Mengenal Observasi Dalam Penelian Kualitatif
Observasi sebagai salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Setelah wawancara sudah di lakukan dalam penelitian kualitatif. Adapaun apa itu observasi akan di terangkan dalam pembahasan di bawah ini :
Menurut Buku
The Sage Encyclopedia of Qualitative Research Methods oleh Lisa M. Given
menyediakan referensi yang lengkap tentang observasi sebagai salah satu metode
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Dalam sebuah penelitian
kualitatif, ketika metode wawancara sudah dilakukan, maka data yang dikumpulkan
akan merupakan pandangan dan pendapat individu-individu yang diwawancara
melalui perkataan. Dalam penelitian kualitatif, data akan menjadi lebih baik
dan lebih valid ketika juga dilengkapi dengan analisa mengenai perilaku dan
konteks subyek dan obyek penelitian. Untuk keperluan inilah maka metode
observasi lebih tepat untuk digunakan. Schensul dalam Given (2008 p.522)
berpendapat bahwa observasi merupakan hal yang sangat fundamental dalam
penelitian kualitatif. Observasi bermanfaat untuk mengumpulkan berbagai data
perilaku atau interaksi sosial. Data-data observasi dapat berupa open-ended
data yaitu pola-pola atau closed & coded data yaitu konfirmasi pola-pola
tertentu. Observasi juga merupakan kontinum dari partisipatif (peneliti
diterima sebagai seseorang yang secara rutin hadir dalam sebuah komunitas untuk
mempelajari komunitas tersebut) sampai dengan non partisipatif (peneliti adalah
orang luar yang melaksanakan observasi teratur tanpa berinteraksi dengan
komunitas).
Berdasarkan buku
ensiklopedia tersebut, maka dapat dipahami bahwa metode observasi terdiri dari
dari beberapa macam: (1) observasi partisipasi/participant observation, (2)
observasi non-partisipasi/non participant observation, (3) observasi
tersembunyi/covert observation, (4) observasi langsung/direct observation dan
(5) observasi naturalistik/naturalistic observation. Berikut ini pembahasan
mengenai masing-masing jenis observasi tersebut.
1. Observasi Partisipasi
(Participant Observation)
Menurut Tedlock
(1991) observasi non-partisipan berarti peneliti melakukan pengamatan namun
tidak berpartisipasi aktif dalam lokasi penelitian dan konteks di mana subyek
peneliti hidup atau bekerja didalamnya. Dalam observasi partisipasi, pengamatan
menjadi alat utama untuk mendapatkan data-data, sehingga peran dari partisipan
atau informan kunci sangat penting untuk membantu peneliti memahami perbedaan
budaya dan mengambil sikap yang tepat terhadap perbedaan budaya tersebut.
Dengan berpartisipasi, memungkinkan peneliti untuk mencatat persepsi peneliti
itu sendiri terhadap sebuah peristiwa, perasaan dan pemikiran-pemikiran yang
diucapkan maupun dilakukan. Informasi-informasi ini akan sangat berguna dan
saling melengkapi catatan dari peneliti (Race dalam Given 2008). Partisipasi
observasi dapat dianggap sebagai sebuah bentuk “ magang” dimana peneliti tidak perlu menyembunyikan
atau menghilangkan identitasnya namun justru menambahkan identitasnya dengan
cara mempelajari peran dan tanggung jawab yang baru dalam komunitas atau
kelompok yang diteliti. Alat yang digunakan untuk membantu peneliti dalam
mencatat hasil observasi partisipasi dapat berbentuk fieldnote atau catatan
lapangan, rekaman suara, catatan tangan ataupun catatan dalam komputer. Sambil
melakukan pencatatan tersebut, peneliti dapat mencatat arti dan makna dari
istilah-istilah, bahan, produk, upacara ritual atau aktivitas apapun yang
dilakukan. Misalnya dalam penelitian tentang peran perempuan maka yang perlu
catat arti dan makna oleh peneliti adalah misalnya soal pembagian peran dalam
rumah tangga antara laki-laki dengan perempuan, pembuatan keputusan, perbedaan
kuasa yang dimiliki, distribusi sumber daya dalam keluarga dan masyarakat,
ataupun pengaruh-pengaruh yang dimiliki oleh individu-individu tertentu dalam
masyarakat.
2. Observasi NonPartisipasi
(Nonparticipation Observation)
Menurut
William dalam Given (2008) observasi non partisipasi merupakan metode yang
relatif tidak terlalu menganggu (unobtrusive) komunitas yang diteliti karena
observasi dilakukan namun tanpa interaksi langsung dengan partisipan. Ada
beberapa alasan sebuah penelitian lebih tepat menggunakan observasi
nonpartisipasi. Pertama, keterbatasan akses peneliti terhadap kelompok tertentu
sehingga tidak memungkinkan adanya kesempatan untuk melakukan observasi
partisipan. Kedua, seting penelitian merupakan seting penelitian yang lokasi
nya yang sangat berbahaya, misalnya untuk topik penelitian mengenai demonstrasi
dengan kekerasan, kerusuhan berlatar belakang SARA atau penelitian-penelitian
lain terkait dengan tindakantindakan kolektif. Dalam seting penelitian seperti
itu, tidak mungkin peneliti untuk melakukan pengamatan langsung namun bisa
mempelajari video pemberitaan soal kerusuhan tersebut atau demonstrasi
tersebut. Perkembangan media eletronik dan digital atau internet mendorong
munculnya bentuk baru nonpartisipan observation. Mirip dengan metode
pengumpulan wawancara melalui chatroom, maka metode observasi nonpartisipasi
ini juga memanfaatkan akses terhadap komunitas digital tertentu untuk membaca
dan mencatat interaksi antara anggota komunitas tanpa perlu untuk berinteraksi
dengan mereka (Given, 2008 p.561). Dengan cara ini maka hanya menciptakan
dampak minimal terhadap seting penelitian. Kelebihan menggunakan metode ini
adalah kemudahan untuk mengelola data karena format digital yang memungkinkan
penyimpanan data yang mudah.
3. Observasi Tersembunyi (Covert
Observation)
McKechnie
dalam Given (2008) memberikan penjelasan mengenai observasi tersembunyi (covert
observation). Menurutnya observasi tersembunyi adalah jenis tertentu dari
observasi partisipasi dimana identitas peneliti, sifat penelitian, dan bahwa
subyek dan obyek penelitian tertentu sedang diamati, harus dirahasiakan atau
disembunyikan dan peneliti memainkan peran sebagai bagian dari subyek
penelitian.
Menurut
McKechnie, observasi tersembunyi dilakukan dalam tiga jenis seting yaitu (a)
seting publik/terbuka, dimana setiap orang memiliki hak untuk mengakses seting
ini (misalnya bandar udara, supermarket, pasar); (b) seting tertutup, dimana
peneliti sejak dari awal merupakan anggota atau bagian dari seting ini
(misalnya, anggota koperasi, guru di sekolah, perawat di rumah sakit); (c)
seting tertutup dimana peneliti mendapatkan akses untuk masuk dalam seting
tersebut dengan mengadopsi peran sesuai seting tersebut (misalnya berpura-pura
menjadi aktivis lingkungan, atau aktivis perempuan untuk meneliti topik
kebakaran atau peraturan daerah tidak memihak perempuan). Metode observasi
tersembunyi ini memiliki beberapa kelebihan yaitu peneliti mampu mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam dan utuh mengenai topik yang sedang diteliti.
Selain itu, data-data yang dihasilkan lebih dapat dipercaya karena didapatkan
dari lingkungan yang tidak secara sengaja dikontrol atau diatur sehingga pengamat/peneliti
tidak memiliki dampak terhadap obyek penelitian. Walaupun demikian, panduan
penerapan etika penelitian dalam ilmu sosial melarang penggunaan metode
observasi tersembunyi ini. Penulis berpendapat bahwa consent atau persetujuan
bahwa individu-individu dilibatkan dalam sebuah penelitian adalah sebuah
keharusan. Untuk memberikan consent tersebut, maka obyek dan subyek penelitian
harus memahami bahwa mereka menjadi bagaian yang diteliti. Dengan demikian
memang observasi tersembunyi ini menjadi tidak lagi tepat.
4. Observasi Langsung (Direct
Observation)
Observasi
langsung atau direct observation pandangan empiricism merupakan cara yang
paling tepat untuk mengukur realitas dan menghasilkan kebenaran pengetahuan di
dunia ini (Bhattacharya dalam Given 2008). Menurut penulis, metode observasi
langsung ini adalah metode yang sesuai dengan etika penelitian ilmu-ilmu sosial
karena sejak awal, peneliti harus secara transparan membuka identitas
pribadinya, peran peneliti dalam pekerjaan pengamatan tersebut, dan tujuan dari
penelitian. Untuk menjamin transparansi penelitian tersebut, peneliti dapat
membuat sebuah website yang dapat diakses oleh umum untuk menjelaskan secara
detail tentang tujuan dari penelitian tersebut. Persetujuan atau consent dari
subyek individu yang diamati harus selalu ada. Sehingga ketika membuat analisa
data-data hasil pengamatan, identitas asli harus dihilangkan atau disamarkan
untuk menjamin kerahasiaan individu. Salah satu tantangan terbesar dalam
observasi langsung adalah ketika partisipan menolak keberadaan peneliti dalam
studi etnografi, terutama apabila partisipan telah menjadi subyek dan obyek
penelitian yang terus menerus. Salah satu cara untuk menghadapi penolakan
adalah dengan melibatkan diri secara mendalam dalam lingkungan partisipan.
Untuk itu, etnografer harus hidup dan bekerja dalam lingkungan partisipan
minimal selama 6 bulan atau lebih. Dengan demikian pemahaman dapat dicapai dan
memudahkan etnografer sebagai peneliti untuk memahami fenomena-fenomena yang
diteliti.
5. Observasi Naturalistik
(Naturalistic Observation)
McKechnie
dalam Given (2008, p. 550-551) menjelaskan bahwa observasi nauralistik
bertujuan untuk menemukan deskripsi yang sangat kaya dan otentik dari setiap
perilaku dan kepentingan yang terdapat dalam sebuah seting penelitian. Dengan
demikian, karakter utama dari observasi naturalistik adalah peneliti sama
sekali tidak memanipulasi seting penelitian dengan cara apapun dan tidak ada
batasan apapun dari hasil penelitian. Artinya yang bermakna dan bernilai
sebagai data dari hasil observasi naturalistik hanyalah dari sudut pandang
partisipan sehingga setiap perkatan partisipan tentang pemahaman partisipan
terhadap sebuah peristiwa atau aktivitas adalah hal yang penting.
Peneliti dalam
observasi naturalistik berusaha untuk tidak menganggu seting penelitian
(unobstrusive) namun di sisi lain terus berupaya untuk mendapatkan data dengan
cara mendekatkan diri terhadap sumber-sumber data. Hal yang unggul dari
observasi naturlistik adalah kemampuan metode ini untuk membantu peneliti
mendapatkan data yang nyata (real) yang sungguh terjadi dalam seting penelitian
tersebut, dan tindakan-tindakan nyata dari para partisipan dalam seting
penelitian yang natural tanpa manipulasi. Keunggulan lain dari observasi
naturalistik adalah kemampuan metode ini untuk melakukan eksplorasi mendalam
terhadap fenomena-fenomena yang kompleks yang tidak mudah untuk diamati atau
diteliti apabila menggunakan metode yang lain seperti survei atau eksperimen
lapangan (field experiments).
Kelemahan utama dari metode ini adalah potensi
yang ditimbulkan dari efek pangamat (observer effect) yang dapat mengarah pada
bias data. Namun kelemahan tersebut dapat dikurangi dengan cara menggunakan
pengamat ganda atau pengamat jamak (lebih dari dua pengamat). Metode ini tidak.
Daftar Pustaka
Bhattachary, Himika., ‗Empirical Research‘ dalam Given, Lisa M. (2008).
The Sage Encyclopedia of Qualitative Research Methods Volume 1 dan 2. Sage
Publication.
Tedlock, B. (1991). From participant observation to the observation of
participation: The emergence of narrative ethnography. Journal of
Anthropological Research, 41, 69–94.
McKechnie Lynne
E. F.‘Naturalistic Observation‘ dalam Given, Lisa M. (2008). The Sage
Encyclopedia of Qualitative Research Methods Volume 1 dan 2. Sage Publication
McKechnie Lynne
E. F.‘Naturalistic Observation‘ dalam Given, Lisa M. (2008). The Sage
Encyclopedia of Qualitative Research Methods Volume 1 dan 2. Sage Publication.
Williams, J.
Patrick. ‗Non Participant Observation‘ dalam Given, Lisa M. (2008). The Sage
Encyclopedia of Qualitative Research Methods Volume 1 dan 2. Sage Publication.
Komentar