Beriman Kepada Qada dan Qadar Berbuah Ketenangan Hati [ Materi PAI Kls 9 Smtr 1 Kurtilas ]
A. PENGERTIAN BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR
Untuk memahami pengertian iman
kepada qada dan qadar dapat dilihat dari definisi di bawah ini .
Definisi Iman ; mempercayai dan meyakini serta menerima atau
melaksanakannya.
Qada adalah sebagai ketetapan/
Aturan Alah SWT. atas makhluk-Nya sejak jaman azali (zaman sebelum penciptaan alam semesta).
sedangkan definisi qodar/
taqdir adalah diartikan sebagai rencana
perwuju (implementasi) atas salah satu ketetapan Allah bagi makhluk-Nya).
Artinya apa-apa yang telah ditetapkan dalam Qada Allah, dapat diwujudkan atau
tidak melalui qadar atau takdir-Nya.
Sehingga Qada dan qadar merupakan
dua hal yang tidak dapat dipisahkan, satu sama lainnya. Sebab yang satu ibarat
suatu rencana, sedangkan yang lainnya merupakan implementasi (perwujudan) dari
rencana tersebut.
Untuk mengetahui pengertian dari
berimana kepada qada dan qadar dapat disimpulkan berdasar definisi di atas adalah :
Mempercayai dan meyakini serta
menerima atau melaksanakannya terhadap ketetapan/ketentuan /aturan Alah SWT.
atas makhluk-Nya sejak jaman azali dan ketentuan Allah tersebut yang di
implementasikan dalam bentuk Taqdir/qadar.
B.
Gambaran Untuk memahami Arti Qada:
1. Fahami Quran Surat . An-Nisa (4)
ayat : 93
وَمَن يَقۡتُلۡ مُؤۡمِنٗا مُّتَعَمِّدٗا
فَجَزَآؤُهُۥ جَهَنَّمُ خَٰلِدٗا فِيهَا وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ وَلَعَنَهُۥ
وَأَعَدَّ لَهُۥ عَذَابًا عَظِيمٗا ٩٣
Artinya : Dan barang siapa yang
membunuh seorang mukmin(orang beriman) dengan sengaja (tidak dalam hukuman),
maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya,
dan mengutuknya serta menyediakan adzab yang besar baginya.
2. Firman Allah dalam Q.S.Ar-Ra’d
(13) ayat 39
يَمۡحُواْ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثۡبِتُۖ
وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلۡكِتَٰبِ ٣٩
Artnya: “Allah menghapuskan apa yang
Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah
terdapat Umulkitab (Lohmahfuz).
3. Firman Allah dalam Q.S.Al-Baqarah
(2) ayat 20
يَكَادُ ٱلۡبَرۡقُ يَخۡطَفُ أَبۡصَٰرَهُمۡۖ
كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوۡاْ فِيهِ وَإِذَآ أَظۡلَمَ عَلَيۡهِمۡ قَامُواْۚ
وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمۡعِهِمۡ وَأَبۡصَٰرِهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ
عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ٢٠
Artinya : “ Sesungguhnya Allah
berkuasa atas segala sesuatu”.
4. Firman Allah dalam Q.S. Al-Furqon ( 25 ) ayat
2
ٱلَّذِي لَهُۥ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ
وَلَمۡ يَتَّخِذۡ وَلَدٗا وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٞ فِي ٱلۡمُلۡكِ وَخَلَقَ
كُلَّ شَيۡءٖ فَقَدَّرَهُۥ تَقۡدِيرٗا ٢
Artinya : “ Yang kepunyaan-Nya-lah
kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu
baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuran ukurannya dengan serapi-rapinya” (Q.S. Al-Furqan : 2)
5. Firman Allah dalam QS. Al-Hadid (57) ayat : 22)
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ
وَلَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَآۚ إِنَّ
ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ ٢٢
Artinya : “Tiada suatu bencana pun
yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah
tertulis dalam kitab (lauhul mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Q.S. Al-Hadid (57): ayat 22)
6. Firman Allah dalam Q.S.
Yasin (36): ayat38)
وَٱلشَّمۡسُ تَجۡرِي
لِمُسۡتَقَرّٖ لَّهَاۚ ذَٰلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ
٣٨
Artinya : “Dan matahari berjalan di
tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (takdir) Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui ”. (Q.S. Yasin (36) : ayat 38)
Ayat di atas menerangkan dari qada/ ketetapan/aturan
Dalam ayat di atas bahwa membunuh
orang beriman dengan sengaja dan bukan atas nama hukuman maka pelakunya di
tetapkan sebagai penghuni neraka.( ketapan seperti itu adalah qada.).
C. Gambaran untuk memahami Arti
Qadar.
Fahami Q.S .Al-Baqarah (2) ayat :124
Allah berfirman :
۞وَإِذِ ٱبۡتَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِۧمَ رَبُّهُۥ
بِكَلِمَٰتٖ فَأَتَمَّهُنَّۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامٗاۖ قَالَ
وَمِن ذُرِّيَّتِيۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهۡدِي ٱلظَّٰلِمِينَ ١٢٤
Artinya. : Dan (ingatlah), ketika
Ibrahim di uji Tuhannya dengan beberapa kalimat lalu ia melaksanakannya dengan
sempurna Dia Allah berfirman ,’ sesungguhnya Aku jadikan engkau menjadi
pemimpin bagi seluruh manusia……..”.( Q.S .Al-Baqarah (2) ayat :124)
Ketetapan allah sebagai Qada yakni
di jadikannya Ibrahim sebagai pemimpin bagi seluruh manusia yang sudah di catat
dari azali. Sedangkan qadarnya yakni terjadinya kepemimpinan Ibrahim diperoleh
melalui Ujian/usaha/ikhtiar dari nabi Ibrahin itu sendiri.
Sehingga Qada dan qadar merupakan
dua hal yang tidak dapat dipisahkan, satu sama lainnya. Sebab yang satu ibarat
suatu rencana, sedangkan yang lainnya merupakan implementasi (perwujudan) dari
rencana tersebut.
D.
Pembagian Takdir/Qadar
Qadar /Taqdir terbagi kepada dua
bentuk, yaitu :
1. Qadar Mubram
Qadar Mubram ialah rencana implementasi atas salah satu
ketetapan Allah SWT. bagi makhluk-Nya yang sudah tidak bisa diubah lagi.
Ketetapan itu pasti terjadi, dan tidak ada yang mampu mengubah-Nya, berfirman :
dalam Q.S. An-Nisa (4) : ayat 78.
أَيۡنَمَا
تَكُونُواْ يُدۡرِككُّمُ ٱلۡمَوۡتُ وَلَوۡ كُنتُمۡ فِي بُرُوجٖ مُّشَيَّدَةٖۗ
وَإِن تُصِبۡهُمۡ حَسَنَةٞ يَقُولُواْ هَٰذِهِۦ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ وَإِن
تُصِبۡهُمۡ سَيِّئَةٞ يَقُولُواْ هَٰذِهِۦ مِنۡ عِندِكَۚ قُلۡ كُلّٞ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ
فَمَالِ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلۡقَوۡمِ لَا يَكَادُونَ يَفۡقَهُونَ حَدِيثٗا ٧٨
Artinya: “ Di mana saja kamu berada,
kematian akan menjemputmu, Kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi
kokoh.” (Q.S. An-Nisa (4) : ayat 78).
Contoh lain taqdir /qadar mubram
misalnya kematian, terbentuknya jenis janin laki-laki dan perempuan.
2. Qadar Mu’alaq
Qadar mu’alaq ialah rencana
ketetapan Allah SWT. atas makhluk-Nya, yang mungkin diwujudkan atau mungkin
juga tidak, bergantung kepada faktor adanya usaha atau tidak dari makhluk yang
bersangkutan. telah ditegaskan dalam firman Nya :
a.
Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 286.
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا
وُسۡعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡۗ
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ
عَلَيۡنَآ إِصۡرٗا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَاۚ رَبَّنَا
وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا
وَٱرۡحَمۡنَآۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٢٨٦
Artinya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami;
ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir"
b. Di
terangkan dalam Q.S. Ar_Ra’d (13) ayat 11
لَهُۥ
مُعَقِّبَٰتٞ مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُۥ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا
بِأَنفُسِهِمۡۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ سُوٓءٗا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥۚ
وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ ١١
Artinya. “ Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung
bagi mereka selain Dia
Contoh lain dari taqdir Mu’alaq
yakni : seseorang yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. dalam hidupnya akan
menjadi orang yang kaya raya. Akan tetapi orang itu tidak rajin bekerja dan
berusaha, hidupnya malas, selalu berpangku tangan dan menunggu belas kasihan
orang, maka selama hidupnya selalu miskin dan jauh dari limpahan harta karena
ia tidak mau bekerja.
E. MACAM-MACAM TAKDIR[1]
Macam-macam takdir itu antara lain:
1. At-Taqdiirul 'Aam (Takdir yang
bersifat umum).
2. At-Taqdiirul Basyari (Takdir yang
berlaku untuk manusia).
3. At-Taqdiirul 'Umri (Takdir yang
berlaku bagi usia).
4. At-Taqdiirus Sanawi (Takdir yang
berlaku tahunan).
5. At-Taqdiirul Yaumi (Takdir yang
berlaku harian).
1. At-Taqdiirul 'Aam (Takdir yang
bersifat umum).
Ialah takdir Rabb untuk seluruh
alam, dalam arti Dia mengetahuinya (dengan ilmu-Nya), mencatatnya, menghendaki,
dan juga menciptakannya. Jenis ini ditunjukkan oleh firman Allah Ta'ala:
Al-Hajj (22 ): ayat 70
أَلَمۡ تَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ
يَعۡلَمُ مَا فِي ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِۚ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَٰبٍۚ إِنَّ
ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ ٧٠
Artinya: "Apakah kamu tidak
mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan
di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh)
Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah". [Al-Hajj/22 : 70]
Dalam
Hadist Shahiih Muslim dari 'Abdullah bin 'Amr Radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ،
قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ، بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ، قَالَ:
وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاء
Artinya: "Allah menentukan
berbagai ketentuan para makhluk, 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan
bumi. "Beliau bersabda, "Dan adalah 'Arsy-Nya di atas air."[2]
2. At-Taqdiirul Basyari [3] (Takdir
yang berlaku untuk manusia).
Ialah takdir yang di dalamnya Allah
mengambil janji atas semua manusia bahwa Dia adalah Rabb mereka, dan menjadikan
mereka sebagai saksi atas diri mereka akan hal itu, serta Allah menentukan di
dalamnya orang-orang yang berbahagia dan orang-orang yang celaka. Dia
berfirman: [Q.S. Al-'raaf (7) : Ayat 172].
وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ
بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَأَشۡهَدَهُمۡ عَلَىٰٓ
أَنفُسِهِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ أَن تَقُولُواْ
يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنۡ هَٰذَا غَٰفِلِينَ ١٧٢
Artinyaa : "Dan (ingatlah),
ketika Rabb-mu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), Bukankah Aku
ini Rabb-mu. Mereka menjawab, Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi.
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan,
Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Rabb)." [Q.S. Al-'raaf (7) : Ayat 172].
Hadist nabi dari Hisyam bin Hakim,
bahwa seseorang datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu
mengatakan, "Apakah amal-amal itu dimulai ataukah ditentukan oleh
qadha'?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
إِنَّ
اللهَ أَخَذَ ذُرِّيَةَ آدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ، ثُمَّ أَشْهَدَهُمْ عَلىَ أَنْفُسِهِمْ،
ثُمَّ أَفَاضَ بِهِمْ فِيْ كَفَّيْهِ فَقَالَ: هَؤُلاَءِ فِي الْجَنَّةِ، وَهَؤُلاَءِ
فِي النَّارِ، وَأَهْلُ الْجَنَّةِ مُيَسَّرُوْنَ لِعَمَلِ أَهْـلِ الْجَنَّةِ، وَأَهْلُ
النَّارِ مُيَسَّرُوْنَ لِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ
Artinya: "Allah mengambil
keturunan Nabi Adam Alaihissalam dari tulang sulbi mereka, kemudian menjadikan
mereka sebagai saksi atas diri mereka, kemudian mengumpulkan mereka dalam kedua
telapak tangan-Nya seraya berfirman, 'Mereka di Surga dan mereka di Neraka.' Maka
ahli Surga dimudahkan untuk beramal dengan amalan ahli Surga dan ahli Neraka
dimudahkan untuk beramal dengan amalan ahli Neraka." [4]
3. At-Taqdiirul 'Umri (Takdir yang
berlaku bagi usia).
Ialah segala takdir (ketentuan) yang
terjadi pada hamba dalam kehidupannya hingga akhir ajalnya, dan juga ketetapan
tentang kesengsaraan atau kebahagiaannya.
Hal tersebut ditunjukkan oleh hadits
ash-Shadiqul Mashduq (Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam) dalam
Shahiihain dari Ibnu Mas'ud secara marfu':
إِنَّ
أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُوْنُ
فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ،
ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ، فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ،
بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ
Artinya: "Sesungguhnya salah
seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama mpat
puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat puluh
hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula, kemudian Dia mengutus
seorang Malaikat untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk menulis)
dengan empat kalimat: untuk menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau
bahagia(nya)."[5]
4. At-Taqdiirus Sanawi (Takdir yang
berlaku tahunan).
Yaitu dalam malam Qadar (Lailatul
Qadar) pada setiap tahun. Hal itu ditunjukkan oleh firman Allah Ta'ala: [Ad-Dukhaan(44) : ayat 4]
فِيهَا
يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
Artinya: " Pada malam itu
dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." [Ad-Dukhaan[44] : ayat 4]
Dan dalam firman-Nya: [Al-Qadar (97) : Ayat 4-5]
تَنَزَّلُ
الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ
حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya: "Pada malam itu turun para Malaikat dan
juga Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Malam
itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." [Al-Qadar (97) :ayat 4-5]
Disebutkan, bahwa pada malam
tersebut ditulis apa yang akan terjadi dalam setahun (ke depan,-ed.) mengenai
kematian, kehidupan, kemuliaan dan kehinaan, juga rizki dan hujan, hingga
(mengenai siapakah) orang-orang yang (akan) berhaji. Dikatakan (pada takdir
itu), fulan akan berhaji dan fulan akan berhaji.
Penjelasan ini diriwayatkan dari
Ibnu Umar dan Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma, demikian juga al-Hasan serta
Sa'id bin Jubair. [6]
5. At-Taqdiirul Yaumi (Takdir yang
berlaku harian)
Dalilnya ialah firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala [Q.S. Ar-Rahmaan[55 ] :ayat 29]
كُلَّ
يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
Artinya: "Setiap waktu Dia
dalam kesibukan." [Ar-Rahmaan/55 : 29]
Disebutkan mengenai tafsir ayat
tersebut: Kesibukan-Nya ialah memuliakan dan menghinakan, meninggikan dan
merendahkan (derajat), memberi dan menghalangi, menjadikan kaya dan fakir,
membuat tertawa dan menangis, mematikan dan menghidupkan, dan seterusnya.
Beriman kepada qada dan qadar merupakan rukun iman yang ke enam yang harus kita yakini dengan penuh di dalam hati dan tidak ada keraguan kepada apa-apa yang telah di tetapkan Allah.
B. Contoh Qada Dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari
a. Contoh Qada
1. Allah menetapkan matahari terbit pada siang hari serta bulan dan bintang tampak pada malam hari.
2. Allah menetapkan kapan laut harus pasang dan surut.
3. Allah menetapkan setiap mahkluk pasti mati.
4. Allah menetapkan mahkluk-Nya untuk berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
5. Allah menetapkan seseorang lahir.
b. Contoh Qadar
Qadar atau takdir dibagi menjadi dua macam:
1. Takdir Mubram berarti ketentuan Allah yang mesti terjadi dan tidak bisa diubah. Contoh takdir mubram:
a. Kenyataan bahwa matahari hanya ada pada siang hari, sedangkan bulan dan bintang hanya ada pada malam hari.
b. Kejadian laut pasang dan surut.
c. Kematian setiap mahkluk.
d. Kelahiran bayi berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
e. Kejadian seseorang terlahir di dunia ini.
2. Takdir mualak berarti ketentuan Allah yang mungkin bisa diubah dengan jalan ikhtiar dan berdoa. Contoh takdir mualak:
a. Orang yang bodoh dapat pandai jika giat belajar dan berdoa kepada Allah.
b. Orang miskin yang berikhtiar dengan sungguh-sungguh disertai dengan doa dapat menjadi orang kaya.
c. Bencana alam mungkin tidak akan menimbulkan korban yang besar jika manusia dapat mempersiapkan diri dalam menghadapinya dengan menggunakan kemampuan yang telah Allah berikan.
C. Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar sebagi berikut:
1. Semua yang terjadi pada dirinya selalu di terima.
segala sesuatu apapun yang terjadi, baik itu urasan nasib baik dan urusan nasib jelek pada haketnya merupakan pemberian dari Allah SWT.
2. Bersabar ketika mendapat ujian dari Allah
Selalu bersabar ketika mendapat suatu ujian dari Allah SWT seperti di timpa musibah kekeringan, bencana alam di tinggal mati oleh anak dan istri dsb.
3. Apabila di bacakan tanda- tanda kebesaran Allah hatinya selalu bergetar.
Ciri orang yang beriman kepada qodo dan qodar ketika mendengan ayat – ayat cuci alqur’an hatinya selalu bergetar dan getaran tersebut berasal dari keimanan kita yang kuat dalam hati.
4. Tidak mengeluh dan putus asa.
Orang yang beriman kepada qodo dan qodar tidak pernah pustus asa ketiga dia berniaga mendapatkan suatu kerugian yang besar
5. Tidak takabur dan sombong.
Tidak pernah merasa sombong dan takabur ketika di angkat derajatnya dengan harta maupun dengan ilmu karena dia yakin itu hanya semata- mata pemberian dari Allah
6. Selalu optimis
Setiap pekerjaan yang di kerjakannya dirinya selalu mempunyai rasa optimis kerena allah akan mengabulkan semua doa dan usahanyawalaun sekecil mungkin.
7. Tawakal dan selalu berdoa pada Allah
Orang tersebut selalu berdoa kepada allah meskipun ia telah berusaha dengan keras sebab tetap yang memberikan kepustusan hasl akhir dari usahanya adalah Allah
8. Tidak meminta pertolongan selain kepada Allah.
Tidak mau meminta pertolongan orang lain karena ia tidak mau membebankan masalahnya kepada orang lain.cukup kepada Allah semata yang mampu menolongNya .
semoga bermanfaat
Referensi :
[Disalin dari kitab Al-Iimaan bil
Qadhaa wal Qadar, Edisi Indoensia Kupas Tuntas Masalah Takdir, Penulis Muhammad
bin Ibrahim Al-Hamd, Penerjemah Ahmad Syaikhu, Sag. Penerbit Pustaka Ibntu
Katsir]
_______
Footnote
[1]. Lihat, A'laamus Sunnah
al-Mansyuurah, hal. 129-133 dan komentar Syaikh Ibnu Baz atas al-Waasithiyyah,
hal. 78-80.
[2]. HR. Muslim, (VIII/51).
[3]. Syaikh Abdul Aziz bin Baz
memberikan komentar terhadap pembagian yang kedua ini seraya berucap, 'Bahwa
takdir yang kedua ini masuk kedalam takdir yang pertama, oleh sebab itu Abul
'Abbas, Ibnu Taimiyyah, menolaknya dalam kitab al-Aqiidah al-Waasitiyyah,
begitu juga banyak dari para ulama lainnya yang saya ketahui.
[4]. HR. Ibnu Abi 'Ashim dalam
as-Sunnah, yang diteliti oleh Syaikh al-Albani, (I/73), dan al-Albani menilai
sanadnya shahih dan para perawinya semuanya terpercaya, dan as-Suyuthi dalam
ad-Durul Mantsuur, (III/604), ia mengatakan, Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Jarir,
al-Bazzar, ath-Thabrani, al-Ajurri dalam asy-Syarii'ah, Ibnu Mardawaih, dan
al-Baihaqi dalam al-Asmaa' wash Shifaat.
[5]. HR. Al-Bukhari, (VII/210, no.
3208), Muslim, (VIII/44, no. 2643), dan Ibnu Majah, (I/29, no. 76). (Dan
lafazhnya adalah dari riwayat Muslim,-ed.)
[6]. Lihat, Zaadul Masiir, Ibnul
Jauzi, (VII/338), Tafsiir al-Qur-aanil 'Azhiim, Ibnu Katsir, (IV/140), dan
Fat-hul Qadiir, asy-Syaukani, (IV/572).
[7]. Lihat, Zaadul Masiir,
(VIII/114), Tafsiir al-Qur-aanil Azhiim, Ibnu Katsir, (IV/275), dan Fat-hul
Qadiir, (V/136).
Komentar