dengan bahasa Arab
ataupun Jawa.
Rudat
Rudat berasal dari bahasa
Arab Rudatun yang artinya taman bunga, yang di bawa oleh tokoh ulama Sukalila
antara lain K.H. Madir, K.H. Abdurrahman pada 1888. yang diteruskan oleh K.H.
Soleman, sambil menyebarkan agama islam kemudian mengembangkan kesenian Rudat.
Kesenian Rudat berkembang keseluruh pelosok Kabupaten Serang dan berkembang di
kalangan masyarakat santri untuk mengiringi lagu-lagu Solawat yang bernafaskan
islam. Kesenian Rudat di gunakan untuk keperluan mengiringi:
- Acara Pernikahan-
khitanan- Muludan- Rajaban,- Hari Raya Idhul Fitri-Hari Raya Idhul Adha.
Kesenian Cokek dari daerah
khas Kota Tangerang
Cokek jenis tarian daerah khas Kota Tangerang, kesenian ini merupakan perpaduan antara kesenian Cina dan Sunda yang mempunyai keunikan tersendiri, yang pada awalnya berkembang di daerah Betawi. Kesenian Cokek berkembang di Kota Tangerang di daerah Selapajang Jaya dan Neglasari khususnya di tampilkan di rumaha kawin Cina yang diiringi oleh musik Gambang Kromong. Kesenian lainnya yang berkembang di Kota Tangerang antara lain : 1. Lenong, 2. Rebana Ketimpring, 3. Tanjidor, 4. Marawis sebagai kesenian yang bernuansa Islam.
Dzikir Saman khusus Kabupaten
Pandeglang
Seni Saman disebut juga Dzikir Maulud yaitu kesenian tradisional rakyat
Banten khususnya di Kabupaten Pandeglang yang menggunakan media gerak dan lagu
(vokal) dan syair-syair yang dilantunkan mengagungkan Asma Allah dan pujian
kepada Nabi Muhammad SAW. berdasarkan literatur disebut Dzikir Saman karena
berkaitan arti Saman yaitu Delapan dan dicetuskan pertama kali oleh Syech Saman
dari Aceh. Tari Saman berasal dari Kesultanan Banten yang dibawa para ulama
pada abad 18 sebagai upacara keagamaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi
Muhammad SAW pada bulan Maulud, namun dalam perkembangan selanjutnya dapat pula
dilakukan pada upacara selametan khitanan, pernikahan atau selametan rumah.
pemain seni Dzikir Saman berjumlah antara 26 sampai dengan 46 orang. 2 sampai 4
orang sebagai vokalis yang membacakan syair-syair Kitab “Berjanji”, sementara
20 sampai 40 orang yang semuanya laki-laki mengimbangi lengkingan suara vokalis
dengan saling bersahutan bersamaan (koor) sebagai alok. Pola permainan seni
Dzikir Saman dilakukan sehari penuh dangan tiga Babakan, yaitu : Babakan
Dzikir, Babakan Asroqol, dan Babakan Saman.
Kesenian Rampak Bedug Tradisional Masyarakat Pandeglang
Seni rampak bedug adalah kesenian tradisional masyarakat pandeglang, dan
sekitarnya yang merupakan titik kulminasi estetik dari tradisi ngadu bedug yang
biasa dilakukan warga pada perayaan hari raya iedul fitri atau iedul adha.
Perangkat peralatan yang digunakan meliputi : satu set bedug kecil selaku
pengatur irama, tempo dan dinamika, sedangkan bedug besar sebagai bass,
sementara melodi hanya berasal dari lantunan shalawatan yang dilakukan sambil
menabuh. Pola tubuh yang biasa mereka sebut dengan lagu diantaranya :pingping
cak-cak, nangtang, celementre, rurudatan, antingsela, sela gunung, kelapa
samanggar, dan lain-lain.
Kesenian Padingdang Pandelang
Padingdang Pandeglangan merupakan salah satu Kesenian hasil dari kolaborasi Rampak Bedug Pandeglang dengan kendang pencak, tarian Saman, teriakan Beluk, lagu-lagu buhun gendereh, tarian pencak silat, angklung dodod dan jenis seni tradisi lainnya. Yang ditata sesuai kebutuhan paket pertunjukan modern di dalamnya terdapat pola tabuhan perkusi melalui Waditera Bedug, Kendang, dan terbang yang terbalut rapih aransemen musik dan melodi vocal Saman, Beluk dan Sholawatan terbang tandak serta lengkingan terompet pencak .
Referensi
salibi,A.1983 Sejarah dan kebudayaan Islam .Jakarta pusat : Pustaka Alhusna
Rahimsyah Ar .,MB2006Biografi dan Legenda walisanga dan para ulama penerus
perjuangan ,Indah Surabaya
Lia sukiyah sahroni dkk ,.Pendidikan Agama Islam Kelas XI,. Rekatama
Muhamad Naikin dkk ., Pendidikan Agama Islam Kelas 3 Erlangga
Semoga dpat dimanfaatkan
dan diberbagi …..untuk orang ynag membutuhkan
=======================&&&&&&&&&&&&&&&&&&==============================
Uji Kompetensi : Dalam Penugasan Sejarah Tradis Islam Nusantara
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar !
1. Da’wah yang ditempuh Sunan Bonang
dalam menyebarkan agama Islam menggunakan….
a. Wayang kulit dan Gamelan/Gending
b. Qasidah dan Marawis
c. Ketrampilan Pencak Silat
d. Pentas music dan Ludruk.
2. Upacara tradisi Sekatenan di
Yogyakarta dilaksanakan setiap bulan….
a.
Sura/Muharam c.Dzulhijjah
b.
Syawal d.Maulid/
Rabiul Awwal.
3. Upacara Gerebeg diyogyakarta
merupakan kebudayaan Islam kejawen yang bertujuan….
a. Bersyukur atas nikmat yang
diterima
b. Tolak bala dari berbagai musibah
c. Peringatan atas kematian manusia.
d. Pemujaan terhadap nenek moyang
4. Seni budaya yang berkembang di
Nusantara sebelum ke datangan agama Islam,
disebut....
a.seni budaya lokal c. tradisi Islam
b.seni budaya Islam d. tradisi local
5. Seni budaya lokal yang
dijadikan media dakwah Islam adalah....
a. wayang c. kasidah
b. hadrah d. ludruk
6. Seni budaya yang berasal dari Arab
dan berkembang di Nusantara, adalah....
a. wayang c. tayub
b. kasidah d. Ludruk
7. Seni hadrah sebenarnya hampir
sama dengan qasidah, yang membedakan adalah jenis pujiannya yang ditujukan
kepada....
a. tokoh masyarakat c. tokoh agama
b. Nabi Muhammad saw d. para sahabat Nabi
8. Walisanga yang menggunakan
wayang sebagai media dakwah adalah………..
a. .Sunan Gunung Jati c Sunan Kalijaga
b. Sunan Giri d. Sunan Muria
9. Walisanga yang menggunakan
nyanyian/permainan sebagai media dakwah adalah…
a. Sunan Gunung Jati c. Sunan Kalijaga
b. Sunan Giri d. Sunan Muria
10. Tradisi dan upacara adat kesukuan
pada kehamilan seseorang, disebut....
a. aqiqah c.
nyadran
b. tingkeban d. bancakan
11. Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw
di Indonesia pertama kali diadakan oleh....
a. Sultan Hasanuddin c. Sultan Shalahuddin
b Sultan Hamengkubuwono d. Sultan Pakualaman
12. DiSolo danYogyakarta peringatan
mauled NabiMuhammad sawdikenal dengan istilah....
a.panjang jimat c dugderan
b ekaten d.selamatan
13. Upacara pemberian nama bayi yang
baru lahir disebut....
a.walimatut tasmiyah c.walimatul ’arusy
b.walimatul khitan d.walimatul hamli
14. Upacara pernikahan/perkawinan seseorang disebut....
a.walimatut tasmiyah c.walimatul ’arusy
b.walimatul khitan d.walimatul hamli
15. Islam memberi apresiasi terhadap
seni budaya, tradisi dan upacara adat kesukuan sebagai
sesuatu yang bersifat mubah,
maksudnya....
a.dilarang c diutamakan
b.disesuaikan d.diperbolehkan
16. Berikut adalah bentuk seni budaya
yang dapat disesuaikan dengan agama Islam,
kecuali....
a. mitoni c
qira'ah
b. muludan d. wayang
17. Perayaan tradisional Asyura yang
diselenggarakan oleh masyarakat Bengkulu disebut
dengan.....
a.tabot c.
grebeg
b.sekaten d. keratin
18.Yang termasuk unsur-unsur Islam dalam
perayaan sekaten pada masa Kerajaan Demak
adalah....
a.penggunaan gunungan yang berisi hasil
bumi
b.benda pusaka kerajaan dipamerkan
c.pembacaan zikir-zikir dan do’a kepada
Allah swt
d. pembagian berkah dari gunungan kepada
masyarakat
Komentar