Mengeal Lebih Jauh Vitamin D
A. Sejarah Vitamin D
Berawal dari penelitian oleh Sir Edward
Mellanby dari Inggris pada tahun 1914 mengamati tingginya insiden riketsia di
Inggris, berpendapat vitamin A dalam minyak dari hati ikan kod yang berhasil
menyembuhkan penyakit riketsia. Rekan Mellanby yaitu Mc.Collum di Universitas
Johns Hopkins pada tahun 1922 menguji kembali hipotesis apakah vitamin A yang
bertanggung jawab pada penyembuhan riketsia. McCollum dan rekan-rekan akhirnya
menyimpulkan bahwa yang menyembuhkan riketsia adalah vitamin baru, yaitu
vitamin D. Sementara itu Huldsshinky seorang fisikawan dari Vienna, Chick et al
menemukan bahwa paparan sinar matahari selama musim panas atau sinar
ultraviolet artifisial dapat menyembuhkan riketsia. Profesor Steenbock pada
tahun 1916 melakukan pengamatan pada kambing yang berada di luar kandang saat
musim panas memiliki kalsium yang seimbang dibandingkan kambing saat berada di
dalam kandang pada musim dingin. Steenbock menyimpulkan bahwa lemak yang belum
aktif dalam diet dan pada kulit diubah oleh sinar ultraviolet menjadi substansi
aktif sebagai anti riketsia DeLuca, 2013. Isolasi dan identifikasi vitamin D2
pertama kali dilakukan oleh Askew et al. Windaus dan Linsert membuktikan bahwa
vitamin D1 hanya merupakan artefak tambahan diantara vitamin D2 dan lamisterol.
Pada tahun 1935, 7- dehydocholecalceferol
diisolasi oleh Windaus et al, sedangkan vitamin D3 oleh Windaus dan Bock pada
tahun 1937. Esvelt et al mengisolasi dan mengidentifikasi vitamin D3 melalui
mass spectrometry DeLuca, 2013. Sejarah penemuan vitamin D berkembang dengan
penemuan 41 metabolit, diantaranya 25-OHD dan 1,25-OH 2 D.
1,25-dihydroxyvitamin D merupakan produk aktif akhir dari regulasi kompleks
produksi ginjal dan berperan sebagai hormon steroid. Selanjutnya pengangkutan
metabolit vitamin D ekstra sel oleh lipoprotein, albumin, dan vitamin D binding
protein DBP, sedangkan intra sel oleh VDR. Vitamin D receptor kemudian
diidentifikasi sebagai faktor transkripsi nukleus yang mengatur sejumlah gen
target. Hal ini menegaskan bahwa 1,25- OH 2 D sebagai hormon klasik. Vitamin D
receptor ini terdapat di berbagai tempat, dan VDR ekstra renal memproduksi
metabolit vitamin D, meregulasi berbagai gen yang tidak terlibat pada
metabolisme kalsium DeLuca, 2013
B. Definisi Vitamin D
Vitamin D adalah grup vitamin
yang larut dalam lemak prohormon. Vitamin D dikenal juga dengan nama kalsiferol.
Penamaan ini berdasarkan International Union of Pure and Applied Chemist
(IUPAC). Di dalam tubuh, vitamin ini
berperan dalam pembentukkan struktur tulang dan gigi yang baik, meningkatkan
kekebalan tubuh, mengatasi depresi, dan mencegah kanker. Vitamin D3 banyak
ditemukan pada salmon, tuna, makarel, kuning telur, keju, dan susu. Sedangkan
vitamin D2 banyak terkandung di dalam berbagai jenis jamur dan produk susu yang
terfortifikasi.
Vitamin D didapatkan dari makanan atau suplemen dan sintesis provitamin D menjadi vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang berlangsung di kulit. Senyawa 7-dehidrokolesterol akan diubah menjadi previtamin D3 lalu menjadi vitamin D3. Vitamin D3 yang masuk ke sirkulasi akan berikatan dengan protein pengikat vitamin D. Setelahnya vitamin D3 ini akan mengalami hidroksilasi di dalam hati dan ginjal lalu masuk ke dalam sel untuk berikatan dengan reseptor vitamin D. Ikatan ini akan masuk ke dalam nukleus untuk mengingkatkan transkripsi gen yang berhubungan dengan vitamin D.
Defisiensi vitamin D dapat
disebabkan oleh kurangnya paparan sinar matahari, malabsorbsi pada usus,
konsumsi obat-obatan yang menyebabkan degradasi vitamin D, dan gangguan ginjal Defisiensi
vitamin D akan menyebabkan seseorang mengalami nyeri otot, mudah lelah, nyeri
tulang, kelemahan otot, rambut rontok, dan perubahan suasana hati.[12]
Kekurangan vitamin D kronis pada anak akan menyebabkan rakitis dan pada orang
dewasa akan menyebabkan osteomalasia atau osteoporosis. Penatalaksanaan
defisiensi vitamin D adalah dengan memberikan suplemen vitamin D terutama D3.
Dosis pemberiannya tergantung kepada usia dan hasil pemeriksaan kadar
25-hidroksivitamin D
Vitamin D adalah suplemen untuk
mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin D. Vitamin D merupakan vitamin larut
lemak yang diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium dan fosfor di dalam
tubuh.
Vitamin D dibagi menjadi dua jenis
utama, yaitu ergocalciferol (vitamin D2) dan cholecalciferol (vitamin D3).
Secara alami, vitamin D2 bisa ditemukan di beberapa jenis jamur, sedangkan
vitamin D3 bisa ditemukan pada hati sapi, kuning telur, atau keju. Pembentukan
vitamin D di dalam tubuh dibantu oleh paparan sinar matahari.
Kekurangan atau defisiensi
vitamin D biasanya terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan sinar matahari yang
cukup, tidak terpenuhinya kebutuhan vitamin D dari makanan, ginjal mengalami
gangguan atau kerusakan, atau terjadinya gangguan penyerapan vitamin D di usus.
Kekurangan vitamin D bisa
menyebabkan penyakit rakitis pada anak-anak atau osteomalacia pada orang
dewasa. Untuk mencegah dan mengatasi kondisi tersebut, dibutuhkan suplemen
vitamin D. Suplemen vitamin D juga bisa digunakan dalam pengobatan
osteoporosis, hipoparatiroid, atau rendahnya kadar fosfat dalam darah
(hipofosfatemia).
Selain itu, vitamin D juga
digunakan dalam pengobatan COVID-19. Suplemen vitamin D juga bermanfaat untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga bisa digunakan untuk menurunkan
risiko terjadinya penyakit infeksi, termasuk COVID-19.
Merek dagang vitamin D: Forti-D
1000, Blackmores Vitamin D3 1000 IU, Calfos-D3, D-Pro 1000, Dailyfit Vitamin D
+ Calcium, Defa D3 1000 IU, Fitlife Vitamin D3, Harvit D 1000 IU,
Joyvit-D3,Metcom-D3, Morfit-D 1000, Natura Vitamin D3 1000 IU, Nature`s Boss
Vitamin D3 1000 IU, Nutracell Vitamin D3 1000 IU, Oxyvit D3, Pyfahealth Vitamin
D3-400, Tomo Kenko Vit. D3 1000 IU, Vira-D,Vita-D 1000
C. Bentuk-Bentuk Vitamin D
Vitamin ini sendiri merupakan turunan dari molekul steroid yang
merupakan salah satu turunan dari kolesterol. Terdapat dua bentuk aktif dari
vitamin ini, yaitu vitamin D2 (erkalsitriol) dan vitamin D3(kalsitriol).
Aktivasi vitamin D dilakukan oleh hormon paratiroid. Vitamin D2 atau dikenal
juga dengan nama ergokalsiferol (bentuk tidak aktif) ini berasal dari turunan
senyawa kolesterol yang banyak ditemukan pada ragi dan tanaman. Vitamin D3 (kolekalsiferol) sendiri berasal
dari turunan senyawa 7-dehidrokolesterol (bentuk tidak aktif). Golongan vitamin
inilah yang paling banyak ditemukan pada kulit manusia. Pada ginjal, vitamin D
dikonversi menjadi bentuk aktif yang disebut 1,25-dihydroxycholecalciferol.
Adolf Windaus adalah orang yang
menemukan tiga bentuk vitamin D. Namun, istilah vitamin D1 tidak lagi digunakan
karena merupakan campuran komponen ergokalsiferol dan lumisterol.
Vitamin D4 adalah komponen yang
didapatkan saat menganalisis vitamin D2 pada jamur melalui pemeriksaan HPLC-UV
(High Performance Liquid Chromatography-Ultraviolet) atau kromatografi cair
kinerja tinggi dengan detektor ultraviolet. Vitamin D4 dapat ditemukan di dalam
jamur liar yang terpapar sinar ultraviolet
D. Peranan di dalam tubuh
Di dalam tubuh, vitamin D dapat
membentuk struktur tulang dan gigi yang kuat. Vitamin D meningkatkan absorbsi
kalsium di saluran pencernaan. Selain itu, vitamin D juga dapat memperkuat
sistem kekebalan dan mencegah berbagai jenis kanker. Apabila terjadi
defisiensi vitamin D, tubuh akan mengalami berbagai gangguan penyakit, antara
lain osteoporosis, osteopenia, diabetes, hipertensi,
Molekul aktif dari vitamin D,
yaitu kalsitriol, merupakan pemeran utama dalam metabolisme absorpsi kalsium ke
dalam tulang, fungsi otot, sekaligus sebagai immunomodulator yang berpengaruh
terhadap sistem kekebalan untuk melawan beberapa penyakit, termasuk diabetes
dan kanker. Di dalam tubuh, vitamin D diserap di usus dengan bantuan senyawa
garam empedu.
E. Produksi vitamin D
Vitamin D merupakan satu-satunya
jenis vitamin yang diproduksi tubuh.Vitamin D dihasilkan lewat dua jalur yaitu
melalui asupan makanan atau suplemen dan melalui jalur biosintesis provitamin D
menjadi vitamin D dengan bantuan sinar matahari di kulit. Kedua jalur ini
saling berhubungan karena jalur biosintesis di kulit dapat berlangsung jika
terdapat bahan baku provitamin D yang diperoleh dari makanan.
Saat terpapar cahaya matahari,
senyawa prekursor 7-dehidrokolesterol akan diubah menjadi senyawa
kolekalsiferol. Sinar ultraviolet B (UVB) dengan panjang gelombang 290-315 nm
akan mengubah 7-dehidrokolesterol menjadi previtamin D3 lalu menjadi vitamin D3
setelah reaksi isomerisasi yang diinduksi oleh panas. Proses ini terjadi di
lapisan kulit. Vitamin D3 kemudian akan masuk ke sirkulasi melalui ikatan
dengam protein pengikat vitamin D atau vitamin D binding protein (DBP). Untuk
bisa aktif, vitamin D membutuhkan 2 sekuens hidroksilasi agar terbentuk
1,25-dihidroksivitamin D atau 1,25[OH]2D dan 24,25 hidroksikolekalsiferol atau
24,25(OH)2D3 . Hidroksilasi vitamin D yang pertama dilakukan oleh enzim vitamin
D 25-hidroksilase mitokondria dan atau mikrosom hati. Hidroksilasi yang kedua
terjadi di ginjal dan dilakukan enzim P450 25-hidroksivitamin D-1
alfa-hidroksilase. Selain itu, di ginjal juga terjadi proses naktivasi
katabolisme dilakukan oleh enzim 24-hidroksilase yang akan mengubah
25-dihidroksivitamin D menjadi 24,25 hidroksikalsiferol. Setelah masuk ke sel,
hormon 1,25[OH]2D berikatan dengan reseptor vitamin D atau vitamin D receptor (VDR).
Ikatan ini akan membentuk heterodimer dengan reseptor X asam retinoat atau
retinoic acid X receptor (RXR). Heterodimer kemudian akan memasuki nukleus
untuk bisa berikatan dengan asam deoksiribonukleat (DNA) dan meningkatkan
transkripsi gen yang berhubungan dengan vitamin D.
Lapisan epidermis kulit tempat
sintesis vitamin D, produksi vitamin D yang paling besar terjadi di stratum
basalis (warna merah) dan stratum spinosum (berwarna cokelat muda). Bahan baku
untuk pembentukan vitamin D yang berbentuk 7-dehidrokolesterol disimpan di
stratum spinosum dan stratum basalis kulit. Sinar ultraviolet B akan
menyebabkan terjadinya proses fotolisis sehingga terbentuk provitamin D3 yang
akan diubah menjadi vitamin D3. Jika tubuh terpapar sinar matahari berlebih,
7-dehidrokolesterol tidak akan mengalami proses fotolisis menjadi vitamin D3
melainkan setelah menjadi previtamin D3 akan diubah menjadi tachysterol dan
lumisterol melalui proses isomerisasi. Proses ini terjadi dua arah, saat tubuh
kekurangan previtamin D3, tachysterol dan lumisterol akan diubah menjadi
previtamin D3. Hal inilah yang menyebabkan jarang terjadi kelebihan vitamin D3
akibat paparan sinar matahari yang berlebih.
F. Tanda dan Gejala Kekurangan Vitamin
D
Kekurangan vitamin D pada tahap awal tidak
menunjukkan gejala yang spesifik. Gejala yang timbul pada orang dewasa adalah
mudah lelah, nyeri tulang, kelemahan otot, nyeri otot, rambut rontok, dan
perubahan suasana hati. Kekurangan vitamin D pada anak yang bersifat kronis
akan menyebabkan rakitis. Pada orang dewasa kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan tulang menjadi rapuh. Hal ini terjadi karena vitamin D berfungsi
menjaga jumlah kalsium dan fosfor yang memiliki peran dalam menjaga kepadatan
tulang . Anak-anak penderita rakitis. Pada orang dewasa kekurangan vitamin ini
akan menyebabkan tulang menjadi rapuh. Hal ini terjadi karena vitamin D
berfungsi menjaga jumlah kalsium dan fosfor yang memiliki peran dalam menjaga
kepadatan tulang. Sehingga apabila kedua mineral tersebut kadarnya berkurang,
tulang menjadi lebih rapuh dan berisiko untuk terkena osteoporosis.
Selain osteoporosis, kekurangan
vitamin D pada orang dewasa akan menyebabkan osteomalasia. Jika pada
osteoporosis akibat defisiensi vitamin D ditemukan osteoid dalam jumlah yang
kecil, pada osteomalasia gambarannya adalah permukaan kortikal (bagian tulang
yang keras) dan trabekula (bagian tulang yang berongga) tulang diselubungi
dengan osteoid yang tebal.
Komentar