adsmob1

BAB.12 . Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara (PAI/SMP/Kurtilas )

Hampir 85%  Penduduk Indonesia beragama islam, hal tersebut tidak terlepas dari kiprah dan jasa para alim ulama yang telah menyebarkanNya melalui media dakwah islamiyah . Diantara Ulama lain yang sangat berjasa  dalam penyebaran islam di Nusantara khususnya di pulau jawa adalah Para Wali Sanga dengan metode penyiaran dakwa Islamiah di pulau jawa dengan menggunakan berbagai bentuk kesenian trasional masyarakat setempat dengan menyisipkan nilai-nilai Islam kedalamnya dan metode ternyata penyiaran islam tersebut sangat efektif karena masyarakat setempat dapat menerima dengan baik. mereka tidak merasa asing dengan munculnya budaya baru karena budaya mereka tidak di hapus.dan perlahan budaya baru tersebut menjadi budaya lokal yang bernapaskan islam, bahkan budaya baru tersebut menambah kekayaan budaya masyarakat jawa dan kini menjadi kebudayaan nasional yang harus dijaga kelestariannya.

Seperti apa  kebudayaan lokal itu ? Tradisi Islam bagaimanakah yang harus di jaga kelestariannya ? untuk mengetahui itu semua simaklah penjelasan materi di bawah ini :

A. Seni Budaya Lokal Sebagai Tradisi Islam

            Budaya berasal dari bahasa Sansekerta artinya budaya bentuk jamak dari kata budhi yang berarti perilaku, budi atau akal. Jadi kebudayaan dapat diartikan sebagai bentuk yang berkaitan dengan budi pekerti dari hasil pemikiran. Kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan. Sebab perwujudan dari kebudayaan tidak terlepas dari hasil olah pikir dan perilaku manusia lewat bahasa, sarana kehidupan dan organisasi sosial. Kesemuanya itu sangat membantu manusia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

 

1. Pengertian Budaya Lokal Sebagai Tradisi Islam

Seni budaya lokal adalah Seni Budaya yang berkembang di suatu daerah  yang menjadikan  ciri has dari daerah tersebut. Banyak sekali kebudayaan yang berkembang di tanah jawa seperti ; Wayang, Pemujaan terhadap roh leluhur, grebeg maulud  dan sebagainya. Tradisi Islam adalah Suatu kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan untuk diadakan atau dilaksanakan yang berisikan ajaran Islam. Misalnya mendoakan orang tua, berdzikir, berselawat, silahturahmi dan sebagainya.

            Sebelum islam belum masuk ke bumi Nusantara ini kebiasaan hidup  dari masyarakat yang ada di Nusantara dulu sangat di pengaruhi oleh ajaran Hindu - Budha  dengan Budaya Animisme dan Dinamisme yang mempengaruhi seni budaya lokal. Setelah islam masuk nusantara maka terjadi perubahan pada kebisaan kehidupan masyarakat atau budaya lokal tersebut berubah menjadi kebiasaan yang terpengaruhi oleh nilai ajaran islam. dari penyatuan kedua buaya lokal tersebut di sebut Akulturasi ( Penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang berbeda ).

            Seni budaya lokal yang di gabungkan dengan tradisi Islam banyak jenisnya di antara budaya tersebut ada yang berupa: kesenian, upacara adat,  dan Seni Bangunan. Ketiga kelompok tersebut menggambarkan suatu budaya yang menjadi ciri khas dari setiap budaya mereka.

2. Budaya lokal Yang bernuansa Islam

    Islam merupakan Agama yang Fleksible dapat di terima kapanpun dan dimanapun. Hal ini terbukti denga masuknya ajaran islam ke dalam sebuah kebudayaan lokal yang dahulunya telah ada,atau bukan bukan kebudayaan islam. kemudian menjadi kebudayaan yang bernuasa islam. Adapun budaya-budaya lokal yang bernuansa islam yang ada di Indonesia adalah ;

a. Kesenian

Kesenian adalah salah satu media yang paling mudah diterima dalam penyebaran agama Islam. Salah satu buktinya adalah menyebarnya agama Islam dengan menggunakan wayang kulit dan gamelan oleh Sunan Kalijaga. Sedangkan yang dimaksud dengan tradisi adalah suatu adat istiadat yang biasa dilakukan namun didalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam.

 Kesenian merupakan kebudayaan yang banyak terdapat di indonesia oleh karena itu kesenian juga disispkan dengan ajaran islam. Bahkan kesenian Tradisioanl murni dapat dijadikan kesenian baru yang diterima masyarakat sebagai budaya lokal. beberapa kesenian lokal yang berhasil di ubah menjadi kesenian bernapaskan islam oleh wali sanga yang di jadikan media dakwa tersebut Diantara seni budaya nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam adalah :

:

1. Seni Musik : Seni gambus dan gambangkoro yang sair-syairnya berisi ajaran islam

2. Seni Tari  : Seni Tari Zapin  untuk mengiri seni kasidah  dan gambus

3. Seni rupa seni ornamen kaligrafi:

4. seni suluk dan seret wirid tulisan jawa atau arab yang berisi ajaran kebatinan orang jawa    

5. Seni Peran atau Teater seni wayang kulit dan wayang golek sarana lainnya yang digunakan untuk menyebarkan ajaran islam di tanah jawa     

B. Upacara 

a. Upacara Grebeg Maulud yaitu : Tradisi untuk mengiringi para raja atau pembesar kerajaan. Grebek pertama kali diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta oleh Sultan Hamengkubuwana ke-1. Grebek dilaksanakan saat Sultan memiliki hajat dalem berupa menikahkan putra mahkotanya. Grebek di Yogyakarta di selenggarakan 3 tahun sekali yaitu : pertama grebek pasa, syawal diadakan setiap tanggal 1 Syawal bertujuan untuk menghormati Bulan Ramadhan dan Lailatul Qadr, kedua grebek besar, diadakan setiap tanggal 10 dzulhijjah untuk merayakan hari raya kurban dan ketiga grebek maulud setiap tanggal 12 Rabiul awwal untuk memperingati hari Maulid Nabi Muhammad saw. Selain kota Yogyakarta yang menyelenggarakan pesta grebek adalah kota Solo, Cirebon dan Demak.

 

     Perayaan Grebeg Maulud di sebut juga Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi yang sudah lama berkembang dalam masyarakat Islam. Dirayakan tiap tanggal 12 Rabiul Awal, sebagai bentuk penghormatan kepada teladan Rasulullah 

 

Upacara Grebeg Maulud di Yogyakarta

 

b. Upacara Sekatan

Sekaten adalah tradisi membunyikan musik gamelan milik keraton. Pertama kali terjadi di pulau Jawa. Tradisi ini sebagai sarana penyebaran agama Islam yang pada mulanya dilakukan oleh Sunan Bonang. Dahulu setiap kali Sunan Bonang membunyikan gamelan diselingi dengan lagu-lagu yang berisi tentang agama Islam serta setiap pergantian pukulan gamelan diselingi dengan membaca syahadatain. Yang pada akhirnya tradisi ini disebut dengan sekaten. Maksud dari sekaten adalah syahadatain.

Sekaten juga biasanya bersamaan dengan acara grebek maulud. Puncak dari acara sekaten adalah keluarnya sepasang gunungan dari Masjid Agung setelah didoakan oleh ulama’-ulama’ keraton. Banyak orang yang percaya, siapapun yang mendapatkan makanan baik sedikit ataupun banyak dari gunungan itu akan mendapatkan keberkahan dalam kehidupannya. Beberapa hari menjelang dibukanya sekaten diselenggarakan pesta rakyat.

:

Upacara Sekaten merupakan Tradisi turun-temurun dari sekitar abad ke-15 ini berasal dari Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam di pantai utara Jawa. Seiring berjalanya waktu, agama Islam mulai menyebar ke beberapa daerah.

Makna Sekaten Menurut KRT Haji Handipaningrat dalam buku Perayaan Sekaten, kata Sekaten berakar dari kata dalam bahasa Arab, "Syahadatain" yang memiliki makna persaksian (syahadat). Bagi masyarakat Muslim, syahadat dianggap penting sebab merupakan proses pengakuan terhadap keesaan Tuhan dan risalah Nabi Muhammad SAW. Kemudian, kata itu mengalami perluasan makna dengan "Suhatain" yang bermakna menghentikan atau menghindari dua perkara, perbuatan buruk dan menyeleweng. Makna ini kemudian berkembang lagi menjadi "Sakhatain" yang bermakna menghilangkan makna dua watak, hewan dan setan. Selain itu, ada juga "Sakhotain" yang berarti menanamkan dua perkara, yaitu memelihara budi suci dan budi luhur. Setelah itu ada juga kata "Sekati" yang bermakna orang hidup harus bisa menimbang yang baik dan buruk. Dan yang terakhir "Sekat", adalah pembatas, untuk tidak berbuat jahat dan mengetahui batas-batas kebaikan dan kejahatan. Akhirnya, makna Sekaten tak hanya sebatas hiburan dan prosesi upacara semata, melainkan mengandung makna kehidupan seperti di atas yang harus bisa diterapkan oleh setiap insan individu.

Upara yang di lakukan pada tanggal 12 rabiul awal pada kalender  Hijriyah untuk memperingti Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

 

2. Pesta Tabuik / Pesta Tabot

Pesta Tabuik / Pesta Tabot Adalah upacara untuk memperingati meninggalnya cucu nabi Muhamad yaitu Husaen bin Ali      

     Upacara Adat Tabuik merupakan Tradisi Budaya dari provinsi Sumbar, tepatnya di Pariaman. Upacara/festival besar tahunan ini sudah ada sejak abad ke-19. Namun jika disimak dari cerita masyarakat yang tersebar secara turun-temurun, maka upacara ini lahir tahun 1826 hingga 1828 Masehi.

     Upacara Tabuik yang diselenggarakan sekali dalam setahun, setiap tanggal 10 Muharram.

 

Upacara Tabuik dari provinsi Sumbar, tepatnya di Pariaman. Yang diselenggarakan sekali dalam setahun, setiap tanggal 10 Muharram.

 

Sejarah Upacara Tabuik

Upacara Adat Tabuik merupakan tradisi Budaya dari provinsi Sumbar, tepatnya di Pariaman. Berdasarkan beberapa sumber, festival besar tahunan ini sudah ada sejak abad ke-19. Namun jika disimak dari cerita masyarakat yang tersebar secara turun-temurun, maka upacara ini lahir tahun 1826 hingga 1828 Masehi.

 

Kabarnya, golongan pertama yang membawa tradisi ini adalah orang-orang dari India penganut Syiah. Kemudian di tahun 1910, diadakan kesepakatan antar pemuka suku mengenai tradisi ini, akhirnya dikeluarkan kesepakatan untuk menyelaraskan upacara ini dengan adat dan budaya yang berlaku di Minangkabau.

 

Upacara Tabuik sendiri diadakan setiap tanggal 10 Muharram, yakni untuk memperingati hari wafatnya salah satu cucu Rasulullah SAW yakni Hussein bin Ali, yang syahid di medan perang Karbala. Kata “Tabuik” diambil dari bahasa Arab yakni “Tabut” atau peti kayu. Untuk jenisnya, terdiri dari 2 macam, yakni Tabuik Pasa dan Subarang. 

Berdasarkan beberapa kisah, peti kayu (Tabut) yang berisi potongan-potongan jenazah Sayyidina Husein dibawa terbang ke langit oleh Buraq. Berdasarkan sejarah ini lah, masyarakat Pariaman membuat tiruan Buraq yang sedang mengangkut peti kayu di punggungnya. 

Oh iya, Perayaan Festival Tabuik yang pertama adalah jenis Tabuik Pasa, yang berlokasi di sekitar wilayah yang berada di sisi selatan dari sungai yang membelah kota, sampai ke tepian Pantai Gandoriah. Sedangkan Tabuik Subarang berlokasi di bagian utara dari sungai yakni Kampung Jawa. 

Adapun Prosesi Upacara Tabuik memiliki 8 tahapan yang disebut dengan ritual, urutannya adalah sebagai berikut :

1.Mengambil tanah

2.Menebang batang pisang

3.Maatam

4.Mengarak jari-jari

5.Mengarak sorban

6.Tabuik naik pangkek

7.Hoyak tabuik

8.Membuang tabuik ke laut. 

4. Selikuran Upacara yang di selenggarakan setiap tanggal 21 Ramadan   

    Arti Kata Malem Selikuran : Malem Selikuran berasal dari Bahasa Jawa yaitu “Malem” yang artinya malam, dan “Selikur” yang artinya dua puluh satu. Malam Selikuran, tradisi Islam-Jawa menyambut malam”lailatul qadar “ .

      Upacara selikuran di kraton surakarta. 

        

         Upacara malam selikuran di kraton Jogja

                        

                                                            Upacara ,malam selikuran di kraton Solo 

Selepas salat tarawih, ratusan prajurit Kasunan Surakarta berbaris membawa pedang, tombak, dan panah di depan Kori Kamandungan memimpin Kirab Malam Selikuran. Mereka berjalan menuju Masjid Agung Kauman, diikuti para punggawa keraton dan abdi dalem yang memikul 1.000 nasi tumpeng dan membawa 1.000 lampu ting (lentera). 

      Seiring berkembangnya waktu, rangkaian acara pada Malem Selikuran terus bertambah dari tahun ke tahun. Urutan rangkaian acara yang dalam tradisi itu yaitu pembacaan Al-Qur’an, tausiyah, zikir, istigfar, do’a, dan dilanjutkan dengan buka puasa bersama.

           

5. Magengan/ Dandangan ( upacara menyambut bulan suci Ramadan)

    Tradisi Megengan diduga kuat diciptakan oleh Sunan Kalijaga.  Megengan berasal dari kata megeng yang bahasa Indonesia-nya menahan, dan terkandung maksud menahan diri dari sekarang untuk menyabut datangnya bulan puasa

Puasa dalam bahasa jawanya Poso, ‘ngeposne rasa’ dengan maksud mengistirahatkan perasaan entah itu perasaan senang, marah, benci, atau apapun itu jenis perasaan, agar jangan sampai nantinya ketika menjalani puasa hanya menikmati menahan lapar dan dahaga saja padahal yang paling penting adalah menahan perasaan  atau hawa nafsunya.

Ada tiga kegiatan yang biasa dilaksanakan pada tradisin megengan, yaitu :

1.mandi keramas yang bermaksud untuk mensucikan diri dalam menghadapi datangnya bulan suci Ramadhan,

2.setelah itu berziarah ke makam leluhur, yang dikandung maksud untuk mendoakan, memohonkan ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa atas dosa mereka atau memngingatkan pada diri sendiri bahwa lewat merekalah kita ada di dunia ini,

3.kemudian berdoa bersama dengan membagikan kue apem yang merupakan ungkapan dari rasa permintaan maaf secara tidak langsung kepada para tetangga kita.Apem asal katanya adalaha afwum yang artinya meminta maaf, yang maksudnya untuk saling memaafkan dan mohon ampunan kepada Tuhan SWT.

Setelah melaksanakan ritual megengan maka biasanya melakukan Punggahan. Punggahan berasal dari kata Unggah artinya naik, yang maksudnya berdoa dan bersukur mulai naik masuk ke bulan suci Ramadhan. Maka Punggahan merupakan ungkapan rasa syukur dan bahagia masyarakat jawa dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Tradisi ini dipekenalkan pada saat penyebaran agama Islam di jawa (terutama jawa timur dan tengah bagian selatan) oleh Sunan Kalijaga. Seperti yang kita ketahui beliau berdakwah pada masyarakat jawa pedalaman dengan metode alkuturasi budaya. Kanjeng Sunan mengunakan metode pendekatan psikologi budaya kepada masyarakat jawa pedalaman sehingga menghapus sekat-sekat / pembatas yang dapat menganggu syiar islam. Upacara tersebut sampai sekarang masih terpelihara di daerah Kudus dan Semarang.

Sambut ramadhan dengan ritual magengan di jawa timur

 

6. Penanggalan Hijriyah ( Surunan)

Suranan dalam penanggalan Islam adalam bulan Muharam. Pada bulan tersebut masyarakat berziarah ke makam para wali. Selain itu mereka membagikan makanan khas berupa bubur sura yang melambangkan tanda syukur kepada Allah swt.

Masuknya agama Islam ke Indonesia, secara tidak langsung membawa pengaruh pada sistem penanggalan. Agama Islam menggunakan perputaran bulan, sedangkan kalender sebelumnya menggunakan perputaran matahari. Perpaduan antara penanggalan Islam dengan penanggalan jawa adalah sebagai berikut :

No       Nama bulan dalam Islam   Nama bulan dalam Jawa

1          Muharram                                Sura

2          Safar                                        sapar

3          Rabiul awwal                           Mulud

4          Rabiul akhir                              Ba’da mulud

5          Jumadil awal                            Jumadil awal

6          Jumadil akhir                           Jumadil akhir

7          Rajab                                       Rajab

8          Sya’ban                                   Ruwah

9          Ramadhan                               Pasa

10        Syawal                                    Syawal

11        Zulqaidah                                Hapit

12        Zulhijjah                                  Besar

 

B.Seni budaya lokal yang bernafaskan Islam

1.Wayang

Dalam bahasa berarti ”ayang-ayang” atau bayangan. Karena yang terlihat adalah bayangannya dalam kelir (tabir kain putih sebagai gelanggang permainan wayang). Bisa juga diberi penjelasan wayang adalah pertunjukkan yang disajikan dalam berbagai bentuk, terutama yang mengandung unsur pelajaran (wejangan). Pertunjukan ini diiringi dengan teratur oleh seperangkat gamelan.

Wayang pada mulanya dibuat dari kulit kerbau, hal ini dimulai pada zaman Raden Patah. Dahulunya lukisan seperti bentuk manusia. Karena bentuk wayang berkaitan dengan syariat agama Islam, maka para wali mengubah bentuknya. Dari yang semula lukisan wajahnya menghadap lurus kemudian agak dimiringkan.

Pada tahun 1443 Saka, bersamaan dengan berdirinya kerajaan Islam Demak, maka wujud wayang geber diganti menjadi wayang kulit secara terperinci satu persatu tokoh-tokohnya. Sumber cerita dalam mementaskan wayang diilhami dari Kitab Ramayana dan Mahabarata. Tentunya para Wali mengubahnya menjadi cerita-cerita keislaman, sehingga tidak ada unsur kemusyrikan didalamnya. Salah satu lakon yang terkenal dalam pewayangan ini adalah jimad kalimasada yang dalam Islam diterjemahkan menjadi Jimad Kalimat Syahadat. Dan masih banyak lagi istilah-istilah Islam yang dipadukan dengan istilah dalam pewayangan.

2.Hadrah dan salawat kepada Nabi Muhammad saw

Hadrah adalah salah satu jenis alat musik yang bernafaskan Islam. Seni suara yang diiringi dengan rebana (perkusi dari kulit hewan) sebagai alat musiknya. Sedang lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu yang bernuansakan Islami yaitu tentang pujian kepada Allah swt dan sanjungan kepada Nabi Muhammad saw. Dalam menyelenggarakan pesta musik yang diiringi rebana ini juga menampilkan lagu cinta, nasehat dan sejarah-sejarah kenabian. Sampai sekarang kesenian hadrah masih eksis berkembang di masyarakat. Pada zaman sekarang kesenian hadrah biasanya hadir ketika acara pernikahan, akikahan atau sunatan. Bahkan kesenian hadrah ini dijadikan lomba antar pondok pesantren atau antar madrasah.

3.Qasidah

Qasidah artinya suatu jenis seni suara yang menamilkan nasehat-nasehat keislaman. Dalam lagu dan syairnya banyak mengandung dakwah Islamiyah yang berupa nasehat-nasehat, shalawat kepada Nabi dan do’a-do’a. Biasanya qasidah diiringi dengan musik rebana. Kejadian pertama kali menggunakan musik rebana adalah ketika Rasulullah saw disambut dengan meriah di Madinah.

4.Kesenian Debus

Kesenian debus difungsikan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Oleh karena itu, debus merupakn seni bela diri untuk memupuk rasa percaya diri dalam menghadapi musuh.

Pengertian lain dari debus adalah gedebus atau almadad yaitu nama sebuah benda tajam yang digunakan untuk pertunjukan kekebalan tubuh. Benda ini terbuat dari besi dan digunakan untuk melukai diri sendiri. Karena itu kata debus juga diartikan dengan tidak tembus. Filosofi dari kesenian ini adalah kepasrahan kepada Allah swt yang menyebabkan mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi bahaya, seperti yang dilambangkan dengan benda tajam dan panas. 

5.Tari Zapin

Tari Zapin adalah sebuah tarian yang mengiringi musik qasidah dan gambus. Tari Zapin diperagakan dengan gerak tubuh yang indah dan lincah. Musik yang mengiringinya berirama padang pasir atau daerah Timur Tengah. Tari Zapin biasa dipentaskan pada upacara atau perayaan tertentu misalnya : khitanan, pernikahan dan peringatan hari besar Islam lainnya. 

6.Suluk

Suluk adalah tulisan dalam bahasa jawa dengan huruf jawa maupun huruf arab yang berisikan pandangan hidup masyarakat jawa. Suluk berisi ajaran kebatinan masyarakat jawa yang berpegang teguh pada tradisi jawa dan unsur-unsur Islam.

Suluk sewelasan tergolong ritual yang sudah langka dalam tradisi budaya Islam di Jawa. Berbagai bentuk seni budaya Islam yang berkembang di Jawa tak terdapat di Arab sana Tradisi yang dibawa dari Persia ini untuk memperingati hari lahir Syekh Abdul Qadir Jaelani, tokoh sufi dari Baghdad, Irak, yang jatuh pada tanggal 11 (sewelas). Suluk dalam bahasa Jawa dan Arab, terdiri dari salawat dan zikir—zikir zahir (fisik) dan zikir sirri (batin). Ketika zikir mereka terdengar mirip dengungan, orang-orang itu seperti ekstase. Jari tangan tak henti memetik butir tasbih. Ketika jari berhenti, zikir dilanjutkan di dalam batin. Pada titik ini terjadi ”penyatuan” dengan Yang Maha Esa. Lewat suluk ini akan mempertebal keyakinan kepada Allah swt.

7.Seni Bangunan

            Seni bangunan di indonesia banyak di pengaruhi oleh ajaran Hindu - Budh denga terbukti bentuk bangunan berupa Candi- candi untuk pemujaan kepada roh leluhur dan dewa-dewa. setelah datang Islam ke Nusantara munculah Bangunan Mesjid baik besar maupun kecil.

Peninggalan Islam yang berupa fisik adalah arsitektur bangunan masjid, seni ukir dan seni kaligrafi. Masjid yang di bangun di Indonesia tidak serta merta melambangkan keislaman. Arsitektur yang digunakan adalah perpaduan antara Islam dan Hindu atau Jawa. Diantara bangunan masjid yang memadukan dua unsur tersebut adalah :

a. Arsitektur Masjid

Pada masjid agung Demak bentuk atapnya memiliki ciri atap yang berbentuk tumpang. Atap tersebut tersusun ke atas semakin kecil dan tingkat teratas disebut dengan limas. Jumlah tumpang biasanya gasal. Bentuk masjid seperti ini disebut dengan meru. Masjid lain yang memiliki corak hampir sama dengan masjid Demak adalah Masjid Agung Banten, Masjid Raya Baiturrahman dan masjid Ternate. Berbeda dengan masjid Kudus, dimana menara masjid Kudus memiliki ciri khas Hindu sangat kuat dan tercermin dari bentuk menara seperti candi.

b.Makam-makam para Raja

Hasil seni bangunan lainnya dapat terlihat dengan jelas pada bentuk makam-makam para tokoh Islam di berbagai tempat. Di beberapa wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera terdapat nisan yang terpengaruh oleh adat setempat. Pengaruh budaya arab dapat terlihat dari beaneka ragam hiasan pada nisan. Selain itu, bentuk gapura makam para Sunan atau tokoh Islam lainnya berbentuk Candi bentar atau kori agung merupakan corak pintu yang dikenal pada zaman sebelum Islam ke Indonesia. 

c.Seni kaligrafi

Ditunjukkan dalam bentuk hiasan yang berbentuk manusia atau hewan yang bertuliskan arab. Dalam kaligrafi tersebut selain diperindah bentuknya, juga berisi tentang kalimah-kalimah suci yang menyangkut tentang Tauchid.

Perkembangan hasil kesenian pada masa kerajaan Islam baik di Jawa maupun di luar Jawa menunjukkan bahwa melalui aspek-aspek tersebut proses islamisasi dapat diterima secara damai.

Karya sastra juga ikut mewarnai perkembangan Islam di Indonesia. Seni sastra yang berkembang dipengaruhi oleh hasil budaya dari Persia dan seni sastra pra-Islam. Karya sastra pada masa kerajaan Islam adalah Hikayat, babad, syair dan suluk.

Hikayat berisi tentang cerita atau dongeng tentang peristiwa yang menarik dan hal yang tidak masuk akal. Diantara hikayat yang terkenal adalah hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat 1001 malam, Hikayat Bayan Budiman dan lain-lain. Sedangkan babad adalah tulisan yang menyerupai sejarah, namun isinya tidak selalu berdasarkan fakta. Babad merupakan campuran antara fakta sejarah, mitos dan kepercayaan. Contoh babad adalah Babad Tanah jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram dan Babad Surakarta.

Syair adalah karya sastra yang berupa sajak atau pantun. Contoh syair yang ada terdapat di batu nisan makam Putri Pasai di Minje Tujoh. Sedangkan yang dimaksud dengan suluk adalah karya sastra yang berupa kitab. Kitab ini hasil karangan para ahli tasawuf. Isinya berupa uraian mistik yang berbentuk tembang dan berupa tanya jawab. Contoh suluk adalah Suluk sukarsa, Suluk Wujil dan Suluk Malang Sumirang. 

C.Tradisi lokal yang bernafaskan Islam

Banyak tradisi-tradisi lokal bangsa Indonesia sudah mengandung nilai-nilai keislaman. Diantara tradisi-tradisi tersebut adalah : 

D. Apresiasi terhadap seni budaya dan tradisi lokal yang bernafaskan Islam

Seni budaya dan tradisi lokal yang bernafaskan Islam sangat banyak dan memiliki manfaat terhadap penyebaran agama Islam. Untuk itulah sebagai generasi Islam, maka kamu harus mampu mengapresiasikan diri terhadap permasalahan tersebut. Bentuk dari apresiasi terhadap seni budaya dan tradisi tersebut adalah dengan merawat, melestarikan, mengembangkan, simpati dan menghargai secara tulus atas hasil karya para pendahulu.

Pada zaman sekarang, ada sebagian kelompok umat Islam yang mengharamkan dan yang membolehkan seni budaya dan tradisi yang ada. Mereka mengharamkan karena pada zaman Rasulullah saw tidak pernah diajarkan seni dan tradisi tersebut. Yang membolehkan dengan dasar bahwa semua tersebut adalah sebagai sarana dakwah penyebaran agama Islam. Sebagai generasi Islam, kamu harus mampu mensikapi secara bijaksana dan penuh toleransi.

Para ulama’ dan wali pada zaman dahulu bukanlah manusia yang bodoh dan tidak tahu hukum agama. Mereka mampu menerjemahkan pesan Islam ke dalam seni budaya dan tradisi yang ada pada masyarakat Indonesia. Sehingga dengan mudah praktek keagamaan umat Islam dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Untuk itulah perlu adanya pemahaman secara bersama, bahwa seni budaya dan tradisi tidak harus diharamkan secara total karena memang mengandung nilai-nilai keislaman.

Umat Islam adalah umat yang tidak hanya memikirkan urusan akherat, tetapi juga memikirkan kehidupan dunia. Kehidupan di dunia tidak hanya kebutuhan yang bersifat fisik. Manusia juga membutuhkan sentuhan-sentuhan rohani dan kebutuhan tersebut bisa melalui musik atau seni. Karena seni yang baik mengandung keindahan.

Tradisi lokal juga ada yang baik dan yang buruk. Tradisi yang baik kita pelihara sehingga menjadi warisan budaya nasional. Dan tradisi yang buruk dibuang agar tidak ditiru oleh generasi berikutnya. Kamu bisa memperhatikan bentuk paduan antara budaya lokal dan budaya Islam berikut ini.

1.Pernikahan

Pelaksanaan acara akad nikah atau ijab qabul biasanya diselenggarakan dengan syariat Islam. Tetapi dalam upacara pernikahan atau resepsi menggunakan budaya jawa. Sebagaimana bisa kamu lihat, ketika ada pengantin perempuan sebelum akad nikah diadakan siraman kembang setaman, kemudian dalam rumah untuk resepsi ada hiasan dekorasi yang berisi bunga-bunga. Didepan gapura juga ada janur kuning dan lain sebagainya.

Kamu tidak perlu khawatir hal itu meninggalkan syariat agama Islam. Kamu dapat mencari nilai filosofi yang ada dalam simbol-simbol jawa tersebut. Siraman kembang setaman artinya supaya wanita yang akan menikah mandi taubat dengan bunga, bunga dilambangkan sebagai kesucian dan harum, jadi wanita yang hendak menikah benar-benar dalam keadaan suci dan harum ketika hendak ijab kabul. Sedangkan dekorasi bunga-bunga adalah wujud dari kasih sayang sepasang pengantin, bunga sebagai perlambang bahwa pernikahan adalah kebahagiaan suami dan istri. Untuk janur kuning yang dipasang di depan rumah adalah dengan tujuan agar acara resepsi mendapatkan cahaya barakah dari Allah swt. Janur berasal dari lafadz bahasa arab ja a nurun artinya telah datang cahaya. Dan masih banyak lagi adat-adat yang perlu kalian ketahui dan mengambil hikmah dari sana. Demikian simbol-simbol yang perlu kamu ketahui. Hal ini bukanlah musyrik, semuanya adalah simbol sebagai bentuk ungkapan kebahagiaan dari pasangan pengantin.

2. Lelayu atau kematian

Kewajiban umat Islam terhadap orang Islam yang meninggal ada empat yaitu memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburkan. Keempat ini harus segera dikerjakan agar si mayit merasa tenang dialamnya.

Tradisi di Indonesia ketika ada kematian atas seorang Islam, maka akan diadakan pembacaan talqin dan tahlil. Hal ini bertujuan untuk mendoakan agar arwah yang meninggalkan dunia selamat dan diterima disisi-Nya. Tradisi selanjutnya adalah menyelenggarakan upacara selamatan atau mendoakan pada waktu tertentu, seperti 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari sampai 1000 harinya. Tradisi ini oleh para ulama’ diselaraskan dengan agama Islam. Pada upacara selamatan biasanya hanya duduk-duduk, minum dan makan-makan, maka setelah Islam datang ditambah dengan memperdengarkan ayat Al- Qur’an, dzikir-dzikir kepada Allah swt. Maksud dan tujuannya adalah untuk menghibur keluarga dan mendoakan mayyit. Kamu harus mengetahui bahwa kewajiban mendoakan saudara bukan yang masih hidup saja tetapi yang sudah meninggal pun harus didoakan.

Sedangkan dalam tradisi ziarah juga mengalami perpaduan, orang Islam pergi ziarah hanya mendoakan mayit, sedangkan dalam tradisi jawa kuno menggunakan bunga atau sesaji lainnya.

3.Kelahiran

Tradisi kelahiran di Jawa ada istilah ngapati, mitoni . artinya upacara itu diadakan ketika kandungn seorang wanita mencapai umur 4 bulan. Dalam upacara 4 bulan seorang wanita melakukan adat siraman untuk melindung bayi dan ibunya. Hal ini adalah kepercayaan dalam adat Jawa, namun Islam mengikuti tradisi ini karena pada saat kandungan 4 bulan itulah calon bayi akan ditiupkan rohnya oleh Allah swt, dan ditentukan takdirnya baik rejeki, jodoh dan kematiannya. Sehingga pada tradisi 4 bulanan ini diadakan sedekah dan pembacaan doa-doa atau dibacakan ayat suci al- Qur’an.

Kemudian pada usia kandungan 7 bulan, masa ini adalah masa dimana kandungan sudah siap untuk menerima segala proses kehidupan di dunia. untuk itulah diadakan tradisi pembagian sedekah, karena sedekah adalah salah satu cara untuk menolak balak. Berikutnya ketika bayi sudah lahir diadakan upacara sepasaran atau lima hari, dengan tujuan untuk keselamatan bayi dan membagikan masakan kudapan kepada tetangga. Dalam Islam sebelum makanan dibagikan ada tradisi membacakan doa. Setelah itu pada hari ke tujuhnya diadakan akikah, hal ini bersumber dari ajaran Islam. Akikah artinya menyembelih hewan kambing untuk anak yang baru saja dilahirkan. Sampai sekarang masih banyak masyarakat yang memegang tradisi perpaduan Islam dan Hindu. Hal ini tidaklah mengapa, karena sekali lagi masyarakat jawa terkenal dengan simbol-simbol yang dapat melambangkan makna kehidupan yang sejati. Hal ini bukanlah bentuk kemusyrikan. Karena tradisi tersebut adalah upaya untuk menyiarkan Islam secara damai.

Sebagai generasi Islam yang bijaksana, kamu seharusnya bersikap toleransi dan menghargai kepercayaan orang lain. Jika orang lain beribadah kepada Allah swt melalui sarana yang demikian serta tidak ada dalil yang secara khusus menyatakan tentang larangan perbuatan tersebut maka kamu harus menghormatinya. Jika kamu tidak sependapat dengan tradisi tersebut, kamu tidak perlu mencelanya atau menganggap pelaku tradisi tersebut musyrik dan lain sebagainya. Karena tentunya kamu semua pasti masuk surga. Langkah yang harus kamu ambil adalah sikap toleransi dan tetap teguh kepada keyakinan yang kamu miliki. Karena banyak sekali jalan menuju pendekatan diri kepada Allah swt.

Masjid yang terletak di dekat makam Sunan Kudus atau Syeikh Ja’far Sadiq merupakan masjid yang juga berfungsi sebagai makam keluarga. Pintu gerbang masuk ke masjid adalah perpaduan yang indah antara budaya hindu dan Islam. Walaupun menara berbentuk sebagai bangunan Hindu, namun sudah difungsikan sebagai menara untuk azan atau mengumumkan sesuatu kepada masyarakat. Sunan Kudus tidak perlu mengubah secara total bangunan Hindu tersebut. Beliau hanya memadukan seni dalam Islam dan bangunan Hindu yang sudah ada. Sampai sekarang peninggalan sejarah tersebut masih ada dan terawat dengan baik. Apa ciri-ciri perpaduan antara budaya lokal dengan Islam? Bisakah kamu memberikan contohnya? Mengapa budaya Islam dipadukan dengan budaya lokal?

Selayang pandang dan mengenal  Kesenian dan Tradisi Islam Nusantara

1. Kesenian Islam di Kalimantan

pangeran Hidayatullah telah berupaya menyebarkan seni klasik ke masyarakat banjar, yakni hulu sungai utara dan banjarmasin. Namun ketika beliau dibuangoleh belanda ke cianjur tahun 1862, maka para bekas abdi kerajaan yang kembali ke desa-desa membina dan mengembangkan seni klasik tersebut dikalangan mereka.

di istana, seni klasik kraton berfungsi sebagai tata artistik upacara-upacara seperti penobatan, menyambut tamu dan upacara daur hidup lainnya, maka pada kelompok pendukung selanjutnya berfungsi sebagai pusaka yang magis, yang harus diadakan upacara tahunan membersihkan dan menggelar untuk kalngan sediri.

Dikalangan rakyat jelata, kesenian yang berfungsi sebagai sarana upacara, tetap lestari dan berfungsi sebagai alat komunikasi vertikal dengan Yang Maha kuasa. Inilah sebab-sebabnya mengapa di akhir abad ke-19, wayang, topeng, menyampir dan menyanggar banua dan lain-lain tetap hidup, karena kesenian ini sangat berkaian arat dengan alam fikiran dan kepercayaan suku banjar dewasa saat ini yang merupakan sisa-sisa kepercayaan Animisme dan Dinamisme

A.    Kehidupan seni sastra

Kebanyakan dari rakyat biasa belum mendapatkan pendidikan umum. Huruf arab melayu masih mendapatkan terpat yang sangat penting untuk baca tulis. Hal ini dikarenakan berkat sekolah duduk dalam belajar agama Islam di desa-desa. Masyarakat mempercayakan seluruhnya kepada guru-guru agama untuk memberikan pelajaran mengaji Al-Qur’an pada malam hari, dan pada siang harinya belajar baca tulis huruf arab.Selain membaca Al-Qur’an, juga harus membaca Barjanji, Dida’i, serta Kasidah. Para pemuda dan pemudi yang pandai membaca Al-Qur’an, kebanyakannya juga pandai membaca huruf Arab Melayu. Dengan harapan sedikit demi sedikit ilmu pengetahuan mereka bisa berkembang.Salah satu bentuk seni sastra yakni madihin, yang makin berkembang di daerah Tabalong, menyebar ke banua lima, dan di hulu sungai selatan berpusat di Tawia.

Sedangkan sastra tertulis yakni berupa buku-buku syair berbahasa Melayu tersebar ke seluruh pelosok kota dan desa di kalimantan selatan dan yang terkenal adalah syair Carang Kulina, Syair Siti Zubaidah, Abdul Malik, Brahma Syahdan, dan sebagainya. Membaca syair-syair dengan kelompok dan terkenal dengan lagu-lagu Hujan Panas, Tingkaling Sangkut, Raja Mamuja, Kasidah Umi Kalsum dan sebagainya. Pembacaan syair dilakukan ketika malam pengantin, malam bapingit, dan malam sesudah yasinan/arisan.

B. Kehidupan seni teater

Teater Tutur Lamut adalah yang mempunyai episode tujuh bagian cerita, sangat digemari oleh rakyat pada zamannya. Disebuah meja hias, dengan sebuah rebana (terbang lamut), bercerita denga intonasi nada-nada, diselinge dengan pantun-pantun yang memikat pemonton berada di depan dengan melingkar.

Teater Tutur Bapandung bermula di desa Pariuk Margasari, Tapin. Bapandung adalah semacam monolog berbahasa banjar. Pamandungan bermain meniru manusia berstatus, misalkan seperti: raja, saudagar, jin, dan bahkan seorang putri dan permaisuri. Ceritanya dimainkan hanya oleh seotang pemain. Kisah dongeng atau ciptaan pemandungan diselesaikan dalam satu jam atau dua jam di saat terang bulan.

Teater Badar Muluk adalah perkembangan dari Bapandung, dimana permainan bertambah dengan permaisuri, raja, putera, dan khadam serta anak raja-raja membujuk putri (babujukan). Cerita dalan syair Abdul Muluk hanya dimainkan oleh beberapa orang saja. Walaupun meniru dari jawa tengah, wayang kulit tetap digemari dan dihargai oleh masyarakat banjar.

Wayang banjar mempunyai ciri yang khas sebagai local genius, dan dipelihara turun menurun. Teater ini muncul dalam keluarga Kitut di Barikin, Hulu Sungai Tengah. Cerita yang dimainkan adalah episode Panji.

C.    Kehidupan seni tari

Pada upacara perkawinan, pengantin wanita mengadakan taria Kuda Gipang. Kuda Gipang pada saat itu berbusana kemeja atau kaos putih. Bercelana bandring seperti celana Napoleon, memakai selendang hiasan (sulindang), dan jenis mesiknya adalah sarunai, kurung-kurung, gendang (babun) dan gong. Penhanten pria diantar ke rumah pengantin wanita denga iringan Rebana Haderah dengan nyanyian Barjajni atau Sarafal Anam.

D. Kehidupan Seni Musik

Musik gamelan banjar yang semula hidup di keraton/jawa tengah, namun pada gamelan Hulu Sungai yang merupakan elemen tari-tarian klasik sudah berkurang. Kondisi seperti ini sama sekali tidak mengurangi nuansa bunyi, walaupun alat-alatnya Cuma babun, sarun, sarantum, dawu, kanung, agung dua, dan kangsi.

Musik sarunai yang berfungsi pengiring Silat-Kuntaw, serta Kuda Gipang Basulindang, masih sederhana. Alat-alatnya adalah babun besar, babun kecil, sarunai dan gong serta ditingkah kuruh-kurung talu. Alat-alat seperti gambus panting, suling, salung, kuriding, kalangkupak dan lain-lain, masih musik individual. Musik Hadrah yang mengiring kasidah tradisional Barjanji, Diba’i, Sarafal anam, masih berkembang bersama kelompok Tarbang Lima Pengiring Burdah.

E.seni rupa

Dalam bidang arsitektur, macam-macam bangunan rumah Adat Banjar dengan macam-macam gerbang masih menonjol dan dibangun sesuai status manusia anggota masyarakat yang membangunnya. Ulama masih tinggal di palimasan, dan para pedagang besar, kecil, juga ornga Cina yang kaya raya mendirikan rumah tipe Palimbangan. Rumah tipe bangunan tinggi, gajah belitu dan Gajah Menyusu masih menunjukkan status golongan pemiliknya. Walaupun kemudian terdesak oleh ukuran kekayaan.

Pakaian banjar seperti taluk balanga, Palimbangan, Baju Poko, kebaya panjang bersulam, tapih sasirangan masih nampak pada peraelatan perkawinan. Pola hiasan tata ruang persandingan tetap memakai dinding arguci seperti pada abad ke-19. Kain adat seperti tenunan paminta, sarigading hanya dipergunakan oleh keturunan Anang.Gusti dan Andin dalam acara mandi-mandi, sunatan dan acara selamatan lainnya

Ornamen banjar makin berkembang pada ukiran-ukiran pilis rumah, tangga dan pagar, serta hiasan perkakas kuningan. Demikian juga motif anyaman dari rotan. Kebudayaan Banjar sampai 1928 masih merupa banjar tradisional yang masih melekat erat dalam jiwa rakyatnya.

Pengaruh kesenian barat seprti seni sastra, seni lukis, seni tari dan seni musik, tidak begitu nampak pengaruhnya. Penagruh yang nampak hanya di kota Banjarmasin yakni terhadap masyarakat elite kolonial. Pemakaian huruf latin disamping Arab di masyarakat pribumi mulai berkembang. Di bidang musik,biola lambat laun mendesak penggunaan rebab.

Seni tradisi tidak berubah. Kesenian yang melekat pada upacara-upacara seperti upacara mengarak pangantin dengan kesenian yang digelar pada malam Bajajagaan serta kesenian yang digelar ketika pengantin bersanding, tetap saja dilakukan. Di Barikin, masyarakat masih saja menyelenggarakan, Manyanggar Banua, menggelar Wayang kulit, Wayang Gung, Tarian Topeng dan Teater Pantul dan Bagungan.    

2. Kesenian tradisonal islami Banten

Bahasa Penduduk asli yang hidup di Provinsi Banten berbicara menggunakan dialek yang merupakan turunan dari bahasa Sunda Kuno. Dialek tersebut dikelompokkan sebagai bahasa kasar dalam bahasa Sunda modern, yang memiliki beberapa tingkatan dari tingkat halus sampai tingkat kasar (informal), yang pertama tercipta pada masa Kesultanan Mataram menguasai Priangan (bagian timur Provinsi Jawa Barat). Namun demikian, di Wilayah Banten Selatan Seperti Lebak dan Pandeglang menggunakan Bahasa Sunda Campuran Sunda Kuno, Sunda Modern dan Bahasa Indonesia, di Serang dan Cilegon, bahasa Jawa Banten digunakan oleh etnik Jawa. Dan, di bagian utara Kota Tangerang, bahasa Indonesia dengan dialek Betawi juga digunakan oleh pendatang beretnis Betawi. Di samping bahasa Sunda, bahasa Jawa dan dialek Betawi, bahasa Indonesia juga digunakan terutama oleh pendatang dari bagian lain Indonesia.

Kebudayaan Debus

Permainan Debus merupakan seni pencak silat yang berhubungan dengan ilmu kekebalan sebagai refleksi sikap masyarakat Banten untuk mempertahankan diri. Kesenian tradisional yang dikombinasi dengan seni tari, seni suara dan seni kebatinan ini bernuansa magis. Debus adalah seni pertunjukan yang memperlihatkan permainan kekebalan tubuh terhadap pukulan, tusukan, dan tebasan benda tajam. Dalam permainannya, Debus banyak menampilkan atraksi kekebalan tubuh sesuai dengan keinginan pemainnya. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa sekitar abad ke-17 (1651-1652), Debus difokuskan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Pada perkembangan selanjutnya, debus menjadi salah satu bagian dari ragam seni budaya masyarakat Banten sehingga kesenian ini banyak digemari oleh masyarakat sebagai hiburan yang langka dan menarik. Di Banten, permainan Debus berkembang di Kabupaten Lebak, Pandeglang dan beberapa kecamatan di Kabupaten Serang diantaranya : Walantaka, Kragilan, Curug dll.

Dogdog

Dogdog merupakan alat musik yang terbuat dari batang kayu bulat, tengahnya diberi rongga, namun kedua ujung ruasnya mempunyai bulatan diameter yang berbeda (± 12 - 15 cm) dengan panjang  ± 90 cm. Pada ujung bulatan yang paling besar ditutup dengan kulit kambing yang telah dikeringkan dan diikat dengn bambu melingkar yang dipaseuk/baji untuk menyetel suara atau bunyi. Suara yang dihasilkan akan berbunyi dog dog dog (dalam telinga orang Sunda). Oleh karena itu alat ini diberi nama Dog Dog. Sedangkan kata lojor berarti lonjong atau lodor yang sepadan dengan kata panjang. Jadi Dogdog Lojor sama artinya dengan Dogdog Panjang. Kesenian ini berkembang di Banten bagian Selatan Kabupaten Lebak, dengan pemain berjumlah 12 orang. pada awalnya pertunjukan seni dogdog lojor ini, dilakukan sebagai pelengkap dalam rangka pelaksanan upacara adat  seperti seren taun, sedekah bumi ataupun ruwatan. Oleh karena itu, pertunjukan dogdog lojor dilaksanakan secara khidmat. Sejalan dengan perkembngan zaman, pertunjukan dodgdog lojor dilakukan dengan penuh kegembiraan sehingga berkembang menjadi seni pertunjukan hiburan dan permainan rakyat.

Bedrong Lesung

Bedrong Lesung merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat Cilegon - Banten yang tumbuh dan berkembang secara turun - temurun di masyarakat sampai sekarang. Kesenian tradisional ini pada awalnya merupakan tradisi masyarakat desa dalam menyambut Panen Raya, sebagai ungkapan kebahagiaan atas jerih payah yang dilakukan, telah membuahkan hasil. Bedrong Lesung dalam perkembangannya tidak saja ditampilkan dalam menyambut Panen Raya, namun ditampilkan juga pada acara-acara pesta perkawinan ataupun upacara – upacara peresmian. Perpaduan antara musik Lesung atau Lisung (tempat menumbuk padi tradisional) dengan musik lainnya yang dimainkan oleh beberapa orang.

Calung

Calung merupakan kesenian khas masyarakat Sunda pada umumnya, yang berkembang secara turun temurun, dengan peralatan perkusi dari bilah-bilah bambu, yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menimbulkan nadanada yang harmonis. Kesenian ini dimainkan oleh lima orang pemain, ditingkahi dengan nyayian dan sindiran ditambah dengan adanya lawakan (bobodoran). Pada dasarnya kesenian ini dibawakan dengan penuh keceriaan, sehingga akan menambah suasana lebih hidup kepada penonton.

Kesenian Barongsai

Kesenian yang berkembang di Tangerang, terdiri dari beberapa jenis antara lain : kilin, Peking Say, Lang Say, dan Samujie. Kesenian yang menampilkan Singa Batu model dari Cieh Say ini ada bermacam-macam, dimana yang utama mengikuti dua aliran, yaitu Aliran Utara dan Selatan, yang dimaksud adalah sebelah uatara Sungai Yang Zi, bentuknya garang, badannya tegap, mulutnya persegi seperti yang kita lihat di kelompok istana kekaisaran di Beijing, sedangkan aliran selatan adalah terdapat di sebelah Selatan Sungai Yang Zi bentuknya lebih bervariasi dan luwes, tapi kurang gagah. Aliran Selatan pada umumnya berada di kelenteng-klenteng Indonesia khusunya di Kota Tangerang .

Kesenian Angklung Buhun

Kesenian Angklung Buhun merupakan kesenian angklung khas Kabupaten Lebak dengan peralatan perkusi dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menimbulkan nada-nada yang harmonis. Angklung buhun berarti angklung tua, kuno (baheula) yang dalam arti sebenarnya adalah kesenian pusaka. Dinamakan buhun, karena kesenian ini lahir bersamaan dengan hadirnya masyarakat Baduy. Dengan demikian salah satu jenis kesenian masyarakat Baduy yang pertama kali lahir adalah Angklung Buhun yang memiliki nilai magic (kekuatan gaib) dan sakral, selain itu punya arti penting sebagai penyambung amanat untuk mempertahankan generasi orang Baduy. Saat ini kelompok pemain kesenian Angklung buhun sangat jarang ditemui atau dipentaskan. Biasanya kesenian ini sekarang hanya dijumpai pada acara-acara ritual, seperti acara adat Seren Taun di Cisungsang dan Seba di Masyarakat Baduy Kabupaten Lebak. Kesenian buhun memiliki karakter kesenian yang sederhana baik dalam lirik atau  lagunya. Biasanya menggambarkan alam sekitar sehingga menciptakan suasana yang nyaman, damai dan harmonis.

Kesenian Marawis    

Kesenian bernuansa islami yang berkembang di Tangerang – Banten. yang Aslinya berasal dari tradisi Muslim yang dibawa oleh bangsa Yaman. Merupakan kombinasi antara seni perkusi dan ritmis dinamis yang dilakukan oleh 16-18 pemain pria sebagai pemain musik, penyanyi dan penari,  Seni ini tidak hanya seringkali hadir dalam prosesi tradisional, namun kini menjadi seni yang cukup digemari karena menarik.

Terbang Gede

Terbang gede merupakan salah satu kesenian tradisional Banten yang tumbuh Agama Islam menyebarkan ajarannya di Banten, oleh karena itu kesenian terbang gede berkembang secara pesat di lingkungan pesantren dan mesjid-mesjid terutama di Kabupaten Serang dan Kota Serang . Kesenian ini disebut Terbang Gede karena salah satu instrumen musik utamanya adalah Terbang Besar (gede). Pada awalnya kesenian Terbang Gede berfungsi sebagai sarana penyebaran Agama Islam, namun kemudian berkembang sebagai upacara ritual seperti:- ngarak panganten- ruwatan rumah- syukuran bayi- hajat bumi.

Terbang Gede dimainkan oleh beberapa orang biasanya laki-laki yang telah lanjut usia terdiri atas Penabuh Terbang Gede (besar),penabuh sela, penabuh pengarak, penabuh kempul, penabuh koneng, yang diiringidengan sholawatan nabi dengan bahasa Arab ataupun Jawa.

Rudat

Rudat berasal dari bahasa Arab Rudatun yang artinya taman bunga, yang di bawa oleh tokoh ulama Sukalila antara lain K.H. Madir, K.H. Abdurrahman pada 1888. yang diteruskan oleh K.H. Soleman, sambil menyebarkan agama islam kemudian mengembangkan kesenian Rudat. Kesenian Rudat berkembang keseluruh pelosok Kabupaten Serang dan berkembang di kalangan masyarakat santri untuk mengiringi lagu-lagu Solawat yang bernafaskan islam. Kesenian Rudat di gunakan untuk keperluan mengiringi:

- Acara Pernikahan- khitanan- Muludan- Rajaban,- Hari Raya Idhul Fitri-Hari Raya Idhul Adha.

Kesenian Cokek

Cokek jenis tarian daerah khas Kota Tangerang, kesenian ini merupakan perpaduan antara kesenian Cina dan Sunda yang mempunyai keunikan tersendiri, yang pada awalnya berkembang di daerah Betawi. Kesenian Cokek berkembang di Kota Tangerang di daerah Selapajang Jaya dan Neglasari khususnya di tampilkan di rumaha kawin Cina yang diiringi oleh musik Gambang Kromong. Kesenian lainnya yang berkembang di Kota Tangerang antara lain : 1. Lenong, 2. Rebana Ketimpring, 3. Tanjidor, 4. Marawis sebagai kesenian yang bernuansa Islam.

Dzikir Saman

Seni Saman disebut juga Dzikir Maulud yaitu kesenian tradisional rakyat Banten khususnya di Kabupaten Pandeglang yang menggunakan media gerak dan lagu (vokal) dan syair-syair yang dilantunkan mengagungkan Asma Allah dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. berdasarkan literatur disebut Dzikir Saman karena berkaitan arti Saman yaitu Delapan dan dicetuskan pertama kali oleh Syech Saman dari Aceh. Tari Saman berasal dari Kesultanan Banten yang dibawa para ulama pada abad 18 sebagai upacara keagamaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada bulan Maulud, namun dalam perkembangan selanjutnya dapat pula dilakukan pada upacara selametan khitanan, pernikahan atau selametan rumah. pemain seni Dzikir Saman berjumlah antara 26 sampai dengan 46 orang. 2 sampai 4 orang sebagai vokalis yang membacakan syair-syair Kitab “Berjanji”, sementara 20 sampai 40 orang yang semuanya laki-laki mengimbangi lengkingan suara vokalis dengan saling bersahutan bersamaan (koor) sebagai alok. Pola permainan seni Dzikir Saman dilakukan sehari penuh dangan tiga Babakan, yaitu : Babakan Dzikir, Babakan Asroqol, dan Babakan Saman.

Kesenian Rampak Bedug

Seni rampak bedug adalah kesenian tradisional masyarakat pandeglang, dan sekitarnya yang merupakan titik kulminasi estetik dari tradisi ngadu bedug yang biasa dilakukan warga pada perayaan hari raya iedul fitri atau iedul adha. Perangkat peralatan yang digunakan meliputi : satu set bedug kecil selaku pengatur irama, tempo dan dinamika, sedangkan bedug besar sebagai bass, sementara melodi hanya berasal dari lantunan shalawatan yang dilakukan sambil menabuh. Pola tubuh yang biasa mereka sebut dengan lagu diantaranya :pingping cak-cak, nangtang, celementre, rurudatan, antingsela, sela gunung, kelapa samanggar, dan lain-lain.

Kesenian Padingdang Pandelang 

Padingdang Pandeglangan merupakan salah satu Kesenian hasil dari kolaborasi Rampak Bedug Pandeglang dengan kendang pencak, tarian Saman, teriakan Beluk, lagu-lagu buhun gendereh, tarian pencak silat, angklung dodod dan jenis seni tradisi lainnya. Yang ditata sesuai kebutuhan paket pertunjukan modern di dalamnya terdapat pola tabuhan perkusi melalui Waditera Bedug, Kendang, dan terbang yang terbalut  rapih  aransemen musik dan melodi vocal Saman, Beluk dan Sholawatan terbang tandak serta lengkingan terompet pencak .. 

1. Kesenian dan Kebudayaan Islam di Kalimantan

pangeran Hidayatullah telah berupaya menyebarkan seni klasik ke masyarakat banjar, yakni hulu sungai utara dan banjarmasin. Namun ketika beliau dibuangoleh belanda ke cianjur tahun 1862, maka para bekas abdi kerajaan yang kembali ke desa-desa membina dan mengembangkan seni klasik tersebut dikalangan mereka.

di istana, seni klasik kraton berfungsi sebagai tata artistik upacara-upacara seperti penobatan, menyambut tamu dan upacara daur hidup lainnya, maka pada kelompok pendukung selanjutnya berfungsi sebagai pusaka yang magis, yang harus diadakan upacara tahunan membersihkan dan menggelar untuk kalngan sediri.

Dikalangan rakyat jelata, kesenian yang berfungsi sebagai sarana upacara, tetap lestari dan berfungsi sebagai alat komunikasi vertikal dengan Yang Maha kuasa. Inilah sebab-sebabnya mengapa di akhir abad ke-19, wayang, topeng, menyampir dan menyanggar banua dan lain-lain tetap hidup, karena kesenian ini sangat berkaian arat dengan alam fikiran dan kepercayaan suku banjar dewasa saat ini yang merupakan sisa-sisa kepercayaan Animisme dan Dinamisme

A.    Kehidupan Seni Sastra

Kebanyakan dari rakyat biasa belum mendapatkan pendidikan umum. Huruf arab melayu masih mendapatkan terpat yang sangat penting untuk baca tulis. Hal ini dikarenakan berkat sekolah duduk dalam belajar agama Islam di desa-desa. Masyarakat mempercayakan seluruhnya kepada guru-guru agama untuk memberikan pelajaran mengaji Al-Qur’an pada malam hari, dan pada siang harinya belajar baca tulis huruf arab.Selain membaca Al-Qur’an, juga harus membaca Barjanji, Dida’i, serta Kasidah. Para pemuda dan pemudi yang pandai membaca Al-Qur’an, kebanyakannya juga pandai membaca huruf Arab Melayu. Dengan harapan sedikit demi sedikit ilmu pengetahuan mereka bisa berkembang.Salah satu bentuk seni sastra yakni madihin, yang makin berkembang di daerah Tabalong, menyebar ke banua lima, dan di hulu sungai selatan berpusat di Tawia.

Sedangkan sastra tertulis yakni berupa buku-buku syair berbahasa Melayu tersebar ke seluruh pelosok kota dan desa di kalimantan selatan dan yang terkenal adalah syair Carang Kulina, Syair Siti Zubaidah, Abdul Malik, Brahma Syahdan, dan sebagainya. Membaca syair-syair dengan kelompok dan terkenal dengan lagu-lagu Hujan Panas, Tingkaling Sangkut, Raja Mamuja, Kasidah Umi Kalsum dan sebagainya. Pembacaan syair dilakukan ketika malam pengantin, malam bapingit, dan malam sesudah yasinan/arisan.

B. Kehidupan Seni Teater

Teater Tutur Lamut adalah yang mempunyai episode tujuh bagian cerita, sangat digemari oleh rakyat pada zamannya. Disebuah meja hias, dengan sebuah rebana (terbang lamut), bercerita denga intonasi nada-nada, diselinge dengan pantun-pantun yang memikat pemonton berada di depan dengan melingkar.

Teater Tutur Bapandung bermula di desa Pariuk Margasari, Tapin. Bapandung adalah semacam monolog berbahasa banjar. Pamandungan bermain meniru manusia berstatus, misalkan seperti: raja, saudagar, jin, dan bahkan seorang putri dan permaisuri. Ceritanya dimainkan hanya oleh seotang pemain. Kisah dongeng atau ciptaan pemandungan diselesaikan dalam satu jam atau dua jam di saat terang bulan.

Teater Badar Muluk adalah perkembangan dari Bapandung, dimana permainan bertambah dengan permaisuri, raja, putera, dan khadam serta anak raja-raja membujuk putri (babujukan). Cerita dalan syair Abdul Muluk hanya dimainkan oleh beberapa orang saja. Walaupun meniru dari jawa tengah, wayang kulit tetap digemari dan dihargai oleh masyarakat banjar.

Wayang banjar mempunyai ciri yang khas sebagai local genius, dan dipelihara turun menurun. Teater ini muncul dalam keluarga Kitut di Barikin, Hulu Sungai Tengah. Cerita yang dimainkan adalah episode Panji.

C. Kehidupan Seni Tari

Pada upacara perkawinan, pengantin wanita mengadakan taria Kuda Gipang. Kuda Gipang pada saat itu berbusana kemeja atau kaos putih. Bercelana bandring seperti celana Napoleon, memakai selendang hiasan (sulindang), dan jenis mesiknya adalah sarunai, kurung-kurung, gendang (babun) dan gong. Penhanten pria diantar ke rumah pengantin wanita denga iringan Rebana Haderah dengan nyanyian Barjajni atau Sarafal Anam.

D. Kehidupan seni musik

Musik gamelan banjar yang semula hidup di keraton/jawa tengah, namun pada gamelan Hulu Sungai yang merupakan elemen tari-tarian klasik sudah berkurang. Kondisi seperti ini sama sekali tidak mengurangi nuansa bunyi, walaupun alat-alatnya Cuma babun, sarun, sarantum, dawu, kanung, agung dua, dan kangsi.

Musik sarunai yang berfungsi pengiring Silat-Kuntaw, serta Kuda Gipang Basulindang, masih sederhana. Alat-alatnya adalah babun besar, babun kecil, sarunai dan gong serta ditingkah kuruh-kurung talu. Alat-alat seperti gambus panting, suling, salung, kuriding, kalangkupak dan lain-lain, masih musik individual. Musik Hadrah yang mengiring kasidah tradisional Barjanji, Diba’i, Sarafal anam, masih berkembang bersama kelompok Tarbang Lima Pengiring Burdah.

E.seni rupa

Dalam bidang arsitektur, macam-macam bangunan rumah Adat Banjar dengan macam-macam gerbang masih menonjol dan dibangun sesuai status manusia anggota masyarakat yang membangunnya. Ulama masih tinggal di palimasan, dan para pedagang besar, kecil, juga ornga Cina yang kaya raya mendirikan rumah tipe Palimbangan. Rumah tipe bangunan tinggi, gajah belitu dan Gajah Menyusu masih menunjukkan status golongan pemiliknya. Walaupun kemudian terdesak oleh ukuran kekayaan.

Pakaian banjar seperti taluk balanga, Palimbangan, Baju Poko, kebaya panjang bersulam, tapih sasirangan masih nampak pada peraelatan perkawinan. Pola hiasan tata ruang persandingan tetap memakai dinding arguci seperti pada abad ke-19. Kain adat seperti tenunan paminta, sarigading hanya dipergunakan oleh keturunan Anang.Gusti dan Andin dalam acara mandi-mandi, sunatan dan acara selamatan lainnya

Ornamen banjar makin berkembang pada ukiran-ukiran pilis rumah, tangga dan pagar, serta hiasan perkakas kuningan. Demikian juga motif anyaman dari rotan. Kebudayaan Banjar sampai 1928 masih merupa banjar tradisional yang masih melekat erat dalam jiwa rakyatnya.

Pengaruh kesenian barat seprti seni sastra, seni lukis, seni tari dan seni musik, tidak begitu nampak pengaruhnya. Penagruh yang nampak hanya di kota Banjarmasin yakni terhadap masyarakat elite kolonial. Pemakaian huruf latin disamping Arab di masyarakat pribumi mulai berkembang. Di bidang musik,biola lambat laun mendesak penggunaan rebab.

Seni tradisi tidak berubah. Kesenian yang melekat pada upacara-upacara seperti upacara mengarak pangantin dengan kesenian yang digelar pada malam Bajajagaan serta kesenian yang digelar ketika pengantin bersanding, tetap saja dilakukan. Di Barikin, masyarakat masih saja menyelenggarakan, Manyanggar Banua, menggelar Wayang kulit, Wayang Gung, Tarian Topeng dan Teater Pantul dan Bagungan.  

2. Kesenian tradisonal islami Banten

Bahasa Penduduk asli yang hidup di Provinsi Banten berbicara menggunakan dialek yang merupakan turunan dari bahasa Sunda Kuno. Dialek tersebut dikelompokkan sebagai bahasa kasar dalam bahasa Sunda modern, yang memiliki beberapa tingkatan dari tingkat halus sampai tingkat kasar (informal), yang pertama tercipta pada masa Kesultanan Mataram menguasai Priangan (bagian timur Provinsi Jawa Barat). Namun demikian, di Wilayah Banten Selatan Seperti Lebak dan Pandeglang menggunakan Bahasa Sunda Campuran Sunda Kuno, Sunda Modern dan Bahasa Indonesia, di Serang dan Cilegon, bahasa Jawa Banten digunakan oleh etnik Jawa. Dan, di bagian utara Kota Tangerang, bahasa Indonesia dengan dialek Betawi juga digunakan oleh pendatang beretnis Betawi. Di samping bahasa Sunda, bahasa Jawa dan dialek Betawi, bahasa Indonesia juga digunakan terutama oleh pendatang dari bagian lain Indonesia.

Kebudayaan Debus

Permainan Debus merupakan seni pencak silat yang berhubungan dengan ilmu kekebalan sebagai refleksi sikap masyarakat Banten untuk mempertahankan diri. Kesenian tradisional yang dikombinasi dengan seni tari, seni suara dan seni kebatinan ini bernuansa magis. Debus adalah seni pertunjukan yang memperlihatkan permainan kekebalan tubuh terhadap pukulan, tusukan, dan tebasan benda tajam. Dalam permainannya, Debus banyak menampilkan atraksi kekebalan tubuh sesuai dengan keinginan pemainnya. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa sekitar abad ke-17 (1651-1652), Debus difokuskan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Pada perkembangan selanjutnya, debus menjadi salah satu bagian dari ragam seni budaya masyarakat Banten sehingga kesenian ini banyak digemari oleh masyarakat sebagai hiburan yang langka dan menarik. Di Banten, permainan Debus berkembang di Kabupaten Lebak, Pandeglang dan beberapa kecamatan di Kabupaten Serang diantaranya : Walantaka, Kragilan, Curug dll.

Dogdog

Dogdog merupakan alat musik yang terbuat dari batang kayu bulat, tengahnya diberi rongga, namun kedua ujung ruasnya mempunyai bulatan diameter yang berbeda (± 12 - 15 cm) dengan panjang  ± 90 cm. Pada ujung bulatan yang paling besar ditutup dengan kulit kambing yang telah dikeringkan dan diikat dengn bambu melingkar yang dipaseuk/baji untuk menyetel suara atau bunyi. Suara yang dihasilkan akan berbunyi dog dog dog (dalam telinga orang Sunda). Oleh karena itu alat ini diberi nama Dog Dog. Sedangkan kata lojor berarti lonjong atau lodor yang sepadan dengan kata panjang. Jadi Dogdog Lojor sama artinya dengan Dogdog Panjang. Kesenian ini berkembang di Banten bagian Selatan Kabupaten Lebak, dengan pemain berjumlah 12 orang. pada awalnya pertunjukan seni dogdog lojor ini, dilakukan sebagai pelengkap dalam rangka pelaksanan upacara adat  seperti seren taun, sedekah bumi ataupun ruwatan. Oleh karena itu, pertunjukan dogdog lojor dilaksanakan secara khidmat. Sejalan dengan perkembngan zaman, pertunjukan dodgdog lojor dilakukan dengan penuh kegembiraan sehingga berkembang menjadi seni pertunjukan hiburan dan permainan rakyat.

Bedrong lesung

Bedrong Lesung merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat Cilegon - Banten yang tumbuh dan berkembang secara turun - temurun di masyarakat sampai sekarang. Kesenian tradisional ini pada awalnya merupakan tradisi masyarakat desa dalam menyambut Panen Raya, sebagai ungkapan kebahagiaan atas jerih payah yang dilakukan, telah membuahkan hasil. Bedrong Lesung dalam perkembangannya tidak saja ditampilkan dalam menyambut Panen Raya, namun ditampilkan juga pada acara-acara pesta perkawinan ataupun upacara – upacara peresmian. Perpaduan antara musik Lesung atau Lisung (tempat menumbuk padi tradisional) dengan musik lainnya yang dimainkan oleh beberapa orang. 

Kesenian Calung

Calung merupakan kesenian khas masyarakat Sunda pada umumnya, yang berkembang secara turun temurun, dengan peralatan perkusi dari bilah-bilah bambu, yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menimbulkan nadanada yang harmonis. Kesenian ini dimainkan oleh lima orang pemain, ditingkahi dengan nyayian dan sindiran ditambah dengan adanya lawakan (bobodoran). Pada dasarnya kesenian ini dibawakan dengan penuh keceriaan, sehingga akan menambah suasana lebih hidup kepada penonton. 

Kesenian Barongsai di Tangerang

Kesenian yang berkembang di Tangerang, terdiri dari beberapa jenis antara lain : kilin, Peking Say, Lang Say, dan Samujie. Kesenian yang menampilkan Singa Batu model dari Cieh Say ini ada bermacam-macam, dimana yang utama mengikuti dua aliran, yaitu Aliran Utara dan Selatan, yang dimaksud adalah sebelah uatara Sungai Yang Zi, bentuknya garang, badannya tegap, mulutnya persegi seperti yang kita lihat di kelompok istana kekaisaran di Beijing, sedangkan aliran selatan adalah terdapat di sebelah Selatan Sungai Yang Zi bentuknya lebih bervariasi dan luwes, tapi kurang gagah. Aliran Selatan pada umumnya berada di kelenteng-klenteng Indonesia khusunya di Kota Tangerang . 

Kesenian Angklung Buhun khas Kabupaten Lebak

Kesenian Angklung Buhun merupakan kesenian angklung khas Kabupaten Lebak dengan peralatan perkusi dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menimbulkan nada-nada yang harmonis. Angklung buhun berarti angklung tua, kuno (baheula) yang dalam arti sebenarnya adalah kesenian pusaka. Dinamakan buhun, karena kesenian ini lahir bersamaan dengan hadirnya masyarakat Baduy. Dengan demikian salah satu jenis kesenian masyarakat Baduy yang pertama kali lahir adalah Angklung Buhun yang memiliki nilai magic (kekuatan gaib) dan sakral, selain itu punya arti penting sebagai penyambung amanat untuk mempertahankan generasi orang Baduy. Saat ini kelompok pemain kesenian Angklung buhun sangat jarang ditemui atau dipentaskan. Biasanya kesenian ini sekarang hanya dijumpai pada acara-acara ritual, seperti acara adat Seren Taun di Cisungsang dan Seba di Masyarakat Baduy Kabupaten Lebak. Kesenian buhun memiliki karakter kesenian yang sederhana baik dalam lirik atau  lagunya. Biasanya menggambarkan alam sekitar sehingga menciptakan suasana yang nyaman, damai dan harmonis.

Kesenian Marawis  di Tangerang – Banten

Kesenian bernuansa islami yang berkembang di Tangerang – Banten. yang Aslinya berasal dari tradisi Muslim yang dibawa oleh bangsa Yaman. Merupakan kombinasi antara seni perkusi dan ritmis dinamis yang dilakukan oleh 16-18 pemain pria sebagai pemain musik, penyanyi dan penari,  Seni ini tidak hanya seringkali hadir dalam prosesi tradisional, namun kini menjadi seni yang cukup digemari karena menarik. 

Terbang Gede kesenian tradisional Banten

Terbang gede merupakan salah satu kesenian tradisional Banten yang tumbuh Agama Islam menyebarkan ajarannya di Banten, oleh karena itu kesenian terbang gede berkembang secara pesat di lingkungan pesantren dan mesjid-mesjid terutama di Kabupaten Serang dan Kota Serang . Kesenian ini disebut Terbang Gede karena salah satu instrumen musik utamanya adalah Terbang Besar (gede). Pada awalnya kesenian Terbang Gede berfungsi sebagai sarana penyebaran Agama Islam, namun kemudian berkembang sebagai upacara ritual seperti:- ngarak panganten- ruwatan rumah- syukuran bayi- hajat bumi.

Terbang Gede dimainkan oleh beberapa orang biasanya laki-laki yang telah lanjut usia terdiri atas Penabuh Terbang Gede (besar),penabuh sela, penabuh pengarak, penabuh kempul, penabuh koneng, yang diiringidengan sholawatan nabi dengan bahasa Arab ataupun Jawa.

Rudat

Rudat berasal dari bahasa Arab Rudatun yang artinya taman bunga, yang di bawa oleh tokoh ulama Sukalila antara lain K.H. Madir, K.H. Abdurrahman pada 1888. yang diteruskan oleh K.H. Soleman, sambil menyebarkan agama islam kemudian mengembangkan kesenian Rudat. Kesenian Rudat berkembang keseluruh pelosok Kabupaten Serang dan berkembang di kalangan masyarakat santri untuk mengiringi lagu-lagu Solawat yang bernafaskan islam. Kesenian Rudat di gunakan untuk keperluan mengiringi:

- Acara Pernikahan- khitanan- Muludan- Rajaban,- Hari Raya Idhul Fitri-Hari Raya Idhul Adha.

Kesenian Cokek dari daerah khas Kota Tangerang

Cokek jenis tarian daerah khas Kota Tangerang, kesenian ini merupakan perpaduan antara kesenian Cina dan Sunda yang mempunyai keunikan tersendiri, yang pada awalnya berkembang di daerah Betawi. Kesenian Cokek berkembang di Kota Tangerang di daerah Selapajang Jaya dan Neglasari khususnya di tampilkan di rumaha kawin Cina yang diiringi oleh musik Gambang Kromong. Kesenian lainnya yang berkembang di Kota Tangerang antara lain : 1. Lenong, 2. Rebana Ketimpring, 3. Tanjidor, 4. Marawis sebagai kesenian yang bernuansa Islam. 

Dzikir Saman khusus Kabupaten Pandeglang

Seni Saman disebut juga Dzikir Maulud yaitu kesenian tradisional rakyat Banten khususnya di Kabupaten Pandeglang yang menggunakan media gerak dan lagu (vokal) dan syair-syair yang dilantunkan mengagungkan Asma Allah dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. berdasarkan literatur disebut Dzikir Saman karena berkaitan arti Saman yaitu Delapan dan dicetuskan pertama kali oleh Syech Saman dari Aceh. Tari Saman berasal dari Kesultanan Banten yang dibawa para ulama pada abad 18 sebagai upacara keagamaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada bulan Maulud, namun dalam perkembangan selanjutnya dapat pula dilakukan pada upacara selametan khitanan, pernikahan atau selametan rumah. pemain seni Dzikir Saman berjumlah antara 26 sampai dengan 46 orang. 2 sampai 4 orang sebagai vokalis yang membacakan syair-syair Kitab “Berjanji”, sementara 20 sampai 40 orang yang semuanya laki-laki mengimbangi lengkingan suara vokalis dengan saling bersahutan bersamaan (koor) sebagai alok. Pola permainan seni Dzikir Saman dilakukan sehari penuh dangan tiga Babakan, yaitu : Babakan Dzikir, Babakan Asroqol, dan Babakan Saman.

Kesenian Rampak Bedug Tradisional Masyarakat Pandeglang

Seni rampak bedug adalah kesenian tradisional masyarakat pandeglang, dan sekitarnya yang merupakan titik kulminasi estetik dari tradisi ngadu bedug yang biasa dilakukan warga pada perayaan hari raya iedul fitri atau iedul adha. Perangkat peralatan yang digunakan meliputi : satu set bedug kecil selaku pengatur irama, tempo dan dinamika, sedangkan bedug besar sebagai bass, sementara melodi hanya berasal dari lantunan shalawatan yang dilakukan sambil menabuh. Pola tubuh yang biasa mereka sebut dengan lagu diantaranya :pingping cak-cak, nangtang, celementre, rurudatan, antingsela, sela gunung, kelapa samanggar, dan lain-lain.

Kesenian Padingdang Pandelang

Padingdang Pandeglangan merupakan salah satu Kesenian hasil dari kolaborasi Rampak Bedug Pandeglang dengan kendang pencak, tarian Saman, teriakan Beluk, lagu-lagu buhun gendereh, tarian pencak silat, angklung dodod dan jenis seni tradisi lainnya. Yang ditata sesuai kebutuhan paket pertunjukan modern di dalamnya terdapat pola tabuhan perkusi melalui Waditera Bedug, Kendang, dan terbang yang terbalut  rapih  aransemen musik dan melodi vocal Saman, Beluk dan Sholawatan terbang tandak serta lengkingan terompet pencak . 

Referensi
salibi,A.1983 Sejarah dan kebudayaan Islam .Jakarta pusat : Pustaka Alhusna

Rahimsyah Ar .,MB2006Biografi dan Legenda walisanga dan para ulama penerus perjuangan ,Indah Surabaya


Lia sukiyah sahroni dkk ,.Pendidikan Agama Islam Kelas XI,. Rekatama


Muhamad Naikin dkk ., Pendidikan Agama Islam Kelas 3  Erlangga

 

Semoga dpat dimanfaatkan dan diberbagi …..untuk orang ynag membutuhkan 

 

=======================&&&&&&&&&&&&&&&&&&==============================

 

Uji Kompetensi : Dalam Penugasan Sejarah Tradis Islam Nusantara 

I.     Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar ! 

1. Da’wah yang ditempuh Sunan Bonang dalam menyebarkan agama Islam menggunakan….

a. Wayang kulit dan Gamelan/Gending

b. Qasidah dan Marawis

c. Ketrampilan Pencak Silat

d. Pentas music dan Ludruk.

2. Upacara tradisi Sekatenan di Yogyakarta dilaksanakan setiap bulan….

a. Sura/Muharam                c.Dzulhijjah

b. Syawal                            d.Maulid/ Rabiul Awwal.

3. Upacara Gerebeg diyogyakarta merupakan kebudayaan Islam kejawen yang bertujuan….

a. Bersyukur atas nikmat yang diterima 

b. Tolak bala dari berbagai musibah

c. Peringatan atas kematian manusia.

d. Pemujaan terhadap nenek moyang

4. Seni budaya yang berkembang di Nusantara sebelum ke datangan agama Islam,

disebut....

a.seni budaya lokal                  c. tradisi Islam

b.seni budaya Islam                d. tradisi local

5.  Seni budaya lokal yang dijadikan media dakwah Islam adalah....

a. wayang                    c. kasidah

b. hadrah                     d. ludruk

6. Seni budaya yang berasal dari Arab dan berkembang di Nusantara, adalah....

a. wayang                    c. tayub

b. kasidah                    d. Ludruk

7. Seni hadrah sebenarnya hampir sama dengan qasidah, yang membedakan adalah jenis pujiannya yang ditujukan kepada....

a. tokoh masyarakat                c. tokoh agama

b. Nabi Muhammad saw         d. para sahabat Nabi

8.  Walisanga yang menggunakan wayang sebagai media dakwah  adalah………..

a. .Sunan Gunung Jati             c Sunan Kalijaga

b. Sunan Giri                           d. Sunan Muria

9. Walisanga yang menggunakan nyanyian/permainan sebagai media dakwah adalah…

a. Sunan Gunung Jati              c. Sunan Kalijaga

b. Sunan Giri                           d. Sunan Muria

10. Tradisi dan upacara adat kesukuan pada kehamilan seseorang, disebut....

a.    aqiqah                                 c.  nyadran

b.  tingkeban                           d.  bancakan

11. Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw di Indonesia pertama kali diadakan oleh....

a. Sultan Hasanuddin                          c. Sultan Shalahuddin

b Sultan Hamengkubuwono               d. Sultan Pakualaman

12. DiSolo danYogyakarta peringatan mauled NabiMuhammad sawdikenal dengan istilah....

a.panjang jimat                                    c dugderan

b ekaten                                               d.selamatan

13. Upacara pemberian nama bayi yang baru lahir disebut....

a.walimatut tasmiyah                          c.walimatul ’arusy

b.walimatul khitan                              d.walimatul hamli

     14. Upacara pernikahan/perkawinan seseorang disebut....

a.walimatut tasmiyah                          c.walimatul ’arusy

b.walimatul khitan                              d.walimatul hamli

15. Islam memberi apresiasi terhadap seni budaya, tradisi dan upacara adat kesukuan sebagai

 sesuatu yang bersifat mubah, maksudnya....

a.dilarang                                            c diutamakan

b.disesuaikan                                       d.diperbolehkan

16. Berikut adalah bentuk seni budaya yang dapat disesuaikan dengan agama Islam,

 kecuali....

a.  mitoni                                              c  qira'ah

b. muludan                                          d. wayang

17. Perayaan tradisional Asyura yang diselenggarakan oleh masyarakat Bengkulu disebut

dengan.....

a.tabot                                                 c. grebeg

b.sekaten                                             d. keratin

18.Yang termasuk unsur-unsur Islam dalam perayaan sekaten pada masa Kerajaan Demak

adalah....

a.penggunaan gunungan yang berisi hasil bumi

b.benda pusaka kerajaan dipamerkan

c.pembacaan zikir-zikir dan do’a kepada Allah swt

d. pembagian berkah dari gunungan kepada masyarakat

 

 

 

 

Komentar

Zoosk - Online Dating

Posts populer

Isi Kandungan dan pesan dari Surat Al-Hujurat[ 49 ] : ayat 12

NASKAH SOAL ULANGAN KD. Q.S Al-Insyrah./ kls 9 Semester 2

Husnuzzan [Materi Pelajaran PAI SMA /Kls 10 /Bab 4/Semester.1 /Kurtilas ]

Ayat-ayat Al-qur'an yang menerangkan di turunkannya kitab-kitab suci ( Taurat, Zabur ,Injil dan Al-qur'an)

Uji Konpetensi PAI BAB.10 Beriman Kepada Qada dan Qadar